Manuver dan Intrik Politik Kerajaan-Kerajaan di Jawa dari Mataram Kuno hingga Mataram Islam
Oleh : Sri Wintala Achmad
Penerbit : Araska, 2016
Tebal : 248 halaman
Ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari pembentukan dan pembagian kekuasaan yakni kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain sesuai dengan keinginan si pemilik pengaruh.
Sangat menarik kita mempelajari masa lalu dari sejarah kerajaan yang berdiri di Indonesia khususnya di tanah Jawa yang didalamnya penuh strategi politik dan intrik. Tidak hanya dibahas kerajaan-kerajaan besar saja dan tidak hanya dibahas untuk raja-raja besar saja, namun hampir menyeluruh. Yaitu diantaranya adalah sebagai berikut :
Mataram Kuno periode Jawa Tengah
Dinasti Sanjaya
Raja Sanna (710 - 717 M), bercorak Hindu Siwa dengan gelar Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya
Dinasti Sailendra
Dyah Pancapana, bercorak Budha dari India Selatan
Dharanindra (782 - 812 M), dengan gelar Sri Sanggrama Dhananjaya
Samaratungga (812 - 833 M), dengan prestasi membangun candi Jinalaya atau Borobudur
Pramodhawardhani (833 - 856 M)
Mpu Manuku menikahi Pramodhawardhani sehingga terjalin Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dengan Dinasti Sailendra yang beragama Budha, kemudian dibangun candi Siwagreha (Prambanan)
Dyah Lokapala (855 - 885 M)
Dyah Saladu (887 M)
Dyah Balitung (898 - 910 M)
Dyah Tuludong (919 - 921 M)
Dyah Wawa (924 - 928 M), dengan gelar Sri Maharaja Rakai Sumba Dyah Wawa Sri Wijayalokanamottungga
Mataram Kuno periode Jawa Timur
Mpu Sindok (929 - 947 M)
Sri Isana Tunggawijaya (947 M)
Dharmawangsa Teguh (985 M)
Kahuripan
Berada di area Sidoarjo dan Pasuruhan
Airlangga (1019 - 1042 M)
Janggala
Janggala atau Jenggala atau Ujung Galuh merupakan pecahan kerajaan Kahuripan sebelah timur
Lembu Amiluhung (1042 M - 1044 M)
Sri Maharaja Mapanji Garasakan (1044 - 1052 M)
Mapanji Alanjung Ahyes (1052 - 1059 M)
Sri Samarotsaha
Kadiri
Kadiri atau Kediri merupakan pecahan kerajaan Kahuripan sebelah barat dengan ibukota Dhaha
Lembu Amisana (1042 M)
Jayabhaya (1135 - 1159 M)Rakai Sirikan (1159 - 1169 M)
Sri Aryeswara Madhusudanawatara Arjamuka (1169 - 1171 M)
Sri Gendra (1171 - 1182 M)
Kertajaya (1182 - 1222 M) dengan gelar Sri Kamesywara Triwikramawatara Aniwariwirya Andindhita Digjaya Uttunggadewa
Belajar adalah sarana memperbarui diri, tanpa belajar kita akan terperangkap pada masa lalu
Saturday, June 3, 2017
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Featured Post
Related Posts
-
So Good They Can't Ignore You Oleh : Cal Newport Penerbit : PT Mizan Publika, 2016 Tebal : 261 halaman Teori umum yang berkem...
-
Tonggak Pemikiran Bapak Bangsa Oleh : Suwidi Tono Penerbit : PT Perspektif Media Komunika, 2008 Tebal : 150 halaman Ada kesamaan ...
-
Misteri Angka-Angka Dalam Berbagai Peradaban Kuno dan Tradisi Agama Islam, Yahudi dan Kristen Oleh : Annemarie Schimel Penerbit : Pu...
-
Panduan Keberlanjutan (Sustainability) Oleh : Leonard Tiopan Panjaitan, S.sos, MT, CSRS, CSRA Penerbit : Penebar Plus, 2015 Tebal : 148 hala...
-
Menciptakan Hidup yang Berarti Oleh : Jerry Porras, Stewart Emery, Mark Thompson Penerbit : Erlangga, 2009 Tebal : 340 halaman Baga...
No comments:
Post a Comment