Oleh : Titus Burckhardt
Penerbit : Risalah Gusti, 2001
Tebal : 84 halaman
Setiap individu banyak yang tidak menyadari bekerjanya struktur kosmologi dan pengatur esoterik dalam dirinya. Sebagaimana kerja jantung dalam men-sirkulasi-kan darah dalam tubuh kita, penerimaan energi radial yang dipancarkan oleh gerakan kosmos saat kita dilahirkan seringkali tidak tersadari.
Dunia makrokosmos yang mencakup matahari, bulan dan planet-planet alam semesta ini tidak hanya mempunyai pengaruh signifikan terhadap manusia selaku mikrokosmos, tetapi juga menunjukkan betapa Ruh yang ada dalam diri manusia merupakan pusat keilahian yang memancarkan sifat-sifat ruang dan bagaimana ruh manusia tunduk pada pancaran sinar ruang angkasa serta ketundukannya pada totalitas Ruh sebagai suatu takdir yang berada diluar dirinya.
Paragraf yang paling menarik buat aku ada pada halaman 74. Disitu disebutkan bahwa,
Berkaitan dengan posisi supra dari bagian-bagian zodiak terhadap tempat-tempat bulan, Muhyiddin Ibnu 'Arabi menjelaskan bahwa satu menara zodiak harus menyatukan dalam dirinya angka (jumlah) utuh dan pecahan dari suatu angka (jumlah) tempat bulan, yang tanpa ini, penambahan dan pengurangan tidak dapat muncul dalam alam wujudiyah.
Pernyataan in imenguatkan dalil yang diakui dalam hubungan timbali balik antara seluruh siklus kosmos, dan khususnya adalah hubungan antara siklus Matahari dan Bulan, karena tidak hanya tempat bulan yang tidak tercakup seluruhnya pada bagian-bagian dari zodiak, namun juga perjalanan matahari setiap tahun tidak bertepatan (bersesuaian) dengan jumlah siklus bulan, sebagaimana dikatakan dalam al-Qur'an, "Tidak mungkin matahari menyusul bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya" (Qs Yasin: 40)".
Ibnu 'Arabi (1165–1240) adalah seorang filsuf, penyair, dan ahli mistis Islam yang dikenal dengan pemikiran filosofisnya yang mendalam. Pemahaman Ibnu 'Arabi tentang alam semesta melibatkan konsep-konsep mistis dan metafisika yang bersinggungan dengan beberapa prinsip astrologi spiritual.
Interkonektivitas alam semesta dan hubungan yang kompleks antara manusia, langit, dan bumi. Pandangan ini bisa mencerminkan konsep astrologi spiritual di mana keberadaan manusia dianggap sebagai bagian dari pola yang lebih besar dalam aliran energi kosmik.
Astrologi spiritual seringkali melibatkan interpretasi simbol-simbol astrologis dan arketipe-arketipe yang mencerminkan keberadaan spiritual. Ibnu 'Arabi dapat memiliki pandangan serupa, di mana simbol-simbol dan arketipe di alam semesta dianggap sebagai manifestasi dari realitas rohaniah.
Astrologi spiritual cenderung mempertimbangkan pengaruh planet dan bintang terhadap kehidupan manusia. Ibnu 'Arabi memandang bahwa fenomena alam seperti gerak planet dan bintang memiliki makna spiritual dan bisa menjadi petunjuk tentang hubungan antara makhluk dan penciptanya.
Ibnu 'Arabi memberikan wawasan mistis tentang waktu, yang dapat bersinggungan dengan prinsip-prinsip astrologi yang memandang waktu sebagai bagian dari dimensi spiritual. Hal ini dapat mencakup konsep-konsep seperti "keberadaan di masa lalu dan masa depan" dalam konteks pengalaman spiritual.