Injil Judas
Oleh : Rodolphe Kasser, Marvin Meyer dan Gregor Wurst
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2006
Tebal : 219 halaman
"The Gospel of Judas" (Injil Judas) adalah sebuah buku yang mengupas isi dari naskah kuno yang ditemukan pada tahun 1970-an, yang disebut sebagai "Injil Judas." Buku ini ditulis oleh Rodolphe Kasser, Marvin Meyer, dan Gregor Wurst.
Buku membuka dengan konteks sejarah mengenai penemuan naskah Injil Judas pada tahun 1970-an di Mesir. Ini membawa pembaca ke zaman Kekristenan awal dan kontroversi seputar tokoh Yudas Iskariot.
Buku membuka dengan konteks sejarah mengenai penemuan naskah Injil Judas pada tahun 1970-an di Mesir. Ini membawa pembaca ke zaman Kekristenan awal dan kontroversi seputar tokoh Yudas Iskariot.
Penemuan naskah Injil Judas pada tahun 1970-an di Mesir adalah sebuah peristiwa arkeologi dan sejarah yang signifikan di daerah yang dikenal sebagai Chenoboskion.
Naskah tersebut diyakini sebagai salah satu Injil yang telah lama hilang, yang kemudian dikenal sebagai Injil Judas. Buku menjelaskan bahwa naskah ini pertama kali ditemukan oleh petani lokal di daerah tersebut. Naskah tersebut kemudian diperoleh oleh seorang penjelajah dan kolektor antik bernama Frieda Nussberger-Tchacos pada tahun 1980-an.
Setelah ditemukan, naskah tersebut mengalami proses restorasi dan konservasi yang rumit karena kondisinya yang rapuh dan kerapuhan kertas yang digunakan. Para ahli kemudian memulai penelitian untuk memahami isi naskah dan menentukan sejarah serta keautentikan.
Buku ini memberikan pandangan alternatif terhadap peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dan peran Yudas Iskariot, sehingga memberikan perspektif unik terhadap peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus dan hubungannya dengan murid-muridnya. Naskah ini memberikan pandangan alternatif terhadap peran Yudas Iskariot.
Injil Judas dikenal karena memaparkan Yudas sebagai seseorang yang dipilih oleh Yesus untuk melaksanakan peran pengkhianat demi memenuhi rencana penyelamatan.
Injil Markus selesai disusun menjelang tahun 70. Lalu sepuluh tahunan Matius menyunting kembali Injil Markus dengan memakai kumpulan-kumpulan kata-kata Yesus yang kiranya belum sempat dipakai Markus. Begitu juga halnya dengan penulis Injil Lukas pada waktu bersamaan namun memakai kerangka berbeda dengan yang dipakai oleh Matius. Baru pada pada abad 1 mulai disusun Injil Yohanes dengan bahan-bahan yang melengkapi ketiga Injil sebelumnya.
Lalu setelah bertahun-tahun gurun pasir di Mesir yang menyimpan harta karun kemudian memunculkan peninggalan Injil Yudas. maksudnya Yudas Iskariot. Setelah sebelumnya hilang selama 1600 tahun atau bahkan lebih.
Berdasarkan analisis karbon-14 yang dilakukan oleh A.J Timothy Jull dari University of Arizona bahwa kodeks ini berasal sekitar kuartal terakhir dari abad ketiga (tambah kurang beberapa dekade).
Ada beberapa nama Yudas, yang pertama adalah Yudas saudara Yesus dan yang satunya adalah muridnya, yaitu Yudas Iskariot. Kemungkinan Iskariot ini merupakan nama suatu desa di Yudea yaitu Kerioth (Ish-Kerioth).
Injil Yudas yang ditemukan adalah kodeks di atas lembaran papirus yang ditulis dalam bahasa Kopt. Kodeks ini disebut dengan Kodeks Tchacos atau juga disebut dengan Kodeks Yudas.
Salinan Injil Yudas ini berasal dari akhir abad ketiga yakni sekitar tahun 280 yaitu 250 tahun setelah Yesus wafat.
Penulis membahas berbagai interpretasi yang muncul dari Injil Judas, serta kontroversi seputar keabsahan dan keakuratan naskah ini. Mereka mengeksplorasi dampaknya terhadap pemahaman kita tentang sejarah Kekristenan.
Buku menyelidiki signifikansi teologis dari Injil Judas dan dampaknya terhadap pandangan tradisional tentang tokoh Yudas dan pengkhianatannya terhadap Yesus.
Penulis membahas relevansi Injil Judas dalam konteks kekristenan modern dan bagaimana pemahaman baru ini dapat memengaruhi pandangan kita terhadap cerita keagamaan yang telah ada selama berabad-abad.
Injil Judas dimulai dengan percakapan antara Yesus dan murid-muridnya. Yesus menyampaikan pemahaman yang berbeda mengenai keilahian dan misi-Nya. Injil Judas menyatakan bahwa Yudas Iskariot dipilih oleh Yesus untuk melaksanakan tugas penting, yaitu pengkhianatan.
Tugas ini dilihat sebagai bagian dari rencana penyelamatan yang lebih besar. Injil Judas menafsirkan peran Yudas sebagai sesuatu yang mulia, di mana Yesus memerlukan seseorang untuk menghancurkan tubuh fisik-Nya agar roh-Nya dapat melepaskan diri.
Injil Judas mengajarkan pandangan bahwa dunia fisik ini terkait dengan kejahatan dan materi, dan pembebasan roh memerlukan pemisahan dari materi. Buku ini mencakup percakapan antara Yesus dan Yudas, yang memberikan wawasan tentang pemahaman spiritual dan keilahian menurut Injil Judas.
Injil Judas menunjukkan pertentangan dengan ajaran dan pandangan yang menjadi standar dalam Kekristenan ortodoks, terutama pandangan negatif terhadap Yudas Iskariot. Buku ini membahas aspek-aspek teologis dan filosofis dari pandangan yang diungkapkan dalam Injil Judas, termasuk pemahaman mengenai keilahian dan pembebasan roh.
Seiring dengan merinci isi naskah, buku ini membahas kontroversi dan interpretasi yang muncul dari Injil Judas, serta dampaknya terhadap pemahaman kita tentang sejarah Kekristenan.