Saturday, October 24, 2020

Clear Teamwork dalam Bisnis

Leading and Managing Field Operation Team

Oleh : Ir. Fl. Titik Wijayanti, MM

Penerbit : PT Elex Media Komputindo, 2015

Tebal : 279 halaman


Filosofi perusahaan atau Corporate philosophy perusahaan harus dimiliki dalam menjalankan bisnisnya yang harus dimengerti oleh semua manajemen yang dibuat sejak perusahaan berdiri oleh founder perusahaan yang dibuat secara korporasi.

Filosofi perusahaan merupakan dasar kebijakan perusahaan yang digunakan untuk mengembangkan dan merancang pandangan mengenai hidup perusahaan. Filosofi perusahaan ini akan mempengaruhi perilaku dan gaya individu tiap personel perusahaan.

Filosofi perusahaan ini berbeda dengan visi dan misi. Namun visi dan misi ini harus mendukung filosofi perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kesuksesan sebuah perusahaan sangat bergantung pada kemampuan manajemen dalam membaca dan mengantisipasi perubahan.

Goal atau tujuan dari perusahaan yang akan dicapai haruslah yang dapat terukur baik secara kualitatif maupun kuantitatif, baik secara volume atau value, baik target konsumen maupun target penjualan.

Ada 3 karakteristik pemimpin versi Drucker, yaitu Head (kepandaian), Heart (kelapangan hati) dan Gut (keberanian mengambil keputusan dengan resiko terukur)

Marketing plan terdiri dari marketing strategy (segmentasi, targeting dan positioning) dan marketing mix 4P (product, price, promotion dan placement). Kesemuanya menjadi image perusahaan.

Promosi dibedakan menjadi 2, yaitu above the line (thematic) sebagai program jangka panjang dengan maksud brand building (membangun brand) sehingga produk kita menjadi Top of Mind dalam pikiran konsumen. Hal ini bisa dibangung misalnya dengan membuat film berdurasi 60 detik.

Sedangkan yang berikutnya below the line sebagai program jangka pendek, misalnya dengan program diskon, pemberian gimmick seperti kalender, gelas dan lainnya.

Kemampuan khusus yang harus dimiliki dalam teamwork adalah PKSA yaitu Passion (semangat), Knowledge (ilmu pengetahuan), Skill (keahlian) dan Ability (bakat).

Monday, October 19, 2020

Business Model Canvas

Business Model Canvas Penerapan di Indonesia

Oleh : Tim PPM Manajemen

Penerbit : PPM, 2012

Tebal : 262 halaman


Model bisnis adalah gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga mampu menciptakan nilai dan perusahaan dapat menghasilkan laba.

Konsep Business Model Canvas yang dibesut oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur menjadi trend oleh pebisnis, terlebih saat bisnis e-commerce merajalela, sehingga mengubah model bisnis lama yang rumit menjadi model bisnis baru yang sederhana, yang dapat ditampilkan dalam 1 kanvas.

Model bisnis tidaklah sama dengan strategi bisnis, jadi model bisnis harus ditentukan dan dirancang terlebih dahulu, baru kemudian kita susun strategi bisnis. Business Model Canvas juga bukan Business Plan, dimana Business Model Canvas menjelaskan bagaimana organisasi menghasilkan uang dan bagaimana organisasi menciptakan value. Dari Business Model tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah Business Plan yang lebih komprehensif, yang menjelaskan lingkungan luar organisasi, rencana Pemasaran, Produksi, Keuangan, SDM dan bagaimana pengorganisasian.

Dikarenakan Business Model Canvas merupakan proses berpikir strategis sehingga perancang Business Model Canvas jangan terlalu cepat masuk ke dalam detail.

Model bisnis diperlukan diantaranya sebagai berikut:

  1. agar perencana dan pengambilan keputusan dapat melihat hubungan logis, 
  2. membantu untuk menguji konsistensi antar komponen, 
  3. membantu menguji pasar dan asumsi yang digunakan,
  4. menunjukkan seberapa radikal perubahan yang terjadi atau yang dilakukan dan konsekuensinya.

Salah satu yang diutamakan dalam Business Model Canvas adalah value proposition atau proposisi nilai konsumen, yaitu nilai yang ditawarkan kepada konsumen yang dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan lebih cepat, lebih mudah, lebih murah, lebih nyaman dan lebih efektif.

Pada intinya memudahkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.

Hal ini bisa terjadi jika kita mempunyai distinctive competence atau kompetensi unik, yaitu proposisi nilai konsumen yang berbeda secara strategis.

Setidaknya ada 11 value proposition dalam Business Model Canvas, yaitu

  1. Newness (kebaruan)
  2. Performance (kinerja)
  3. Customization
  4. Getting the Job Done (penyelesaian pekerjaan)
  5. Design
  6. Brand / status
  7. Price
  8. Cost reduction
  9. Risk reduction
  10. Accessibility
  11. Convenience / usability (kenyamanan / kemudahan penggunaan)
Terakhir harus ingat pepatah rajin memanen lupa menanam. Maksudnya jangan sampai kita lupa memikirkan Business Model Canvas selanjutnya. Terutama apabila Business Model Canvas lama sudah tidak bisa dipanen dan menghasilkan profit, dikarenakan pesaing baru, teknologi baru.

Saturday, October 3, 2020

Take The Stairs

7 Langkah Menggapai Sukses Sejati

Oleh : Rory Vaden

Penerbit : PT Elex Media Komputindo, 2013

Tebal : 236 halaman

95% orang pada umumnya memilih menggunakan eskalator alih-alih pakai tangga. Begitu juga dalam hidup, banyak orang yang mencari jalan pintas untuk mencari kesuksesan dan kebahagiaan. Hal ini dapat menghancurkan kepercayaan diri, karena kita ingin menginginkan sesuatu hal atau bahkan segala hal tanpa perlu bekerja keras. Sikap mental eskalator di sekeliling kita senantiasa berfokus pada saat ini dan detik ini.

Junk food, apakah merupakan contoh jalan pintas atau bukan?

Ajang American Idol, apakah merupakan contoh jalan pintas atau bukan?

Ciri orang sukses adalah mereka melakukan hal yang tidak disukai, yang tidak mudah dan tidak biasa. Kerja keras adalah kuncinya, tidak ada pengganti untuk kerja keras, tepatnya 10.000 jam kerja keras. Rahasia sukses ini berkaitan dengan action ketimbang attraction.

Hukum aksi atau Action, menyatakan bahwa apapun yang kita katakan bahwa kita meyakininya, keyakinan kita yang sebenarnya terungkap melalui tindakan kita. 

Hukum Tarik Menarik atau Law Attaction, yang intinya bahwa kekuatan yang memberikan hasil yang luar biasa, jika kita berfokus dan menjaga pikiran kita dengan menggunakan pendekatan "Take The Stairs".

Menaiki tangga merupakan masalah mentalitas. Memang jika kita naik 1 tangga tidak akan membuat perbedaan yang nyata, namun jika ini menjadi kebiasaan sehari-hari maka akan menjadi perubahan yang significan.

Sukses bukanlah merupakan 1 keputusan besar, melainkan merupakan kumpulan keseluruhan keputusan kecil yang terkesan sepele yang dilakukan dengan konsisten.

Penelitian menarik bahwa rata-rata karyawan menyia-nyiakan waktu 2,09 jam setiap hari untuk aktivitas yang tidak berkaitan dengan pekerjaan. Penundaan ini merupakan sikap penghindaraan kreatif yang tidak kita sadari, tidak kentara dan tidak kasat mata. Menjadikan kita menjadi tidak efektif meskipun efisien.

Terlepas kita sebut sebagai cita-cita, tujuan atau visi, inti yang penting adalah kita harus memiliki, bahkan tidak hanya sekedar memiliki, kita juga harus mengembangkan. Mengembangkan visi, bukanlah latihan akademis, juga bukan bagian dari rencana bisnis, atau bisa kita sebut sebagai visioneering, vision (visi) dan engineering (rekayasa).

Tulislah visi, perlualah visi, karena visi menjadi gambaran mental yang menginspirasi yang memicu kita untuk bertindak, menjadikan kita punya daya tahan dan intensitas fokus.

Tidak lupa, kita harus mempunyai jadwal untuk memastikan kita memenuhi semua komitmen kita. Kenapa kita harus punya jadwal? Karena kita tentunya mempunyai kegiatan dan aktivitas layaknya "batu-batu" yang tidak bisa dipindahkan.

Beberapa daftar yang menjadi prioritas adalah

  1. Iman
  2. Keluarga
  3. Kebugaran
  4. Karier
  5. Keuangan
  6. Rekreasi

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

Featured Post

Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi

Judul : Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi Oleh : Gerald Corey Penerbit : Refika, 2003 Tebal : 434 halaman Psikoanalisis adalah ali...

Related Posts