Cerita seorang Alumnus Hubungan Internasional dan Teman-temannya
Oleh : Agung Setiyo Wibowo
Penerbit : Pustakapedia, 2016
Tebal : 138 halaman
Buku ini merupakan petunjuk yang dinanti bagi anak yang akan lulus dari bangku SMA, yang hendak melanjutkan ke jenjang bangku kuliah. Bagi yang telah memilah dan memilih berdasarkan minat, bakat, kepribadian, motivasi diri dan cita-cita, pasti bukan hal yang sulit.
Tapi bagaimana bagi yang masih galau.
Berdasarkan survei "Panduan Memilih Perguruan Tinggi" pada tahun 2016, jurusan Hubungan Internasional berada di urutan ke-9 dari 12 jurusan favorit. Dimana nomor 1 adalah Teknik Informatika, kemudian Teknik Industri di peringkat ke-11.
Beberapa anak yang memilih jurusan Hubungan Internasional adalah ingin menjadi Diplomat, ingin berkeliling dunia, ingin mempromosikan kuliner, kesenian serta budaya, ingin menjadi wartawan atau penulis, ingin menjadi aktivis sosial.
Dalam kampus Hubungan Internasional nanti kita akan belajar mengenai Sosiologi, Antropologi, Filsafat, Ekonomi Politik, Hukum Internasional dan Komunikasi Internasional. Sehingga akan sangat cocok bagi mahasiswa Hubungan Internasional yang aktif dalam Himpunan Jurusan, Senat Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa atau organisasi dan komunitas lainnya.
Tokoh besar alumunus mahasiswa Hubungan Internasional diantaranya Bima Arya (Walikota Bogor), Dewi Lestari (penyanyi dan penulis), Sarah Azhari, Ashanty, Giring Ganesha, Luna Maya, Teuku Wisnu dan Ali Masykur Musa (anggota BPK dan DPR RI) yang lulus dari Hubungan Internasional Universitas Indonesia.
Untuk lulusan Hubungan Internasional tidak lengkap rasanya jika tidak menyebutkan Retno Lestari Priansari Marsudi, atau yang lebih kita kenal Bu Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Perempuan Pertama di Indonesia. Beliau merupakan lulusan Hubungan Internasional dari kampus Universitas Gajah Mada.
Dan satu lagi ahli diplomat yang sangat handal di Republik Indonesia, yaitu bapak Dino Pati Djalal. Semuanya dimulai beliau di Kementerian Luar Negeri hingga kemudian menjadi Duta Besar Republik Indonesia dan bahkan kemudian ditunjuk menjadi Juru Bicara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Terlihat, dari para alumnus diatas bahwa lulusan Hubungan Internasional harus pintar dalam mengasah kemampuan dalam menulis dan berbicara. Selain itu saat menjadi mahasiswa manfaatkan dan sempatkan waktu untuk magang sehingga kita bisa mengasah kemampuan keterampilan.
Terakhir yang ingin saya kutip dari buku ini yang sangat saya setuju sekali yaitu di Bab Epilog halaman 133, yaitu bahwa IQ mungkin bisa menjadi penolong untuk menjadi juara di kelas, namun di dunia kerja hingga menapaki di posisi tinggi, yang cukup berperan adalah keterampilan komunikasi, kepemimpinan, manajerial, solving problem, integritas dan karakter.