Tuesday, September 5, 2023

Kontroversi Al Quran Thomas Jefferson

Cerita yang Tak Diketahui tentang Islam, The Founding Fathers, dan Impian Amerika Serikat

Oleh : Denise A. Spellberg
Penerbit : Alvabet, 2014
Tebal : 488 halaman


Berawal dari pembelian Al-Quran oleh Thomas Jefferson saat menjadi mahasiswa hukum pada tahun 1765 sekira 11 tahun sebelum Deklarasi Kemerdekaan hingga saat ini masih tersimpan di Perpustakaan Kongres, inilah kisah dan isi dari buku ini.

Thomas Jefferson saat itu hendak mempelajari tentang hukum dan agama Islam serta keinginan tahuan beliau terhadap pandangan kosmopolitan.

Dikemudian hari, Al Quran milik Thomas Jefferson tersebut digunakan oleh Keith Ellison, seorang anggota Demokrat yang terpilih menjadi anggota Kongres, sekaligus menjadi muslim pertama yang diangkat menjadi anggota Kongres tersebut di Amerika Serikat.

Disaat menjelang kemerdekaan Amerika Serikat, beberapa negarawan menyadari akan pluralisme yang tersirat dalam retorika Revolusioner tentang hak-hak asasi dan universal.

Namun beberapa gagasan ditolak oleh sebagian yang lain, bahkan meskipun yang mengajukan adalah Thomas Jefferson yang memiliki reputasi nasional namun tetap saja diserang oleh lawan-lawan politiknya.

Isu SARA masih diperjuangkan oleh 3 tokoh nasional Amerika Serikat, yaitu Thomas Jefferson, George Washington dan James Madison sepanjang karir politik mereka. Terutama Thomas Jefferson yang mendukung kebebasan beragama, kesetaraan politik dan kewarganegaraan.

Terutama yang berkaitan dengan agama, dimana saat itu banyak yang menjelek-jelekkan Kesultanan Turki Utsmani dan negara Afrika Utara yang menjadi simbol tirani agama dan politik agama Islam. Kata Turki menjadi sinonim agama Islam. 

Padahal karakterisasi ekstrem Turki Utsmani tidak sepenuhnya akurat dan hanya menjadi retorika politik belaka. Memang kata Turki yang berasal dari kata Turk sejak abad-16 di Inggris menandakan seorang manusia yang kejam, keras, tiran dan barbar.

Perlu diingat bahwa orang yang bijak bukan karena menganut agamanya.

Banyak yang belum tahu saat itu bahwa premis dasar agama Islam tentang Sang Nabi sebagai rasul terakhir dalam sebuah kontinum yang mencakup para Nabi Ibrani dan Yesus. Sang Nabi adalah sebagai pemimpin politik merupakan pribadi yang luar biasa dari akal yang siap sedia, penilaian yang menembus dan keberanian yang tak gentar.

Penekanan agama Islam pada keesaan Tuhan yang dibawa oleh Nabi Muhammad sebenarnya bukan hal baru, sehingga sebagian menganggap beliau telah menghidupkan kembali suatu bentuk agama Kristen awal yang lebih benar.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts