Menang Melalui Manusia
Bagaimana Menciptakan Program Sumber Daya Manusia untuk Memenangkan Persaingan dan Keuntungan
Oleh : Sheila Cane (in association with the Europe Japan Centre)
Penerbit : Interaksara, 1998
Tebal : 276 halaman
Secara arti Kaizen lebih tepat diartikan sebagai peningkatan dan perbaikan.
Kaizen bukanlah konsep baru, namun menawarkan sesuatu yang baru untuk mencapai sasaran baru seperti kepuasan pelanggan, penjualan dan laba dengan menetapkan standar prestasi kerja dengan memfokuskan pada elemen manusia.
Organisasi yang berhasil adalah organisasi yang menanggapi dan menerima perubahan dengan cepat.
Sebuah ilustrasi contoh yang menggambarkan secara tepat Kaizen adalah misalnya sebuah pintu lemari yang mengayun dan terus mengayun terbuka. Analogi sikap barat untuk problem tersebut adalah meminta seseorang untuk menjaga agar pintu tetap tertutup atau kita sendiri yang menutupnya.
Sedangkan sikap Kaizen, adalah mencari alasan mengapa pintu terus terbuka dan segera menghilangkan penyebab tersebut.
Sehingga pendekatan Kaizen kontras dengan lompatan besar pada inovasi. Dalam Kaizen bagian yang penting adalah elemen kuantitatif. Sehingga Kaizen bukanlah jalan pintas.
Data yang cukup mengagetkan adalah bahwa 80% waktu dari manager Jepang digunakan untuk merencanakan, sedangkan manager Barat 80% waktu digunakan untuk bertindak.
Seorang pemimpin dalam rapat harus memastikan gar setiap orang memberikan sumbangan sehingga perlu kebijaksanaan dan pertanyaan terbuka. Di tempat ada kerusakan dalam komunikasi, bisa jadi disana terdapat sedikit komitmen pula pada tujuan organisasi. Tanpa pengertian yang jelas tentang tujuan, maka kita tidak akan memiliki tujuan untuk diusahakan, oleh karena itu tim perlu visi, dan visi tim harus mencerminkan visi perusahaan.
Tim perlu membuat catatan kegiatan tim sebagai cara yang bermanfaat untuk memonitor kemajuan evolusioner dari tim. Pemimpin tim juga harus fleksibel dan tanggap untuk mengatasi situasi yang selalu berubah. Terlalu fokus pada tugas, menekankan cara yang merusak tim, dapat berakibat tugas justru terbengkalai.
Tim yang sukses adalah tim yang memiliki semangat besar untuk mengatasi konflik. Membentuk tim yang sukses adalah dengan memperlihatkan kepada seluruh organisasi tentang apa yang bisa diraih. Kesadaran diri adalah faktor kunci. Anggota tim harus saling memberikan semangat.
Perselisihan yang terjadi secara teratur, maka diperlukan pemimpin tim yang menjadi fasilitator untuk menjadi perhatian tim. Ketegangan yang kreatif tidak perlu ditakutkan bahkan harus disambut dan digunakan secara konstruktif untuk membuat peningkatan dan mendorong inovasi.
Dalam buku ini juga diprediksi bahwa dengan era baru komunikasi, sehingga orang memungkinkan lebih banyak bekerja di rumah dengan bantuan teknologi. Untuk itu kita perlu menginvestasikan waktu agar tidak kehilangan kreativitas dan bakat sosial.