Thursday, May 21, 2020

Great Depression

Depresi Besar Ekonomi Amerika 1929-1939 dan Dampaknya Terhadap Kehancuran Ekonomi Dunia


Oleh : Dietmar Rothermund

Penerbit : Imperium, 2008
Tebal : 294 halaman


Great depression menjadi tantangan ekonomi untuk mencapai keseimbangan dari mekanisme bebas kekuatan pasar. Salah satu diantaranya menjaga keseimbangan antara supply demand atau persediaan dan permintaan, dimana sebelumnya uang dianggap hanya sebagai media tukar yang mempunyai peran netral.

Hal tersebut berlaku pada Teori moneter pra-Keynesian. Salah satu tokoh yang menetapkan pondasi standar emas adalah Sir Isaac Newton pada tahun 1717 dalam kapasitasnya sebagai master artayasa.

Lalu Keynes, sang begawan ekonomi, dalam karyanya A Treatise on Money, mencoba mengenalkan teori ekonomi baru. Pada tahun 1932 muncul Teori Uang dan Produksi, dan puncaknya terangkum pada karya General Theory of Employment, Interest and Money.

Sebelumnya, tepatnya sebelum Perang Dunia I, perekonomian suatu negara didasarkan pada standar emas internasional. Hal ini lebih menjamin stabilitas moneter karena memberikan keseimbangan dengan mekanisme yang cukup sederhana.

Salah satunya adalah Bank Inggris, yang merupakan bank swasta yang dimiliki para pemegang saham swasta juga. Bank Inggris adalah bank sentral yang tak biasa karena dimiliki oleh pribadi dan membayar keuntungan saham.

Tidak hanya di Inggris, dikarenakan memiliki sumber daya yang menguntungkan, sehingga Inggris Raya juga mampu mengelola standar emas internasional. Dan Bank Inggris juga dianggap sebagai pusat finansial dunia.

Hal tersebut terjadi sebelum Amerika Serikat merebut predikat sebagai kekuatan finansial utama dari tangan Inggris Raya, dengan Dewan Cadangan Federal yang dibentuk pada tahun 1913.

Pada tahun 1929, terjadi kebangkrutan bursa saham. Pada tahun 1930, depresi ekonomi menyebar dari Amerika ke Eropa.

Disinilah asal usul bangkitnya Amerika Serikat. Sebelum Perang Dunia, Amerika Serikat berhutang $ 4 milyar ke Eropa, namun setelah perang berakhir, sekutu Eropa berbalik berhutang $ 11 milyar kepada Amerika Serikat.

Hal ini menjadikan kemunduran Eropa, dimana pada tahun 1914 merupakan negara yang berada di posisi unggul, namun berbalik sengsara pada tahun 1945 setelah Perang Dunia.

Tidak hanya berkutat pada Amerika dan Eropa saja, namun juga ada peran Jawa sebagai bagian dari Hindia Belanda. Dimana pada tahun 1928 sampai 1930, Jawa adalah eksportir gula terbesar di dunia, yaitu sebesar 3 juta ton.

Pada tahun 1928 dan 1929 di Jawa terjadi pemberontakan komunis. Pada tahun 1931 sampai 1936 Hindia Belanda diperintah oleh Gubernur Jenderal de Jonge, seorang autokrat yang keras. Pada saat itu tokoh nasionalis seperti Soekarno ditahan. Pada tahun 1927, Sukarno mendirikan partai nasionalis, dimana pada tahun 1930 menyumbangkan slogan Marhaen, sehingga muncul ideologi Marhaenisme.

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts