Menangkal Propaganda Natal Berkedok Islam
Oleh : Masyhud SM
Penerbit : Yayasan Infaq Dakwah Center (IDC), 2017
Tebal : 176 halaman
Dalam buku ini kita sebagai manusia diharapkan mempunyai sikap kritis dengan menggunakan akal sehat.
Rasulullah tidak pernah mengajarkan ungkapan selamat Natal di hari kelahiran seseorang. Terdapat hadist yang berkenaan dengan hari kelahiran dimana kita dianjurkan untuk melakukan puasa sunah. Salah satunya hari Senin, dimana di hari tersebut merupakan hari kelahiran Rasulullah, hari beliau diutus menjadi Nabi dan hari diturunkannya Al-Quran.
Di wilayah Yudea setiap bulan Desember merupakan musim salju dan hawanya sangat dingin. Saat kelahiran Yesus digambarkan suasananya ternak dilepas ke padang dan lereng gunung, dimana hal itu biasanya dilaksanakan pada paling lambat tanggal 15 Oktober. Yaitu awal musim gugur yang diperkirakan bulan September.
Menurut Josephus, sejarawan Yahudi bahwa Yesus lahir pada tanggal 14 Maret tahun 4 SM.
Menurut Clement Alexander, bahwa Yesus lahir pada tanggal 20 Mei.
Menurut David Reneke, astronom Australia, bahwa Yesus lahir pada tanggal 17 Juni.
Setelah Konstantin naik tahta menjadi kaisar lalu memeluk agama Kristen pada abad ke-4 Masehi lalu banyak orang berbondong-bondong juga memeluk agama tersebut. Kaisar Konstantin merayakan hari Minggu atau Sunday sebagai hari kelahiran Dewa Matahari.
Lalu pada tanggal 20 Mei tahun 325 Masehi, pada Konsili di Nikea yang dipimpin oleh kaisar Konstantin ditetapkanlah tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus.
Sebelumnya, pada tanggal 25 Desember jaman dahulu diperingati sebagai hari lahir Dewa Matahari yang disebut dengan Saturnalia. Atau sebagai kelahiran Anak Dewa Matahari yang bernama Mithra. Lebih tepatnya merupakan Brumalia yang diperingati pada tanggal 25 Desember, sebagai kelanjutan dari perayaan Saturnalia yang dilaksanakan pada tanggal 17-24 Desember.