Monday, October 19, 2020

Business Model Canvas

Business Model Canvas Penerapan di Indonesia

Oleh : Tim PPM Manajemen

Penerbit : PPM, 2012

Tebal : 262 halaman


Model bisnis adalah gambaran hubungan antara keunggulan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan sehingga mampu menciptakan nilai dan perusahaan dapat menghasilkan laba.

Konsep Business Model Canvas yang dibesut oleh Alexander Osterwalder dan Yves Pigneur menjadi trend oleh pebisnis, terlebih saat bisnis e-commerce merajalela, sehingga mengubah model bisnis lama yang rumit menjadi model bisnis baru yang sederhana, yang dapat ditampilkan dalam 1 kanvas.

Model bisnis tidaklah sama dengan strategi bisnis, jadi model bisnis harus ditentukan dan dirancang terlebih dahulu, baru kemudian kita susun strategi bisnis. Business Model Canvas juga bukan Business Plan, dimana Business Model Canvas menjelaskan bagaimana organisasi menghasilkan uang dan bagaimana organisasi menciptakan value. Dari Business Model tersebut kemudian dikembangkan menjadi sebuah Business Plan yang lebih komprehensif, yang menjelaskan lingkungan luar organisasi, rencana Pemasaran, Produksi, Keuangan, SDM dan bagaimana pengorganisasian.

Dikarenakan Business Model Canvas merupakan proses berpikir strategis sehingga perancang Business Model Canvas jangan terlalu cepat masuk ke dalam detail.

Model bisnis diperlukan diantaranya sebagai berikut:

  1. agar perencana dan pengambilan keputusan dapat melihat hubungan logis, 
  2. membantu untuk menguji konsistensi antar komponen, 
  3. membantu menguji pasar dan asumsi yang digunakan,
  4. menunjukkan seberapa radikal perubahan yang terjadi atau yang dilakukan dan konsekuensinya.

Salah satu yang diutamakan dalam Business Model Canvas adalah value proposition atau proposisi nilai konsumen, yaitu nilai yang ditawarkan kepada konsumen yang dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan lebih cepat, lebih mudah, lebih murah, lebih nyaman dan lebih efektif.

Pada intinya memudahkan konsumen untuk memenuhi kebutuhannya.

Hal ini bisa terjadi jika kita mempunyai distinctive competence atau kompetensi unik, yaitu proposisi nilai konsumen yang berbeda secara strategis.

Setidaknya ada 11 value proposition dalam Business Model Canvas, yaitu

  1. Newness (kebaruan)
  2. Performance (kinerja)
  3. Customization
  4. Getting the Job Done (penyelesaian pekerjaan)
  5. Design
  6. Brand / status
  7. Price
  8. Cost reduction
  9. Risk reduction
  10. Accessibility
  11. Convenience / usability (kenyamanan / kemudahan penggunaan)
Terakhir harus ingat pepatah rajin memanen lupa menanam. Maksudnya jangan sampai kita lupa memikirkan Business Model Canvas selanjutnya. Terutama apabila Business Model Canvas lama sudah tidak bisa dipanen dan menghasilkan profit, dikarenakan pesaing baru, teknologi baru.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi

Judul : Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi Oleh : Gerald Corey Penerbit : Refika, 2003 Tebal : 434 halaman Psikoanalisis adalah ali...

Related Posts