Sunday, July 12, 2020

Leadership Lessons of The Navy Seals

Kepemimpinan Bisnis ala Navy Seal


Oleh : Jeff Cannon dan LT. Cmdr. Jon Cannon

Penerbit : Andi Yogjakarta, 2003
Tebal : 255 halaman


Peleton SEAL menerapkan taktik kepemimpinan yang berfokus pada efektivitas pengambilan keputusan dan  sukses melaksanakan operasinya.

Pada era 1990-an, ada trend dalam berbisnis dimana para manajer menerapkan lean atau ramping sebagai semboyan bisnis, sehingga terjadi gelombang pemecatan besar-besaran. Dengan harapan ekonomi mampu berekspansi sehingga makin banyak kebutuhan akan pekerja yang berkualitas.

Efisiensi menentukan kesuksesan, rampingkan organisasi sehingga tidak memberikan tempat bagi segala sesuatu yang memang tidak diperlukkan, mulai dari gunakan orang yang tepat, alat yang tepat.

Efektivitas jangka pendek jika perlu dikorbankan demi efektivitas jangka panjang. Karena tujuan jangka panjang adalah prioritas utama dan menjadi pondasi organisasi. Untuk itu selalu lakukan evaluasi terhadap kesinambungan relevansi, ketepatan dan kearifan tujuan jangka panjang.

Tiap misi mempunyai tujuan yang baik, sehingga bisa dijadikan panduan yang jelas dan ukuran yang akurat untuk menilai tingkat keberhasilannya.

Tidak ada misi tanpa resiko.

Untuk itu perlu tim yang bagus, jika kita membentuk tim tanpa perencanaan matang, maka artinya kita tidak memperhitungkan kendala yang mungkin muncul.

Mengelola tim bukan sekedar hujan perintah, harus ada sistem agar perintah bisa berjalan efisien dan dilakukan oleh orang yang tepat.

Kesuksesan bisa kita peroleh dari kerja sama tim, bukan one man show.

Identifikasi problem, sehingga tim dapat mampu berfokus pada solusi yang tepat.

Brand management, harus mampu menganalisis kondisi pasar setelah menyadari bahwa pangsa pasar salah satu produknya telah berubah. Segera periksa, apakah karena pesaing banting harga, karena selera konsumen berubah, atau promo beli 2 gratis 1, dan lain-lain.

Namun, jangan sampai melakukan kesalahan yang sering terjadi, yaitu terlalu lama proses analisis informasi.

Tidak cukup waktu sempurna. Karena jika kita menunggu 100%, maka kesempatan akan lenyap. Tidak boleh ada keraguan meskipun keraguan akan selalu menyertai dalam setiap proses pemilihan. Ibarat dalam pertempuran, terlambat artinya mati.

Kemajuan teknologi akan selalu mengubah definisi perang, misalnya mulai dari pihak musuh punya alat komunikasi, logistik dan intelijen canggih, dan senjata yang mumpuni.

Pasar senantiasa berubah. Perubahan memang membuat orang tidak nyaman. Dan realitasnya kita tidak akan dapat menyenangkan semua orang. Perubahan adalah bagian dari bisnis. Perubahan adalah bagian dari keberhasilan.

Dalam tim penjualan, kita harus dapat mengatur tim dengan baik, karena ada anggota tim yang agresif dalam menjual, sehingga jika tidak diatur dapat menyingkirkan pesaing, sehingga ada anggota tim yang tidak kebagian, karena praktek kanibalisme. Hal ini menjadikan terjadinya pelanggaran batasan.

Untuk itu harus ada pemimpin. Yang mampu membuat keputusan sulit, harus ada orang yang berani disalahkan jika segalanya berubah berantakan.

Gagasan boleh bagus, teknologi boleh canggih, uang boleh banyak, tapi kualitas kepemimpinan juga sangat penting.

Menata standar tinggi bukan berarti menetapkan tujuan setinggi langit. Ibarat lari marathon, banyak orang yang bisa menempuh rute marathin, lalu berjalan santai lagi untuk jangka waktu yang lama. Kunci emasnya adalah aku tahu bahwa aku selalu mampu lebih baik daripada yang aku kira mampu lakukan.

Ada perbedaan antara bekerja hingga larut malam dengan bekerja hingga mati. Karena kita sebagai manusia perlu mencari hiburan. Karena selain pekerjaan, masih ada kehidupan lain di luar sana.

Takut? Begitulah seharusnya. Tanpa rasa takut kita tidak akan hidup.

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi

Judul : Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi Oleh : Gerald Corey Penerbit : Refika, 2003 Tebal : 434 halaman Psikoanalisis adalah ali...

Related Posts