Oleh : Dwi Suwiknyo
Penerbit : PT Elex Media Komputindo, 2017
Tebal : 120 halaman
Ada beberapa karyawan yang masih merasa miskin meskipun gajinya besar. Hal ini dikarenakan karyawan tersebut tidak dapat mengatur keuangan dimana pola pengaturan keuangan tergantung pada gaya hidup dan perilaku konsumsi.
Karena kitalah yang mengendalikan uang, bukan uang yang mengendalikan kita. Terlebih kita harus mampu mengelola uang gaji sebelum masa pensiun tiba. Untuk kita kita perlu mempunyai aset produktif.
Masa pensiun tiba saat usia 55 tahun atau setelah 25 tahun masa kerja. Jadi bagi kita yang masih dalam usia produktif, maka manfaatkanlah waktu sebaik-baiknya. Misalnya jika kita sekarang berusia 35 tahun, artinya usia produktif kita yang tersisa adalah 20 tahun.
Sebagai awal kita perlu melakukan pencatatan aset, harta dan utang sebagai neraca keuangan keluarga. Mulai dari utang yang masih harus dibayar, modal awal keluarga, nilai aset, uang kas, uang di bank, piutang yang masih belum ditagih, perhiasan, kendaraan dan rumah.
Sebagai pertimbangan, rasio maksimum hitang yang disarankan agar termasuk dalam kategori sehat adalah 30%, sehingga tidak mengganggu pengeluaran dan neraca keuangan keluarga.
Dari neraca keuangan tersebut lalu kita tentukan tujuan keuangan keluarga, jangan sampai kita tidak mempunyai tujuan, karena jika tidak mempunyai tujuan dan hanya mengandalkan seperti air mengalir saja, makan kita tidak akan beranjak kemana-mana.
Formula sederhana yang bisa dipakai adalah Y = C + S + I + P
Y = Pendapatan
C = Konsumsi
S = Saving atau tabungan
I = Investasi
Dari formula tersebut kemudian kita lakukan budgeting sehingga alokasi yang akan kita tentukan nantinya terukur sesuai dana yang dimiliki. Dalam mengelola keuangan kita harus pandai membedakan antara keinginan (want) dengan kebutuhan (need).
Untuk saving bisa digunakan cara dengan penyimpanan emas, selain dapat dicairkan kapan saja juga nilai yang tidak akan turun.
Yang tidak kalah penting adalah mengenai resiko yang dapat kita lakukan menjadi 5 cara, yaitu
- Risk avoidance, menghindari resiko
- Risk reduction, mengurangi resiko
- Risk retention, menahan resiko
- Risk sharing, membagi resiko
- Risk transfer, mengalihkan resiko misalnya asuransi konvensional
Uang kartal yaitu uang kertas dan uang logam yang beredar saat ini adalah mencapai 43% dari peredaran yang ada, hal ini dikarenakan cash handling yang terbilang mahal. Untuk itu kita perlu mendukung penggunaan uang non-tunai atau less cash society.
Uang non-tunai ini dibagi menjadi 2, yaitu paper based misalnya cek dan giro serta card-based misalnya kartu debit dan kartu kredit.