Saturday, February 27, 2016

Ultimate Selling

18 Kunci Kesuksesan Menuju Penghasilan Tanpa Batas


Oleh : Debbie Nathalia

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2015
Tebal : 247 halaman



Perlu kita menganalisa diri, dimana posisi kuadran kita. Yaitu kuadran 1 (open), kuadran 2 (blind), kuadran 3 (hidden), kuadran 4 (unknown).

Kuadran 4 (unknown), yaitu sesuatu TIDAK yang diketahui oleh kita dan orang lain.
Kuadran 3 (hidden), yaitu sesuatu yang kita ketahui, tapi orang lain TIDAK.
Kuadran 2 (blind), yaitu sesuatu yang TIDAK kita ketahui, tapi orang lain tidak.
Kuadran 1 (open), yaitu sesuatu yang diketahui oleh kita dan orang lain.

Penting bagi kita untuk menciptakan suatu visualisasi kreatif di benak dan kepala kita. Hal ini dikarenakan otak manusia dan sistem syaraf dapat direkayasa oleh masalah dan tantangan yang ada di lingkungan kita. Sehingga manusia dapat bereaksi terhadap apa yang dipikirkan, dipercayai dan divisualisasikan.

Contoh tokoh yang melakukan tips diatas adalah pemilik hotel Hilton, yaitu Conrad Hilton. Conrad Hilton selalu membayangkan dan mengkhayal terlebih dulu sebelum membeli properti usang lalu menyulapnya menjadi hotel kelas satu berdasarkan khayalannya dalam mengoperasikan hotel tersebut nantinya.

Visualisasi kreatif tersebut tidak dapat berjalan dengan instan, namun harus ditanamkan terus menerus dalam pikiran bawah sadar selama berhari-hari, berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Kemudian yang perlu dilakukan pula adalah penjualan diri, yaitu salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan media internet dengan membuat web pribadi yang berisikan profil dan prestasi pribadi. Dan yang kedua adalah dengan menulis dan menerbitkan buku. Dimana usaha yang paling efektif dalam membangun kredibilitas pribadi adalah dengan menulis dan menerbitkan buku. 

Saturday, February 20, 2016

Agility Bukan Singa yang Mengembik

Transformasi dalam Sunyi untuk Meraih Ketangkasan


Oleh : Rhenald Kasali

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2014
Tebal : 254 halaman


Paradigma baru dalam ekonomi sekarang adalah bukanlah siapa yang kuat, tapi siapa yang cepat maka dialah yang unggul dan mampu bersaing. Hal ini tercermin dalam perkembangan Aetropolis yaitu pengembangan bandara yang bukan hanya mengelola maskapai penerbangan dan penumpang belaka, namun juga kawasan industri, pergudangan, perkantoran dan lainnya.

Untuk itu harus dihindari struktur organisasi yang gemuk, namun sebisa mungkin adalah organisasi yang ramping dan simpel sehingga dapat berlari dengan cepat. Dengan ramping dan dapat berlari cepat maka kita akan menjadi tangkas. Ketangkasan merupakan modal dasar entrepeneurship yang sama pentingnya dengan leadership.

Fenomena banyaknya perusahaan besar yang tanpa disangka-sangka menjadi bangkrut dan kalah bersaing dimana pertumbuhannya mengikuti pola kurva Sigmoid yaitu dimana grafiknya menyerupai huruf S, mulanya perusahaan mengalami pertumbuhan pesat, lalu pertumbuhan mulai melambat terutama saat mencapai titik puncak.

Banyak study case yang ditulis dalam buku. Salah satu yang paling aku suka adalah kupas tuntas Kereta Api Indonesia yang berhasil melakukan transformasi. Transformasi tersebut meliputi :
  1. Jadwal kereta api yang lebih pasti
  2. Tidak ada kesulitan dalam membeli tiket
  3. Tidak ada penumpang duduk di atas gerbong
  4. Toilet di stasiun dan kereta tidak jorok dan bau
  5. Toilet kereta terdapat air dan sabun untuk cuci tangan
Bukti kesuksesan transformasi Kereta Api Indonesia adalah laporan untung rugi, yaitu sebagai berikut:
2008 : rugi -Rp 80 milyar
2009 : untung + Rp 153 milyar
2013 : untung + Rp 386 milyar

Sulitnya beberapa orang dan perusahaan melakukan perubahan dikarena cost dan benefit of change. Yaitu diantaranya yang termasuk cost adalah
  1. Rasa tidak nyaman
  2. Harus bekerja lebih lama
  3. Harus bekerja lebih keras
  4. Kehilangan jabatan dan insentif
  5. Harus lebih aktif
  6. Kenaikan gaji tertunda

Jarang ada yang melihat dari sisi benefit, yaitu misalnya
  1. Hidup menjadi lebih sehat
  2. Menjamin kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang
  3. Peluang menemukan bisnis baru
  4. Karier lebih berkembang
  5. Karyawan lebih sejahtera

Untuk perlu adanya burning platform, yaitu membongkar habis-habisan cara dan metode lama yang sebelumnya dilakukan. Salah satu contohnya adalah masalah yang berkaitan dengan ini adalah subsidi, dimana jika subsidi diberikan tanpa kesiapan dalam meningkatkan produktivitas maka yang terjadi malah sebaliknya yaitu justru memicu inflasi.

Selain kereta api, yang dibahas secara mendalam adalah mengenai industri pesawat. Semua berawal dari bencana setelah peristiwa 9/11 yang menyebabkan industri penerbangan di Amerika Serikat menurun drastis, sehingga banyak pesawat yang menganggur, sehingga terpaksa ditawarkan ke negara lain salah satunya Indonesia untuk disewakan dengan harga murah.

Dampaknya industri penerbangan di Indonesia meningkat tajam. Hal ini menyebabkan bandara tidak siap dan melebihi kapasitas dari bandara itu sendiri. Misalnya bandara Sukarno-Hatta, Cengkareng dimana kapasitas saat dirancang hanya untuk 21 juta penumpang saja, namun realisasi jumlah penumpang mencapai 62 juta penumpang. Contoh lain adalah bandara Juanda Surabaya di Sidoarjo, kapasitas saat dirancang hanyalah 4.1 juta penumpang, namun realisasi mencapai 13.8 juta. Dimana akhirnya bandara Juanda Surabaya mengembangkan Terminal 2 sehingga kapasitas bisa mencapai 14 juta penumpang.

Studi kasus yang terakhir yang saya ambil dari buku ini adalah penurunan market share yang terjadi dari perusahaan besar. Misalnya tahun 1960 arloji "made in Switzerland" merajai pasar dengan market share diatas 60%, tapi tahun 1980 market share menjadi hanya 15%. Lalu pada tahun 1970 Kodak dan Fuji merajai film roll, namun akhirnya mengalami penurunan yang drastis. Lalu HP Nokia yang sempat merajai dunia juga kini hampir habis ditelan oleh handphone yang lain.

Salah satu tips yang perlu dilakukan adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi biaya melalui operational excellence, yaitu dengan cara memilah proses mana yang perlu ditingkatkan dan proses mana yang perlu dipangkas.



#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

Sunday, February 14, 2016

Bosan Jadi Karyawan? Pensiun Yuk!


Oleh : Herry Putra

Penerbit : PT Elex Media Komputindo, 2012
Tebal : 144 halaman


Tips pertama bagi orang yang memutuskan untuk berbisnis adalah melipatgandakan kepercayaan diri dan menghilangkan penyakit excusitis atau penyakit mencari alasan.

Tips kedua adalah melakukan riset pasar. Tidak harus kita mempunyai data primer dalam mencari data riset pasar, kita bisa menggunakan data sekunder, misalnya seperti apa yang dilakukan oleh Dahlan Iskan saat akan memperluas jaringan dan ekspansi grup Jawa Pos. Yaitu dengan melihat langkah ekspansi yang dilakukan oleh bank swasta ternama untuk melihat potensi suatu daerah.

Diharapkan di Indonesia dapat mempunyai 4% pengusaha dari jumlah pekerja yang ada atau sekitar 4.4 juta pengusaha dari 116 juta pekerja yang ada. Namun nyatanya jumlah pengusaha Indonesia hanya 0.18% saja atau sekitar 400.000 pengusaha saja.

Bandingkan dengan negara tetangga Singapura, yang mempunyai 7% pengusaha dan negara Amerika Serikat yang mempunyai 11.5% pengusaha.

Lalu bagaimana cara menjaga agar kita dapat melanggengkan usaha kita? Seperti yang dikutip dari pernyataan dari Zig Ziglar, yaitu "Motivasi itu seperti mandi, Jika kita berhenti melakukannya maka Anda akan melempem lagi, seperti badan kita akan menjadi bau jika tidak mandi"

Tips bisnis dari Aristoteles Onassis :

  1. Jaga badanmu agar tetap sehat
  2. Jaga kulitmu agar tetap sehat
  3. Usahakan tetap tersenyum
  4. Jaga penampilanmu
  5. Jangan tidur terlalu banyak
  6. Makan secukupnya dan hindari makan enak
  7. Pilihlah teman yang dapat mendorong prestasimu
  8. Dengarlah orang lain

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

Sunday, February 7, 2016

Self Driving

Menjadi Driver atau Passenger?


Oleh : Rhenald Kasali, Ph.D

Penerbit : Mizan, 2014
Tebal : 270 halaman


Referensi yang kita dapat secara akedemisi yaitu sewaktu sekolah dan kuliah perlu kita hubungkan antara satu referensi dengan referensi yang lain (connecting the dots). Namun tidak serta merta di dunia kerja dan dunia nyata hanya membutuhkan referensi akademisi semata, ada hal lain yang perlu kita perhatikan.

Tiga hal yang perlu kita punya dalam diri kita secara seimbang, yaitu :
  1. Kompetensi (what you can do)
  2. Kecekatan (how agile you are)
  3. Perilaku (your attitude, your gesture)
Selain 3 hal diatas, ada 2 hal yang juga perlu kita imbangkan pula, yaitu :
  1. Logic (rasionalitas, analisi dan target)
  2. Hati (empati, kepedulian dan hubungan sosial)
Bagi kita yang mempunyai anak, hendaklah patut kita ingat dalam pengasuhan anak janganlah berlebihan dalam men-servis dan memanjakan anak sehingga timbul rasa ketergantungan. Maklum semakin kesini, generasi baru Indonesia adalah generasi servis. Karena anak tidak akan menjadi pribadi yang merdeka, sehingga akan menjadi anak pengeluh yang selalu kembali ke sangkar induknya.

Anak-anak yang sedari kecil mendapatkan kemudahan maka akan cenderung memiliki fixed mindset. Fixed mindset adalah cara berpikir yang terbentuk dari segala kemudahan yang dia dapatkan. Sehingga mereka akan merasa takut jika melakukan kesalahan akibatnya mereka tidak mau mencoba hal-hal baru.

Ibaratnya burung dalam sangkar yang tidak mempunyai kemampuan berkelana maka tidak akan bisa terbang tinggi sehingga mereka akan kehilangan jiwa yang seutuhnya.

Untuk itu kita jangan sampai menjadi ayam yang mengutamakan hidup enak karena senatiasa diberi makan oleh empunya, namun pada akhirnya akan disembelih menjadi ayam goreng. Kita hendaknya meneladani seekor elang yang terbang tinggi dalam mencari mangsa. Elang ini bekerja keras dengan terbang merantau melatih kaki yang kuat dan mata yang tajam.

Dalam mengasuh anak, orang tua umumnya dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu yang pertama mengekang habis anaknya dengan dogma, agama dan sekolah sehingga melahirkan anak yang konservatif, sehingga anak akan kesulitan dalam hal membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi. Disisi lain ada orang tua yang mengasuh anak terlalu bebas dalam materi dan servis, sehingga akan membuat sang anak terlalu liberal atau bebas.

Persoalan manusia dalam menghadapi perubahan bukanlah dalam hal mengadopsi hal-hal baru, namun sulitnya mereka meninggalkan kebiasaan lama.

Only 2 percent of people think, 3 percent of people think they think and 95 percent of the people would rather die than think (George Bernard Shaw).

Dalam tumbuh dan kembang kita sebagai pemilik tubuh sebagai kendaraan pribadi perlu melatih fisik dan mental. Fisik atau kesehatan perlu dijaga agar bugar dan senantiasa sehat. Begitu pula mental yang perlu dilatih agar tangkas.

Dalam buku ini juga disebutkan nama Ahmad Dahlan yang sewaktu umur 15 tahun pergi haji dan tinggal di Makkah selama 5 tahun. Dan umur 35 tahun kembali pergi ke Makkah untuk mendalami ilmu dan gagasannya. Ahmad Dahlan merupakan seorang pelopor social entrepeneur dengan Muhamadiyah sebagai social entreprise.

Memorizing is not a good thinking. Menghafal bukanlah cara berpikir baik. Sehingga sebaiknya murid dan siswa belajar seperti seorang saintis dengan cara berpikir bukan dengan menghafal.

Sebagai manusia sebaiknya kita bersikap assertiveness yaitu menjadi manusia yang lugas yang artinya tegas namun tanpa menyakiti orang lain. Assertiveness bukan sekedar bahasa, melainkan juga perasaan dan kedewasaan, kepercayaan diri dan gesture.

Survey yang dilakukan oleh majalah The Economist, disebutkan bahwa 90% CEO yang sukses mempunyai faktor utama yaitu agility. Agility merupakan kelicahan kita sehingga kita terhindar dari belenggu-belenggu yang mengikat kaki dan tangan kita.

Dalam film The Last Samurai, menggambarkan bahwasanya manusia disiplin mampu mengalahkan pasukan yang diperlengkapi dengan persenjataan modern. Karena disiplin bukanlah sekedar rutinitas atau hal yang rutin atau sekedar ritual, namun lebih sebagai sebuah komitmen. Untuk itu perlu dicamkan The Power of Now.

Dalam management diri dan management waktu, kita perlu menerapkan 3D, yaitu
  1. Do it
  2. Delegate it
  3. Dump it
WIN atau What's Important Now merupakan prinsip yang perlu dimiliki oleh great leader, yaitu bagaimana kita mempunyai mental siap menang dan siap kalah dan sebuah kompetisi, karena pada dasarnya dalam perlombaan bukan mengenai soal menang dan kalah, tapi lebih kepada kehormatan diri dengan jujur dan dengan mengakui kemenangan orang lain.

Terdapat fase yang dinamakan dengan The Cage Lifed, yaitu dimana manusia merasa terkurung. Biasanya pada umur 30 hingga 40 tahun, individu akan bertanya, apakah memang hidupku sudah bahagia dengan apa yang sekarang aku lakukan. Sehingga manusia membutuhkan The Charged Life atau pemantik lentera jiwa

Kita mengetahui bahwa pisau Swiss Army mempunyai banyak kegunaan namun pisau Swiss Army tidak akan berguna jika semua tool dibuka bersamaan. Cukup simple aja, kita tidak perlu complicated.

Karena sebagian orang masih mengganggap bahwa simple atau sederhana adalah bodoh dan mudah. Sebagai suatu yang datar dan kurang tajam. Karena terkesan tidak menantang. Orang masih beranggapan bahwa dengan memamerkan kesulitan dan kekomplesitas sebagai sebuah kehebatan dan genius.

Manusia yang paling jenius di dunia, Albert Eistein mengatakan bahwa menyederhanakan sebuah ilmu membutuhkan kerja keras. Segala sesuatu yang disederhanakan bukan berarti mudah.


#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts