Oleh : Dale Carnegie
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2015
Tebal : 321 halaman
Seni komunikasi adalah bahasa kepemimpinan. Sehingga kita perlu mempunyai kemampuan ketepatan dalam komunikasi, karena hal tersebut sangat penting sebab kata yang salah atau salah dimenngerti bisa menimbulkan bencana.
Komunikasi merupakan manifesi dari pikiran, niat dan kesimpulan tentang orang disekitar kita.
Terdapat 2 level pengaruh, yaitu
1. Orang mengikuti kita karena apa yang kita lakukan kepada mereka
2. Orang mengikuti kita karena siapa diri kita
Prinsip dasar komunikasi adalah
1. Jangan mengkritik
2. Jangan mengutuk
3. Jangan mengeluh
Dalam buku ini juga diceritakan kisah kebesaran hati Presiden Abraham Lincoln yang kecewa kepada Jenderal George Meade karena kaburnya Jenderal Robert E. Lee pada perang Gettysburg, namun alih-alih Lincoln mengkritik dan menghukum Meade, Lincoln memilih dan mempertahankan bahkan meningkatkan wibawanya yang kemudian menjadi kekuatan untuk kebaikan sipil kotanya.
Lincoln tahu kapan menutup mulut dan kapan membuka mulut.
Saat kita mencoba sebuah kritik untuk melakukan perubahan, sebenarnya kita telah membuat 2 langkah mundur. Karena pihak yang dikritik akan defensif dan skeptis, sehingga kritik kita dapat menjadi bumerang yang kembali ke kita sendiri.
Untuk kita harus
1. Mempunyai semangat untuk menyemangati dan menasihati, bukan semangat untuk membantah
2. Lawan keinginan untuk menjelek-jelekkan orang lain
3. Buat pesan kita menjadi berarti
4. Tenangkan diri kita saat berkomunikasi
Saat membuat keputusan dari 2 pilihan, pilihlah jalan yang lebih memberikan pengaruh yaitu yang menjunjung tinggi martabat manusia.
Dalam berinteraksi kita harus mampu memberikan penguatan kebaikan dibandingkan pujian kepada orang lain. Penguatan kebaikan membutuhkan pengamatan khusus kepada orang lain sehingga orang lain akan merasa dirinya penting.
Jadi jika kita ingin merubah seseorang mulailah dengan mengingat kembali kebaikan akan kepribadiannya agar sesuatu dalam dirinya bangkit dibandingkan kita mengkritik dengan menunjukkan kesalahan-kesalahannya berulang kali.
Untuk mempengaruhi orang lain bertindak, pertama-tama kita harus mengetahui keinginan dari orang lain. Sebuah analoginya adalah kesulitan seseorang saat menarik sapi untuk dimasukkan kekandang. Orang lain yang bijak mengetahui bahwa sapi tadi sedang makan rumput, sehingga tidak mau ditarik, lalu dia memberikan makanan dengan tangannya ke mulut sapi sambil menuntun masuk kedalam kandang.
Dari kisah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
1. Pengaruh membutuhkan intuisi dibandingkan intelektualitas
2. Pengaruh membutuhkan tangan yang lembut
Siapa yang merendahkan diri seperti padi maka akan diagungkan, sedangkan siapa yang membesarkan diri sendiri maka akan direndahkan oleh orang lain, karena akan mempunyai sedikti teman sejati dan pengaruhnya dangkal dan tidak tahan lama.
Tersenyum merupakan sinyal bahwa kita bahagia bersama orang lain, sehingga orang lain pun dapat bahagia saat berinteraksi dengan kita. Untuk itu di dunia digital diciptakan emoji atau emoticon untuk mengklarifikasi pesan yang kita sampaikan.
Menyimak perkataan orang lain merupakan kekuatan untuk mengubah hati dan pikiran sehingga kita dapat mengerti kemauan orang lain. Sebuah contoh yang amat tepat adalah saat Dave Caroll, seorang musisi, yang komplain karena seorang pegawai United Airlines melempar gitarnya yang seharga $ 3.500 dan perlu biaya $1.200 untuk memperbaiki gitarnya.
Namun United Airlines kurang menyima dengan baik permintaan dan komplain dari Dave Caroll. Sehingga Dave Caroll membuat lagu pada tahun 2009, dengan judul "United Breaks Guitars", dia mengharapkan jika United Airlines tidak mau menyimak, maka pendengar musiknya mau mendengarnya.
Dave Caroll mengharapkan setidak-tidaknya ada 1 juta pendengar musiknya di Youtube dalam waktu 1 tahun, tapi ternyata hanya dalam waktu 2 minggu setelah diupload, sudah terdapat 4 juta yang mendengarnya.
Hal tersebut menyebabkan saham United Airlines turun 10% dan mengalami kerugiana $180.000.000 atau setara dengan 51.000 gitar milik Dave Caroll.
Aturan emas di sejarah manusia adalah "Jangan lakukan sesuatu yang tidak ingin kita terima dari orang lain", atau dalam kata lain "Perlakukanlah orang lain seperti kita ingin diperlakukan oleh mereka".
Aturan emas diatas diajarkan oleh Zoroaster pada 2500 tahun yang lalu di Persia, diajarkan pula oleh Konfusius di China pada 2400 tahun yang lalu, juga diajarkan oleh Budha di Sungai Gangga dan oleh Nabi Isa atau Yesus.
Komunikasi adalah masalah penyampaian. Dalam sebuah perselisihan sebenarnya perbedaan yang ada hanyalah tipis dibandingkan yang kita pikirkan sehingga negosiasi merupakan hal yang lebih produktif.
Dibalik keyakinan bahwa orang lain yang salah, dibaliknya tersirat bahwa kita tidak ingin ditolak. Lebih baik selalu menghindari sudut yang berbahaya dengn menyelamatkan orang lain dari rasa malu. Karena orang yang bersalah tersebut akan memusuhi kita.
Selalu gunakan pendekatan diplomatis, karena bisa jadi kita salah dan ada kemungkinan orang lain benar, karena tidak kebenaran yang mutlak dan tidak ada orang yang salah 100%.
Kebaikan hati dan keramahan selalu lebih kuat dibandingkan amarah dan pemaksaan. Sebuah analogi yang cocok adalah saat matahari dan angin berkompetisi untuk berlomba siapa yang mampu melepaskan jaket yang dipakai oleh orang. Pertama angin bertiup sekencang-kencangnya, yang terjadi adalah orang tersebut memegangi jaket sekuat-kuatnya. Lalu angin menyerah.
Setelah itu matahari yang sebelumnya bersembunyi dibalik awan lalu keluar dan menyinari bumi dengan hangat, lalu orang tersebut sambil menyeka mukanya lalu melepaskan jaketnya.
Dalam hal ini kita lebih baik mempengaruhi orang dengan cara kita keterlibatan sebagai level yang lebih tinggi dengan menyentuh nilai inti seseorang dibandingkan dengan cara membangkitkan minat orang dengan berbagai cara.
Kesuksesan adalah mengenai kemitraan dan kemajuan. Karena itu jika kita melihat acara penghargaan Oscar atau Music Award, maka sang pemenang akan mengucapkan pidato dengan menyebutkan orang-orang yang ikut serta dibalik kesuksesan sang pemenang.
Empati adalah kekuatan dengan kemurahan hati dan pengertian sehingga dapat menjadi kemakmuran dalam hubungan manusia, dimana terdapat faktor yang mempengaruhinya, yaitu
1. Kehidupan kita saat kecil hingga dewasa
2. Keyakinan kita
3. Status ekonomi dan karier kita
Kompetisi merupakan sarana yang diperlukan untuk menuju yang terbaik, karena tantangan dan rintangan merupakan cara yang terbaik untuk membangkitkan sisi terbaik dari kita. Tantangan yang mengispirasi yang terkenal adalah Teddy Roosevelt, yang masa kecilnya sakit-sakitan, lalu sang ayah memberikan tantangan bahwasanya Roosevelt memiliki otak yang jenius, tapi tanpa tubuh yang sehat maka otak tidak akan bekerja maksimal.
Akhirnya Roosevelt berlatih dengan keras sehingga mempunyai tubuh yang sehat dan kuat hingga mampu terjun ke sungai yang dingin dan mampu mendaki 7 gunung yang tinggi. Karena pada dasarnya orang tidak ingin direndahkan, tapi senantiasa ingin ditinggikan, karena visinya diangkat maka itu adalah tantangan bagi mereka.
Otak kita sering sibuk akan hal perilaku negatif, sehingga kita frustasi dengan keadaan yang ada, hal ini dapat membentuk persepsi kita akan realitas. Saat kita akan mengkritik orang lain, kita awali terlebih dahulu dengan pujian, berikutnya kita beri saran yang membangun dengan menggunakan kata penghubung "dan", jauhi penggunaan "tetapi".
Pada dasarnya manusia secara alami tidak suka diperintah, untuk itu kita sebagai pemimpin harus mampu manjadi katalisator agar semua menjadi merasa terlibat dengan melontarkan pertanyaan, sehingga akan memancing kreativitas dan inovasi serta memberikan perubahan semangat dalam memecahkan masalah.
Pujian dan semangat merupakan motivasi terbaik untuk meningkatkan potensi yang ada dan untuk mengatasi tantangan dan rintangan. Karena secara alami manusia ingin diberi apresiasi dan merasa penting. Caranya adalah dengan menunjukkan kemampuan orang tersebut sehingga nantinya akan mampun mencapai tujuan tersebut.
#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku