Belajar adalah sarana memperbarui diri, tanpa belajar kita akan terperangkap pada masa lalu
Saturday, December 1, 2012
Mohammad Hatta
Oleh : Dr. Deliar Noer
Penerbit : PT Kompas Media Nusantara, 2012
Tebal : 182 halaman
Buku biografi mengenai Bung Hatta ini mengupas dari sisi kedudukannya dalam keluarga di Sumatera Barat, hubungannya dengan berbagai kalangan saat belajar di negeri Belanda, hingga perjuangannya di dalam dan di luar negeri untuk menggapai kemerdekaan Indonesia.
Bung Hatta dan Bung Karno benar-benar bagai dwitunggal. Mereka berdua erat sekali dalam bekerja sama, sehingga hampir tidak ada perselisihan diantara mereka. Sifat dan jalan pikiran mereka berdua saling mengisi.
Bung Karno bisa menguasai massa rakyat, membangkitkan semangat mereka dan seakan dapat mengarahkan mereka kemana saja.
Sedangkan Bung Hatta mampu menguasai diri dalam keadaan apa pun, terutama dalam keadaan yang membutuhkan banyak berpikir dengan tenang dan dalam, memperhatikan suatu kejadian atau perkembangan dengan cermat, dan bila sudah mengambil keputusan maka keputusannya tersebut tetap dia pertahankan.
Sunday, October 21, 2012
Kaya Dengan Cara Gila
Oleh : Hendra Diningrat
Penerbit : Sinar Kejora, 2011
Tebal : 120 halaman
Menurut Purdi E. Chandra seorang pengusaha atau enterpreneur harus berani
- bermimpi,
- mencoba,
- merantau,
- gagal, dan
- sukses.
Jadi langkah pertama kamu harus berani mempunyai impian dan cita-cita setinggi langit. Jangan hanya mengikuti aliran air saja, karena kamu akan terhanyut dan tenggelam.
Setelah itu jangan sampai kamu terbuai oleh mimpi. Tapi bangun segera dan segeralah mencoba. Jika perlu jangan hanya sekedar mencoba, sekalian saja merantau saat mencoba impianmu.
Mungkin hasil pertama yang akan kamu dapat adalah kegagalan, tentu saja, karena jam terbang kita yang masih minim.
Tapi dengan adanya instropeksi, analisa, perbaikan dan improvisasi, maka kesabaran kita insyaAllah akan diganjar dengan kesuksesan.
Sunday, June 24, 2012
The Mourinho Way
Penulis : Gheeto
Penerbit : PT BPK Gunung Mulia, 2012
Tebal : 120 halaman
Buku ini tidak sekedar biografi yang menceritakan perjalanan hidup hingga menuai sukses dari tokoh yang berhasil dan terkenal di dunia. Tapi juga membahas quote atau pernyataan yang menjurus kontroversial sejumlah 120 pernyataan. Dimana pernyataan yang keluar dari mulut Mourinho mempunyai ciri khas ucapannya bersifat filosofis dan analitis.
Quote yang terkenal adalah “Jangan panggil aku arogan, aku juara Eropa dan aku rasa aku the special one”. Dan quote ini menjadi asal muasal sebutan The Special One untuknya.
Buku ini banyak mengupas rahasia di balik keberhasilannya. Mourinho pun memiliki banyak pembenci/pengkritik. Namun, penulis—seorang komentator sepakbola di sebuah radio dan televisi lokal di Surabaya—menilai bahwa pasti ada hal yang bisa dipelajari dari seorang Mourinho.
Mengapa Mourinho? Mourinho merupakan sosok pelatih yang berprestasi segudang dan meraih penghargaan bergengsi sebagai pelatih. Mourinho mampu memberikan pembelajaran penting dan luar biasa dalam hal kepemimpinan dan manajemen.
Di mana pun Mou berada, ia selalu memiliki efek yang saya sebut sebagai ”Mou’s Effect” atau ”Efek Mou”. Jadi, sebenci apa pun orang padanya, sayang sekali kalau orang tidak belajar dari dirinya.
#sinopsisbuku #resensibuku
Saturday, June 9, 2012
KH. Ahmad Dahlan
Oleh : Hery Sucipto
Penerbit : Best Media Utama, 2010
Tebal : 216 halaman
Di kalangan pejuang dan tokoh bangsa, nama KH Ahmad Dahlan tak asing lagi. Warisan yang paling berharga yang ditinggalkannya adalah Persyarikatan Muhammadiyah, yang sudah memasuki usia lebih dari 1 abad.
Sosok Ahmad Dahlan tidak hanya dikenal aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, tapi dia juga tidak lupa akan tugasnya sebagai pribadi yang mempunyai tanggung jawab pada keluarganya. Disamping itu juga Ahmad Dahlan dikenal sebagai wirausahawan (entrepreneur) yang cukup sukses dengan dagangan batiknya yang saat itu merupakan profesi yang lumrah dilakoni masyarakat Kauman pada khususnya.
Tujuan Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah dijelaskan pada halaman 153, yaitu Ahmad Dahlan berkeinginan memperbaharui pemikiran agama di sebagian besar wilayah Indonesia yang pada masa itu banyak dianggap berpikir tradisional tentang pemahaman agama Islam.
Dengan alasan itu, Ahmad Dahlan terpanggil untuk mengajak seluruh umat Islam agar pemahaman agama yang statis ini diubah dan diperbaharui dengan purifikasi ajaran Islam, yaitu kembali ke Al-Quran dan Hadist.
Salah satu upaya yang dilakukan Ahmad Dahlan untuk mengintrodusir cita-cita perubahan yaitu dengan mengubah arah kiblat atau lebih tepatnya menyempurnakan arah kiblat yang pada masa itu kiblat biasanya ke arah Barat kemudian disempurnakan ke arah kiblat sebenarnya.
Moto Muhammadiyah yang menjadi populer yang sering diucapkan untuk menangkis serangan-serangan orang-orang yaitu "Muhammadiyah iku yen dijiwit dadi kulit, yen dicethot dadi otot".
Dan kutipan dari Ahmad Dahlan yang paling terkenal adalah "Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari kehidupan di Muhammadiyah"
#sinopsisbuku #resensibuku
Tuesday, May 22, 2012
Why We Do It
Oleh : Hidajat Hendarsjah
Penerbit : PT Elex Media Komputindo, 2009
Tebal : 118 halaman
Disini terdapat 18 studi kasus yang dikupas oleh penulis, dimana setiap kasus tersebut kadang susah dinalar, untuk itu kenapa perlu adanya study.
Misalnya adalah dalam halaman 99, dijelaskan dengan judul yang sangat mudah dipahami yaitu "Sudah Naik Gaji, Kok Masih Korupsi?".
Hal ini sulit dinalar tapi banyak kita temui. Para pesakitan di hotel rodeo yang terjerat karena kasus korupsi rata-rata mempunyai gaji yang sudah cukup tinggi plus latar pendidikan yang tinggi pula. Lalu apa yang salah dari tindakan korupsi ini.
Memang untuk menekan angka korupsi jika hanya dilakukan dengan meningkatkan jumlah gaji atau insentif tapi tidak dibarengi dengan penataan lingkungan kerja yang menghargai prestasi maka hanya berpengaruh dalam jangka pendek saja.
Penataan lingkungan kerja akan menghidupkan moral semua karyawan sehingga niscaya dapat mengurangi angka korupsi yang menjadi musuh bersama.
Saturday, May 12, 2012
Steve Jobs
iMemoriam Sang Inovator Visioner
Oleh : tim grad
Penerbit : Gradien Mediatama
Tebal : 120 halaman
-------
Steve Jobs tidak menyelesaikan kuliahnya, setelah putus kuliah dari Reed College di Oregon, pada usia 21 tahun, Steve Jobs mengambil langkah penting untuk bekerja dengan Steve Wozniak, teman SMA yang berusia beberapa tahun lebih tua.
Steve Wozniak dikenal sebagai seorang jenius komputer. Mereka bekerja sama membangun usaha bersama dengan berkantor di garasi rumah orang tua Steve Jobs, di Lembah Silikon. Apple Computer dibentuk pada 1 April setelah mereka berkreasi dengan menghasilkan circuit board computer.
Lalu mengapa nama buah apel digunakan sebagai nama perusahaan Steve Jobs. Berikut beberapa fakta yang berhubungan dengan pemberian nama Apple.
Steve Jobs pernah bekerja selama musim panas di perkebunan apel.
Steve Jobs mengagumi label rekaman Beatles, yakni Apple.
Steve Jobs merasa buah apel adalah buah yang paling smepurna.
Sedangkan untuk logo, mereka sempat memutuskan menggunakan pohon dan banner yang mengatakan Apple Computer. Namun Steve Jobs mengatakan bahwa di butuh logo yang lebih sederhana. Mereka pun memilih buah apel seperti logo sekarang, tapi buah apel yang utuh yang tanpa digigit. Karena merasa bentuknya seperti buah jeruk, maka diputuskan dimodifikasi menjadi apel yang digigit.
Salah satu ucapan dari Steve Jobs yang dikenang adalah saat memberi pidato di Stanford University pada tahun 2005, yaitu "Anda harus menemukan apa yang Anda sukai.Dan itu benar adanya berkenaan dengan pekerjaan Anda. Pekerjaan Anda akan mengisi sebagian besar hidup Anda, dan satu-satunya cara untuk benar-benar puas adalah melakukan apa yang Anda yakini sebagai pekerjaan besar. Dan satu-satunya cara untuk melakukan pekerjaan besar adalah mencintai apa yang Anda kerjakan.
#sinopsisbuku #resensibuku
Friday, April 6, 2012
Tan Malaka
Oleh : Argawi Kandito
Penerbit : Oncor Semesta Ilmu
Tebal : 123 halaman
Menurut Tan Malaka, menjadi penguasa itu tidak hanya sekedar memimpin dan memerintah orang lain. Penguasa atau pemimpin harus mampu menerjemahkan suatu keadaan di sekitarnya dan mengendalikannya. Orang yang belum mampu menerjemahkan dan mengendalikan suatu keadaan bukanlah penguasa atau pemimpin meski ia memiliki gelar dan jabatan.
Jabatan hanyalah sebuah gelar, sementara kekuasaan atau kepemimpinan itu melampaui segalanya. Selain itu penguasa atau pemimpin memayungi dan melindungi orang-orang yang dipimpinnya, termasuk juga dirinya sendiri.
Tan Malaka mewariskan karya monumentalnya bagi bangsa Indonesia, yaitu "Madilog", akronim dari Materialisme, Dialetika, Logika. Madilog merupakan pemikiran asli Tan Malaka. Dari Madilog tersebut pemikiran-pemikiran Tan Malaka selanjutnya dikembangkan.
Namun demikian, Madilog bukanlah puncak dari pemikiran Tan Malaka, Madiloh hanyalah awal dari pemikiran-pemikiran Tan Malaka. Tan Malaka sendiri telah merencanakan pemikiran lanjutan Madilog, namun sayangnya belum sempat diwujudkan.
Tan Malaka adalah salah satu tokoh revolusioner terbesar dalam sejarah Indonesia. Pemikiran dan perjuangannya melawan penjajahan kolonial Belanda membentuk dasar ideologis bagi gerakan kemerdekaan. Namun, lebih dari sekadar seorang pejuang, Tan Malaka juga dikenal sebagai seorang pemimpin dengan prinsip-prinsip kepemimpinan yang kuat dan ideologis.
Salah satu rahasia terbesar dalam kepemimpinan Tan Malaka adalah kemampuannya untuk berpikir jauh ke depan. Tan Malaka bukan hanya melihat kemerdekaan Indonesia sebagai tujuan jangka pendek, tetapi ia memiliki visi jangka panjang untuk masyarakat pascakemerdekaan. Dalam buku Madilog (Materialisme, Dialektika, Logika), Tan Malaka menekankan pentingnya pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan sebagai jalan menuju masyarakat yang lebih adil dan makmur.
Dia percaya bahwa revolusi tidak hanya berarti mengusir penjajah, tetapi juga transformasi total dalam sistem sosial, ekonomi, dan politik. Pemimpin sejati, menurut Tan Malaka, adalah orang yang tidak hanya memikirkan kemenangan di medan perang, tetapi juga menyiapkan fondasi yang kuat untuk masyarakat setelah perang.
Tan Malaka dikenal karena keberaniannya dalam menghadapi ancaman, baik dari musuh eksternal maupun dari faksi-faksi internal yang tidak setuju dengan pandangannya. Salah satu contoh keteguhannya adalah ketika ia menolak bekerja sama dengan Belanda bahkan ketika beberapa kelompok pergerakan di Indonesia memilih jalur diplomasi. Tan Malaka percaya pada perjuangan bersenjata sebagai jalan menuju kemerdekaan.
Selain itu, keteguhan prinsipnya juga terlihat dalam kritiknya terhadap kebijakan diplomasi pemerintah Indonesia pada masa Revolusi. Meskipun pandangan ini sering membuatnya bertentangan dengan pemimpin-pemimpin lain, seperti Soekarno dan Hatta, Tan Malaka tetap setia pada prinsip-prinsipnya, terutama keyakinannya bahwa Indonesia harus merdeka sepenuhnya tanpa kompromi dengan kekuatan kolonial.
Salah satu kekuatan utama Tan Malaka sebagai pemimpin adalah kedekatannya dengan rakyat. Meskipun memiliki latar belakang pendidikan Barat yang kuat (ia pernah belajar di Belanda), Tan Malaka selalu berusaha memahami dan terlibat langsung dengan kehidupan rakyat jelata. Dalam setiap aksinya, ia berusaha mendekati kelompok buruh, tani, dan rakyat kecil yang menjadi tulang punggung perjuangan kemerdekaan.
Kedekatan ini tidak hanya membuatnya dihormati oleh rakyat, tetapi juga memberikan perspektif yang jelas tentang apa yang benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat. Pemimpin yang dekat dengan rakyat dapat memahami masalah dari bawah dan mengambil tindakan yang relevan untuk mengatasi masalah tersebut.
Tan Malaka memiliki kemampuan luar biasa dalam memotivasi dan menggerakkan massa untuk berjuang demi kemerdekaan. Lewat tulisan-tulisannya, seperti Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia), dan pidato-pidatonya, Tan Malaka mampu memengaruhi orang-orang untuk bergabung dalam perjuangan. Pesannya yang tegas dan visioner tentang kemerdekaan, keadilan sosial, dan kemakmuran rakyat membuatnya menjadi pemimpin yang sangat inspiratif.
Dia memahami bahwa revolusi membutuhkan dukungan luas dari massa, dan oleh karena itu, Tan Malaka bekerja tanpa lelah untuk membangun kesadaran politik di kalangan rakyat. Pemimpin yang dapat menginspirasi orang lain bukan hanya untuk bermimpi, tetapi juga untuk bertindak, adalah pemimpin yang sejati.
Tan Malaka dikenal sebagai seorang pemikir revolusioner dengan pendekatan yang kritis terhadap masalah-masalah sosial, politik, dan ekonomi. Ia tidak hanya mengikuti arus pemikiran revolusi pada masanya, tetapi sering kali mengajukan kritik tajam terhadap strategi yang dianggap tidak efektif. Misalnya, ia mengkritik kebijakan diplomatik pemerintah yang ia anggap terlalu lembut terhadap penjajah.
Melalui pemikirannya yang kritis dan tajam, Tan Malaka memberikan pandangan baru tentang bagaimana sebuah negara merdeka harus dibangun. Ia percaya bahwa revolusi harus menyeluruh dan tidak boleh hanya sebatas simbolis. Transformasi ekonomi, pendidikan, dan sosial adalah hal-hal yang ia anggap penting bagi keberhasilan revolusi sejati.
Tan Malaka adalah pemimpin yang tidak takut mengambil risiko dan berdiri sendiri demi prinsip-prinsip yang ia yakini. Ia menjalani sebagian besar hidupnya sebagai pelarian dan hidup di bawah ancaman konstan dari pemerintah kolonial. Namun, kondisi ini tidak pernah membuatnya mundur atau berkompromi dalam keyakinannya.
Kemandirian ini tercermin dalam banyak tindakannya, seperti pendirian Partai Murba (Partai Musyawarah Rakyat Banyak), yang merupakan manifestasi dari keinginannya untuk menciptakan gerakan revolusioner independen yang berbeda dari partai-partai lain yang ia pandang telah menyimpang dari jalur perjuangan yang sejati. Keberanian Tan Malaka untuk beroperasi di luar batasan tradisional dan menghadapi risiko besar menjadi cerminan dari kepemimpinan yang tak tergoyahkan.
Tan Malaka sangat menekankan pentingnya pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan politik. Baginya, pendidikan adalah kunci untuk mempersiapkan generasi penerus yang akan melanjutkan perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Buku Madilog merupakan salah satu kontribusi intelektualnya yang bertujuan untuk memberikan pendidikan tentang materialisme, dialektika, dan logika kepada masyarakat Indonesia.
Dengan mempromosikan pendidikan dan berpikir kritis, Tan Malaka berharap masyarakat Indonesia tidak hanya akan menjadi merdeka secara fisik, tetapi juga secara intelektual, mampu mengembangkan gagasan-gagasan besar dan memimpin bangsa mereka sendiri ke arah kemajuan.
#sinopsisbuku #resensibuku
Sunday, April 1, 2012
117 Hari-Hari Penting yang Mengubah Dunia
Oleh : Zulkifli
Penerbit : Interpreebook, 2011
Tebal : 167 halaman
Masa lalu adalah sejarah. Dan sejarah mengajarkan manusia untuk tidak mengulangi kesalahan serta belajar dari kearifan masa lalu.
Hari-hari peringatan bukanlah sebuah hari yang selalu berbicara mengenai pesta dan senang-senang. Banyak hari-hari peringatan yang justru diadakan untuk mengajak manusia berpikir kembali mengenai berbagai persoalan yang berhubungan dengan hari tersebut.
Hari-hari yang bersejarah dan telah banyak mengubah wajah dunia. Lahirnya peringatan hari-hari ini tidak lepas dari berbagai peristiwa dan sejarah penting yang telah mengubah kehidupan masyarakat secara luas.
117 hari-hari penting dunia dipetakan secara lengkap dalam buku ini yang mencakup bidang lingkungan, kesehatan, politik, ekonomi dan budaya.
Salah satu dari 117 hari penting tersebut pada halaman 125. Yaitu tanggal 24 Oktober, yaitu Hari Ulang Tahun PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa). Perserikatan Bangsa-Bangsa didirikan di San Fransisco pada tanggal 24 Oktober 1945 setelah Konferensi Dumbarton Oaks di Washington DC, namun Sidang Umum yang pertama yang dihadiri wakil dari 51 negara berlangsung pada 10 Januari 1946 di Church House, London. Dari tahun 1919 hingga 1946 terdapat sebuah organisasi yang mirip, bernama Liga Bangsa-Bangsa yang bisa dianggap sebagai pendahulu PBB.
#sinopsisbuku #resensibuku
Saturday, March 3, 2012
Misteri Angka-Angka Keramat
Oleh : John Afifi
Penerbit : Flashbook, 2012
Tebal : 212 halaman
Angka bukanlah sekadar angka. Lebih dari itu, angka adalah sebuah kekuatan di balik kehidupan di dunia. Begitulah kata seorang filsuf Yunani. Sejak dahulu, nenek moyang kita memang menyakini kekeramatan dibalik angka.
Dan hingga sekarang, kepercayaan-kepercayaan itu masih tetap eksis, bahkan berkembang serta merasuk ke berbagai segi kehidupan manusia. Sampai-sampai ada gedung tinggi yang tak mau menggunakan angka 13 untuk nomor lantainya, karena ada anggapan bahwa nomor itu akan membawa kesialan.
Buku ini menyingkap misteri di balik angka-angka yang dianggap keramat di berbagai belahan dunia, seperti angka 7, 9, 11, 13, 17, 19, 26 dan 40.
Pada halaman 80, dijelaskan dalam buku ini bahwa dalam kehidupan nyata, angka 9 sering dikaitkan dengan sumber kehidupan yang ada pada manusia. Angka 9 selalu dihubungkan dengan sembilan lubang kehidupan pada tubuh manusia yakni 2 mata, 2 telinga, 2 lubang hidung, 1 mulut, 1 dubur dan 1 alat kelamin.
#sinopsisbuku #resensibuku
The Golden Age
Oleh : Dr. Musa asy-Syarif
Penerbit : Ziyad Book, 2011
Tebal : 128 halaman
Kehidupan dimulai ketika usia 40.
Kalimat diatas sering aku dengarkan dan aku baca di beberapa artikel. Memang pada kenyataannya banyak orang yang sudah mulai mapan setelah beranjak usia 40 tahun. Tidak sedikit pula orang yang sukses ketika usianya menginjak 40 tahun.
Dalam buku ini salah satu tokoh yang diangkat sebagai contoh dan teladan adalah nabi Muhammad, dimana Muhammad mulai menjadi nabi saat berusia 40 tahun yaitu sejak beliau mendapatkan wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril.
Usia 40 tahun berarti manusia sedang mencapai puncak kematangan yang pada umumnya ditandai dengan masa perubahan pikiran dan biasanya seseorang tersebut melejitkan sebuah prestasi.
Wednesday, January 18, 2012
Sejarah Tuhan
Penulis : Karen Armstrong
Penerbit : PT Mizan Pustaka, 2011
Tebal : 673 halaman
Pada mulanya, manusia "menciptakan" satu Tuhan yang merupakan Penyebab Pertama bagi segala sesuatu dan Penguasa langit dan bumi. Dia tidak terwakili oleh gambaran apa pun dan tidak memiliki kuil atau pendeta yang mengabdi kepadanya. Dia terlalu luhur untuk ibadah manusia yang tak memadai. Perlahan-lahan dia memudar dari kesadaran umatnya. Dia telah menjadi begitu jauh sehingga mereka memutuskan bahwa mereka tidak lagi menginginkannya.
Itulah cukilan alinea pertama dari Bab Pertama buku berjudul Sejarah Tuhan yang ditulis oleh Karen Armstrong. Karen Armstrong merupakan seorang pemikir orisinal yang banyak mengupas dan membahas tentang peran agama di dunia modern.
Dalam buku ini kita akan mendapatkan garis lurus mengenai Tuhan yang disembah oleh agama-agama yang ada di dunia, misalnya mengenai konsep Trinitas dalam agama Kristen, konsep Keesaan dalam agama Islam dan juga termasuk pembahasan mengenai Tuhan dari agama Yahudi.
#sinopsisbuku #resensibuku
Featured Post
Related Posts
-
Menguak Mitos dan Realitas Organisasi Paling Kontroversial dalam Gereja Katolik Oleh : John L. Allen, Jr. Penerbit : Pustaka Alvabet, 2009 T...
-
Oleh : Dukut Imam Widodo Penerbit : PT Jepe Press Media Utama, 2014 Tebal : 317 tahun Dalam kitab yang ditulis oleh Mpu Prapanca...
-
Oleh : Abdullah Gymnatsiar Penerbit : MQ Publishing, 2004 Tebal : 100 halaman Beberapa nasihat kepemimpinan dari Aa Gym adalah seba...
-
Kumpulan Kisah Inspiratif Oleh : Gantyo Koespradono Penerbit : PT Bentang Pustaka, 2008 Tebal : 269 halaman Pada mulanya Andy F. ...
-
Merajut Bangsa, Merajut Indonesia Oleh : Suratmin & Didi Kwartanada Penerbit : PT Kompas Media Nusantara, 2014 Tebal : 308 halam...