Batasan-batasan yang Dapat Kita Bayangkan dan Perusahaan Cerdas Mana yang Menggunakannya
Oleh : Cynthia Barton Rabe
Penerbit : PT Elex Media Komputindo, 2014
Tebal : 266 halaman
Buku yang akan mendobrak pola pikir dan paradigma kita mengenai inovasi. Dimana menurut buku ini inovasi berlawanan dengan tingkat keahlian seseorang terhadap bidang yang akan menjadi ladang inovasi.
Bahkan inovasi tidak hanya berlawanan dengan tingkat keahlian, namun juga berlawanan dengan tingkat pendidikan. Hal ini dikarenakan pendidikan formal akan mencetak individu dengan doktrin yang diberikan HANYA menjadi ahli dalam suatu bidang.
Kita ambil contoh saja Wright bersaudara yang menemukan pesawat, dimana notabene mereka hanyalah seorang pembuat sepeda biasa dengan hanya mengantongi ijazah menengah. Contoh lain adalah Bill Gates dan Steve Jobs serta pendahulunya yaitu Thomas Alva Edison yang hanya memiliki pendidikan formal yang tidak tinggi.
Sehingga dapat didefinisikan bahwa inovasi adalah penyeimbang antara keahlian dan pikiran seseorang.
Lalu apa itu inovasi?
Dalam buku ini, inovasi didefinisikan sebagai penerapan sebuah ide yang dapat memberikan manfaat berharga sebagai suatu kemajuan, dimana ide tersebut tidak mutlak sesuatu yang besar, namun perubahan yang tampak sederhana pun dapat memiliki dampak yang besar.
Pada umumnya orang yang disebut dengan ahli biasanya membuat keputusan dengan menyelaraskan diri dengan atasan sehingga action yang diambil merupakan metode yang sudah biasa dan dikenal umum.
Kita ambil contoh misalnya Steve Jobs dengan iMac atau komputer Apple yang menabrak segala pakem dan standar yang ada, sehingga menciptakan standar sendiri yang baru. Semua itu bisa diraih jika kita memiliki individu atau tim yang dapat meloloskan dari beban yang telah kita ketahui, atau disebut dengan Zero-Gravity Thinker.
Memang benar bahwasanya seorang ilmuwan atau penemu bukanlah seorang yang paling berbakat, namun seorang ilmuwan atau penemu terkadang hanyalah seorang yang punya rasa ingin tahu paling tinggi.
Salah satu cara untuk mendapatkan Zero-Gravity Thinker adalah dengan merekrut pemikir yang berbeda. Namun jangan menjadi permanen, karena setelah dalam jangka waktu yang lama para pemikir ini akan berubah dan tidak lagi menjadi pemikir yang berbeda.
Dicontohkan dalam buku ini adalah seorang ahli marketing suatu perusahaan yang menjual lampu senter, namun ahli marketing ini bukanlah seorang ahli lampu senter. Sehingga idenya untuk membuat lampu senter dengan warna pink dan hijau pastel dipandang sebelah mata. Namun setelah dipasarkan ternyata kaum hawa menyerbu dan membeli lampu senter ini, tidak hanya 1 buah namun 2 bahkan 3 buah.
Dahsyat penerapan hal tersebut, beberapa perusahaan mengaplikasikannya, yaitu dimana karyawan diberikan waktu luang untuk memikirkan hal lain yang diluar bidangnya. Misalnya perusahaan 3M yang memberikan waktu luang 15% bagi karyawannya. Begitu pula Google yang bahkan memberikan waktu 20% bagi karyawannya untuk melakukan proyek pribadi yang menarik namun tidak berhubungan dnegan pekerjaan mereka sendiri.
Belajar adalah sarana memperbarui diri, tanpa belajar kita akan terperangkap pada masa lalu
Saturday, September 10, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Featured Post
Related Posts
-
Oleh : Uken Junaedi, SE. Ak Penerbit : Dimensi Publisher, 2005 Tebal : 164 halaman Sering kita mengeluh tidak sejahtera, sering kit...
-
So Good They Can't Ignore You Oleh : Cal Newport Penerbit : PT Mizan Publika, 2016 Tebal : 261 halaman Teori umum yang berkem...
-
Oleh : Harun Iskandar Penerbit : ST Book, 2010 Tebal : 102 halaman Buku "Tumbuhkan Minat Kembangkan Bakat" adalah panduan ...
-
Penulis : Masyamul Huda Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta, 2006 Tebal : 311 halaman Biasanya aku beli buku, aku pilih yang kondisin...
-
Misteri Angka-Angka Dalam Berbagai Peradaban Kuno dan Tradisi Agama Islam, Yahudi dan Kristen Oleh : Annemarie Schimel Penerbit : Pu...
No comments:
Post a Comment