Oleh : Daoed Joesoef
Penerbit : PT Kompas Media Nusantara, 2015
Tebal : 176 halaman
Candi atau Temple berasal dari kata templum atau temenos yang mempunyai arti bangunan yang terpisah dari dunia profan.
Candi Borobudur dibangun pada masa Raja Smaratungga dari Wangsa Sailendra sekitar tahun 650 - 930 M, referensi lain menyebutkan tahun 800 M dimana waktu penyelesaiannya memerlukan waktu 50 -70 tahun.
Dari bagian tertinggi candi Borobudur kita bisa menyaksikan sebagai lingkaran gunung mulai dari Merapi (2.911 m), Merbabu (3.142 m), Sumbing (3.371 m), Sundoro (3.135 m), Perahu (2.565).
Dalam sebuah prasasti tahun 842 M, terdapat sebutan Tumpukan Kebajikan seperti Bhumisambharabudhara yang mempunyai arti bukit tumpukan kebajikan pada kesepuluh tingkatan-tingkatan atau ke-Bodhisattwa-an.
Bagi penganut paham Pythagoras bilangan 10 berbentuk tetraktys persegi tiga yang merupakan suatu bilangan sempurna, yaitu dimana 1+2+3+4 = 10
Tahun 1365, dalam naskah kitab Nagarakertagama karya sang pujangga Mpu Prapanca yang menyebutkan nama Budur untuk sebuah bangunan suci agama Budha dari aliran Wajradhara.
Menurut Dr. Poerbatjaraka, kata Boro adalah biara.
Tahun 1814, Sir Thomas Stanford Raffles sebagai Letnan Gubernur Jenderal Inggris yang menjabat Wali Negara di Indonesia menuliskan laporan dalam bukunya yang berjudul The History of Java bahwa Budur dikiaskan sebagai bukit. Sedangkan Boro berarti agung atau yang terhormat.
Semua warisan budaya tua menunjukkan adanya sharing dalam engineering skills filosofi religius dan nilai artistik.
No comments:
Post a Comment