Friday, October 4, 2019

Bagaimana Perekonomian Tumbuh dan Mengapa Runtuh

How An Economy Grows and Why It Crashes


Oleh : Peter D. Schiff & Andrew J. Schiff 

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2016
Tebal : 234 halaman

Pada awal abad ke-20, John Maynard Keyne mengembangkan ide untuk membuat perekonomian tumbuh. Keynes mengajukan pandangan dimana satu perangkat hukum ekonomi berperan pada tataran mikro (ranah individu dan keluarga) dan pada tataran makro (ranah bangsa dan pemerintahan).

Sehingga pada saat itu menghasilkan pertumbuhan kapasitas produksi dan standar hidup di dunia Barat, dengan pusatnya ada di freewheeling (kapitalisme liar) Amerika Serikat yang lebih mengutamakan hak individu dan peran pemerintah yang terbatas.

Pandangan Keynes adalah gagasan pemerintah yang mampu melunakkan volatilitas pasar bebas dengan melakukan ekspansi suplai uang dan menjalankan kebijakan defisit longgar saat keadaan sulit.

Tahun 1971, Presiden Richard Nixon menutup jendela loket yang memutuskan kaitan terakhir dollar dengan emas. Sistem ekonomi global menjadi sepenuhnya didasarkan pada uang yang tidak ternilai.

Dalam ekonomi modern, terdapat teori nilai tenaga kerja (the labor theory value), yang menyatakan bahwa laba diciptakan dengan membayar pekerja lebih kecil daripada nilai mereka yang sesungguhnya.

Para ekonom secara significan menurunkan posisi tabungan dalam rantai nilai ekonomi, karena bagi kaum Keynesian tabungan itu berbahaya bagi pertumbuhan karena dapat menghilangkan uang dari sirkulasi dan mengurangi belanja.

Sehingga orang akan diharapkan lebih banyak berbelanja daripada menabung. Saat ini bangsa Amerika telah berubah dari bangsa penabung menjadi bangsa peminjam, karena suku bunga yang rendah sehingga mendorong kredit dan menekan tabungan.

Dunia ekonomi saat ini berhasil melakukan propaganda cemooh terhadap deflasi dan relatif lebih menerima terhadap inflasi. Karena orang khawatir jika terjadi deflasi maka harga akan turun dan orang akan berhenti membeli, berhenti berbelanja, pekerja kehilangan pekerjaan dan pada akhirnya kembali pada kegelapan ekonomi.

Jika cadangan uang di Bank tipis, maka untuk mengkompensasi peningkatan resiko, Bank akan membebankan suku bunga lebih tinggi kepada kreditur dan menawarkan suku bunga lebih tinggi juga pada deposan untuk mendorong lebih banyak tabungan. Hal ini juga akan menyurutkan pinjaman dan menghambat pertumbuhan bisnis.

Tahun 1913 Federal Reserve berdiri dengan menerbitkan uang berdasarkan emas (bearer gold) berdasarkan permintaan, mengantikan uang kertas bank swasta yang memberikan jaminan serupa. The Fed menciptakan persedian uang elastis, yaitu dapat mengembangkan dan menciutkan jumlah uang yang beredar sesuai dengan kegiatan ekonomi dengan harapan harga stabil.

The Fed secara teori adalah bank Swasta yang menjadi perpanjangan tangan Departemen Keuangan, mematok suku bunga dasar sebagai landasan bagi seluruh struktur suku bunga yang menjadi acuan bagi dunia usaha.

Namun selama 100 tahun terakhir, dollar telah kehilangan lebih dari 95% nilainya.

Keputusan The Fed pada umumnya ditentukan oleh pertimbangan politik daripada pertimbangan ekonomi. Sehingga The Fed memberikan inflasi untuk memungkinkan pemerintah belanja lebih banyak dibandingkan jumlah setoran pajak yang dihimpun.

Belanja infrastruktur dapat menimbukan dampak besar bagi perekonomian, jika manfaat yang didapatkan lebih besar daripada ongkos yang keluar. Banyak politikus dan ekonom keliru memandang belanja infrastruktur bukan sebagai biaya jangka pendek yang menumbuhkan manfaat jangka panjang, tapi dianggap sebagai sarana seketika untuk menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak perekonomian.

Proyek ini jika dibawah kendali monopoli pemerintah hampir selalu membuahkan inefisiensi, korupsi, suap dan kebangkrutan. Kemudian pemerintah sekedar menaikkan pajak, sehingga dapat membuang sumber daya masyarakat dan standar hidup pun turun.

Para ekonom keliru mendefinisikan hubungan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok sebagai sistem yang saling menguntungkan, dimana Amerika Serikat mendapatkan produk yang murah dan kredit yang murah, sedangkan Tiongkok mendapatkan proyek manufaktur.

Amerika Serikat diuntungkan mendapatkan barang tanpa perlu memproduksinya dan bisa meminjam uang tanpa harus menabung, sedangkan Tiongkok harus bekerja tanpa mengkonsumsi apa yang telah mereka hasilkan.

Tentu saja hubungan seperti ini tidak bisa berlangsung selamanya. Semakin lama anda makan gratis, semakin berat pula untuk menafkahi diri ketika makanan gratis tersebut tidak lagi tersedia.

Pada akhir tahun 1960, Amerika Serikat mengekspor jauh lebih banyak daripada impor atau surplus perdagangan. Namun menjelang tahun 1976 neraca dagang telah berubah, Amerika Serikat mengalami defisit dagang, yaitu mencapai USD 10 miliar - USD 50 miliar per tahun.

Tahun 1990, angka menyentuh batas USD 100 miliar.

Pada abad ke-21, perekonomian Tiongkok bangkit dengan ekonomi ekspor, sedangkan defisit perdagangan Amerika Serikat berkisar pada angka USD 600 miliar per tahun. Bahkan pada tahun 2006 mencapai USD 763 miliar.

Bank lebih menyukai pemberian kredit rumah dan perumahan, karena memiliki keamanan dasar dalam bentuk agunan (underlying), yaitu rumah itu sendiri. Jika debitur tidak dapat melunasi pinjamannya, maka bank dapat mengambil alih kepemilikan rumah yang kemudian dijual untuk melunasi hutang.

Namun Amerika Serikat mengalami kenikmatan dan kepedihan akibat gelembung perumahan yang membengkak dan kemudian runtuh. Mayoritas ekonom, pemerintah dan pakar finansial tidak bisa melihat datangnya bencana meskipun sebenarnya mereka sedang menatap tajam dalam jarak dekat.

Tanda akan hal tersebut sebenarnya terlihat dari valuasi, dimana harga rumah melambung tinggi dan benar-benar jauh dari keterjangkauan harga alias angka menjadi tidak masuk akal. Angka tersebut hanyalah kemakmuran semu untuk mendorong konsumen tetap membelanjakan uangnya.

Pada akhirnya kepemilikan rumah yang dulunya tiket menuju kekayaan mudah, menjadi sesuatu yang beresiko. Jika suku bunga naik, maka harga rumah akan menjadi tidak terjangkau.

Inflasi memungkinkan pemerintah membuang hutang secara rahasia, dengan mencetak uang, pemerintah secara nominal dapat melunasi hutang namun secara bersamaan menurunkan nilai mata uang. Kreditur mendapatkan bayaran, namun yang mereka dapatkan tidak bernilai banyak.

Inflasi juga menjadi sarana mentransfer kekayaan dari seseorang yang memiliki tabungan dalam mata uang tertentu ke orang lain yang memiliki tabungan dalam mata uang yang sama. Hal ini terjadi pada Prancis tahun 1790, Negara Konfederasi Amerika tahun 1860, Jerman tahun 1920, Hungaria tahun 1940, Argentina tahun 1970 dan Brasil tahun 1980, serta Zimbabwe tahun 2016.

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts