Berdasarkan Penemuan Sains Terbaru
Oleh : Rifki Muhida, Ph.D.
Penerbit : Robot Anak Negeri, 2017
Tebal : 182 halaman
Beberapa saat setelah peristiwa Big Bang hanya berisi radiasi yang sangat panas lalu berubah menjadi benda yang memiliki massa atau berat dan hal ini bisa terjadi jika terdapat sebuah partikel yang disebut dengan Partikel Tuhan atau yang juga disebut juga dengan Partikel Higgs yang ditemukan oleh Petter Higgs pada tahun 1964.
Saat ini kita tidak saja bergerak dengan kecepatan 1.660 km / jam mengitari Bumi, namun juga sekaligus mengelilingi Matahari dengan kecepatan108.000 km / jam, dan bahkan juga mengelilingi galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 914.000 km / jam, serta juga bersama-sama galaksi yang lain mengembang dengan kecepatan yang super cepat sekali semenjak 13.799 milyar tahun yang lalu saat Big Bang terjadi.
Tahun 1915, Alexander Alexandrovich Friedmann menemukan bahwa alam semesta mengembang setelah berhasil memecahkan persamaan gravitasi Einstein. Hal ini kemudian membuka jalan bagi para ilmuwan untuk memecahkan berbagai fenomena alam semesta selanjutnya.
Pada tahun 1929, Edwin Hubble menjadi yang pertama menemukan bahwa alam semesta mengembang. Lalu penelitiannya dilanjutkan oleh Saul Perlmutter, Brian P Schmidt dan Adam G Riess pada tahun 1990-an membuktikan bahwa alam semesta sedang bergerak dan mengembang dengan cepat.
Saat ini galaksi GN-z11 merupakan galaksi terjauh yang ditemukan pada tahun 2016 yang memiliki jarak 13,4 milyar tahun cahaya dari Bumi. Dalam arti kata lain, cahaya dari galaksi ini telah tiba di Bumi setelah menempuh waktu 13,4 milyar tahun, sehingga karena galaksi-galaksi bergerak menjauhi kita maka saat ini galaksi tersebut sudah tidak berada di sana lagi, karena galaksi yang kita lihat saat ini tersebut adalah galaksi yang 13,4 milyar tahun lalu.
Menurut teori Big Bang, semua penjelasan fisika dimulai ketika alam semesta berumur sekitar 10 pangkat -43 detik yang disebut dengan Waktu Planck. Sebelum Waktu Planck tidak ada yang tahu apa yang terjadi.
Sebelum Waktu Planck suhu bisa mencapai tak terhingga sementara jari-jari dan waktu alam semesta menuju nol yang disebut dengan singularitas yaitu keadaan dalam matematika ketika suatu persamaan atau fungsi menuju tak terhingga. Dalam singularitas semua hukum fisika termasuk persamaan gravitasi Einstein runtuh dan tidak berlaku.
Tahun 1970, Stephen Hawking tidak menyerah dengan singularitas alam semesta dalam rentang Waktu Planck dengan meneliti lubang hitam atau Black Hole daerah perbatasan singularitas. Kemudian Hawking menerapkan singularitas Big Bang dengan memadukan teori kuantum dan teori gravitasi bahwa lubang hitam bisa berperilaku seperti benda panas. Sehingga pada saat Big Bang alam semesta penuh dengan fluktuasi kuantum.
J. Robert Oppenheimer membangkitkan ide Black Hole berdasarkan persamaan gravitasi Einstein. Nama Black Hole sesuai dengan gambaran geometri gravitasi Einstein bahwa semakin tinggi gravitasi maka akan semakin dalam kelengkungan ruang waktu. Apabila sebuah bintang kehabisan bahan bakar, maka bintang dapat menjadi Black Hole.
Pada tahun 2016 NASA berhasil mendeteksi gelombang gravitasi yang sangat kuat yang dipancarkan oleh 2 Black Hole berdiameter 50 km namun memiliki massa 30x dari massa Matahari yang berada pada jarak 1,3 milyar tahun cahaya dari Bumi.