Saturday, October 12, 2019

Problem Solving and Decision Making for Improvement

Cara Cerdas dan Efektif dalam Memecahkan Masalah dan Mengambil Keputusan untuk Meningkatkan Kinerja Organisasi


Oleh : Berny Gomulya

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2016
Tebal : 168 halaman


Tahun 1950, Benjamin & Charles, peneliti RAND Corporation melakukan penelitian kru radar di Markas Pertahanan Udara Amerika Serikat yang menyatakan bahwa beberapa perwira secara konsisten membuat keputusan yang lebih baik daripada yang lain, meskipun sama-sama mendapatkan pelatihan yang sama.

Orang yang dapat membuat keputusan lebih baik memiliki proses yang lebih baik. Dan kesimpulan dari penelitian tersebut mengidentifikasi 4 hal, yaitu :

  1. analisis situasi, 
  2. analisis persoalan, 
  3. analisis keputusan,
  4. analisis persoalan potensial.

Karakter manusia dalam menghadapi masalah setidaknya dapat dibagi menjadi 5, yaitu tipe pemimpi, tipe cepat reaksi, tipe pengeluh, tipe pengkritik dan tipe pemecah masalah.

Hukum Keyakinan (The Law of Belief) mengatakan bahwa "Apa pun yang Anda percayai dan yakini sepenuhnya, itu akan menjadi kenyataan". Dan "You don not only believe what you see, you rather see what you already believe".

Tahun 2008, Bain & Company melakukan survey terhadap 760 eksekutif perusahaan menyimpulkan bahwa efektivitas keputusan dan hasil kinerja keuangan berhubungan lebih dari 95%.

Presiden Amerika ke-26, Theodore Roosevelt mengatakan bahwa "In any moment of decision, the best thing you can do is ther right thing, the next best thing is the wrong thing, and the worst thing you can do is nothing".

Beberapa kesalahan dalam mengambil keputusan, adalah :
  1. Terburu-buru menentukan pilihan
  2. Tidak lengkap dalam mendefinisikan tujuan keputusan
  3. Tidak efektif dalam memanfaatkan informasi
  4. Tidak mempertimbangkan konsekuensi keputusan
  5. Tidak menyadari adanya pilihan lain
  6. Tidak melibatkan pihak lain secara efektif
Survei yang dilakukan oleh Bain & Company pada tahun 2008 terhadap 760 eksekutif perusahaan menyimpulkan bahwa efektivitas keputusan dan hasil kinerja keuangan berhubungan lebih dari 95%. Namun sayangnya, banyak pemimpin takut dan ragu mengambil keputusan. 

“Most Meetings End Before Decisions Are Made. Managers spend 50% or more of their time in meetings, but Bain & Company research shows that two-thirds of meetings end before participants can make important decisions. Not surprisingly, 85% of executives are dissatisfied with the efficiency and effectiveness of their companies’ meetings,” demikian tulis Bain & Company dalam laporan risetnya.

Almarhum Bapak Michael D. Ruslim, mantan President Director dan CEO PT. Astra International Tbk, berujar kepada para pemimpin di lingkungan Astra Group, “Decision making is a crucial part of good business.” Pernyataan itu tak lepas dari karakter Bapak Michael yang sangat kuat: Decisive. 

Beliau kurang berkenan bila ada leader yang berkata, ”Tidak mengambil keputusan adalah juga sebuah keputusan.” “Sebagai leader, tugas kita adalah mengambil keputusan.” Begitu kira-kira kalimat Bapak Michael di beberapa kesempatan. Uncertainties, risks, dan consequences adalah tiga hal yang harus bisa di manage oleh para leader dalam setiap pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. “Kita jangan takut dengan bayang-bayang sendiri,” nasihat Bapak Michael.

Apapun level organisasi kita, dimanapun kita berada dalam organisasi, problem solving and decision making adalah kompetensi kritikal yang harus dimiliki. Level executive perusahaan akan berkecimpung dengan “strategic decisions,” level manager akan fokus pada “tactical decisions,” dan level staf lebih berkonsentrasi pada “daily operational decisions.”

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts