Oleh : Eileen Rachman
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2017
Tebal : 262 halaman
If you lead a meaningful life, you never really die. Ini merupakan esensi dari legacy dari seseorang, yaitu dampak dan kualitas positif yang menginspirasi, menjadi poros semangat, landasan action dan pola pikir bagi orang lain.
Inspirasi dari Lee Lacocca, saat membenahi Chrysler, dimana sebelumnya perusahaan tersebut seperti sekumpulan kerajaan kecil yang tidak berhubungan satu departemen dengan departemen yang lain.
Seorang pemimpin harus dapat melakukan hal back to basic, program-program fusion, program quantum leap dan bahkan program banting stir. Jika diibaratkan seorang pemimpin harus mampu menjadi montir yang memperbaiki mobil yang sedang berjalan.
Pemimpin harus mempunyai visi, strategi dan komitmen yang kuat untuk mengatasi energetic gap, antara masa sekarang dengan masa depan, dan antara masa depan dengan komitmen pemimpin.
Dalam melakukan perubahan, cukup mudah jika kita berhadapan dengan non-manusia, misalnya kita melakukan me-regenerasi mesin, atau kita memindahkan pabrik. Namun untuk manusia, kita harus memikirkan strategi yang berkesinambungan, berjangka menengah dan panjang agar tercipta manusia yang andal dan kompetitif.
In a learning organization, when one of us gets smarter, we all can get smarter. Di tengah dunia yang kompetitif dan selalu berubah, individu dan organisasi yang senantiasa belajarlah yang bertahan. Namun hal tersebut tidaklah cukup. Namun pelan tapi pasti, usaha tersebut akan dapat mencapai tujuan.
Lambat laun, unsur SDM mulai dianggap sebagai barang disposable, sehingga muncul strategi pengembangan sumber daya manusia, seperti downsizing, offshoring, sourcing. Hal ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Sehingga berdampak pula pada faktor loyalitas.
Sehingga loyalitas sebenarnya bukan musnah, namun berubah bentuk menjadi lebih realistis.
Jika ingin populer sebagai usaha personal branding, kegiatan networking perlu dijadikan kegiatan rutin, bahkan menjadi gaya hidup. Networking bukanlah sekedar kumpul-kumpul namun lebih kepada kancah pergaulan yang cerdas. Contoh lain adalah kegiatan lobi, kunjungan ke kantor atau lembaga, bertukar pendapat, menulis di media, menghadiri pertemuan, menginisiasi kegiatan publik.
Saat dunia bisnis mengalami mendung, kita menebak apakah menjadi badai atau sekedar berlalu, setiap individu harusnya menyalakan alarm diri, untuk menjadi waspada, kemudian berlari. Alarm diri atau sense of crisis seseorang yang tidak bekerja, bisa jadi karena kurangnya informasi, kurangnya kepekaan, atau tidak ingin menghadapi kenyataan.
Padahal situasi bisnis sekarang dipenuhi dengan persaingan, perang tarif, perubahan organisasi, kemauan pelanggan yang beraneka ragam. Perlu adanya burning platform, seperti pekerja di anjungan minyak pengeboran jika terjadi kebakaran, dimana perlu adanya dorongan yang sangat kuat untuk do something, tidak berdiam diri apalagi berleha-leha.
Bahaya jika terdapat pekerja yang tidak siap untuk berjuang melawan keterpurukan. Sebagian bahkan melakukan kill the messenger of bad news. Sehingga terjadi penurunan kinerja, kurang inisiatif untuk mengejar target baru dan kurang kreatif dalam mencari tantangan baru.
Easier said than done. Benar bahwa lebih mudah bicara daripada menjalankan. Namun kemampuan analisis dan belajar hal baru merupakan sesuatu yang berbeda dengan tindakan menjalankannya. Karena hal ini membutuhkan intelegensi praktis. Hal ini diperlukan dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah.
Pekerja perlu memahami konsep manajemen waktu, membedakan hal penting & mendesak, dan penting & tidak mendesak. Sering kali kita terlalu berfokus pada hal yang mendesak saja, yaitu hal yang bermasalah saja yang harus segera ditangani.
Contoh melakukan hal yang penting adalah menyelesaikan laporan sebelum waktunya, mengecek peralatan secara rutin, melaksanakan pengawasan berkala dan melakukan rapat reguler.
Time management sangat lah diperlukan. Banyak orang yang malah melakukan memperpanjang jam kerja dengan lembur. Hal ini malah menimbulkan gejala jenuh, lelah, letih dan pada akhirnya sakit. Yang seharusnya dilakukan adalah menjaga dan meningkatkan produktivitas.
Untuk perlu ada energi yang tidak ada matinya, yang berasal dari passion dan "keharusan" sebagai proyek yang harus dituntaskan. Energi dalam manusia adalah ada pada fisik, emosi, pikiran dan spirit. Seperti HP energi ini bisa diisi ulang jika turun, misalnya dengan berolahraga atau hobi lainnya.
Karena yang perlu dijaga kebugaran bukanlah fisik belaka, namun daya pikir, emosi dan mental perlu dijaga pula kebugarannya. Jika daya pikir kita kurang bugar, maka bicara seseorang akan mudah menggeneralisasi keadaan dengan pendekatan All or None, dengan keluar kata "selalu" dan "sering".
Siklus 4A, yaitu Achieve, Assess, Activate dan Accelerate. Yaitu dari sebuah upaya pencapaian tantangan (achievement), yang jika tercapai segera dievaluasi (assess), lalu segera direvisi untuk dihidupkan kembali (activate), lalu mendorong dan mengenjot energi (accelerate) untuk mengoptimalkan pencapaian hasil.
Terkadang seseorang tidak dapat menerima masukan, karena masukan dianggap sebagai sesuatu yang menyerang, sehingga orang tersebut menghindari atau bahkan menyerang kembali. Hal tersebut memang akan membuat sejenak nyaman, namun menyulut sumbu bom waktu.
Ada orang yang bersikap proaktif dalam menerima feedback, namun juga ada orang yang responsif dan hanya menunggu. Feedback sebenarnya adalah sangat berharga, tinggal kita siap sedia ber-kuping panas untuk mendengarkan, karena feedback tersebut untuk kemajuan bersama. Sehingga akan mudah dalam melakukan alignment misi pribadi, tim dan organisasi.
#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku
#resensibuku
#potretbuku
No comments:
Post a Comment