Thursday, June 15, 2017

Jerusalem

Kesucian, Konflik dan Pengadilan Akhir


Oleh : Trias Kuncahyono

Penerbit : Kompas, 2014
Tebal : 315 halaman

Jerusalem: Kesucian, Konflik, dan Pengadilan Akhir.

Jerusalem adalah kota yang telah memikat hati dan pikiran umat manusia selama berabad-abad. Dengan warisan sejarahnya yang kaya, simbolisme agamanya yang mendalam, dan posisinya yang strategis, Jerusalem telah menjadi pusat perhatian bagi banyak peradaban dan agama. Namun, keindahan dan kompleksitasnya seringkali diselingi oleh konflik yang membara, mencerminkan pertarungan atas klaim religius, budaya, dan politik.

Kesucian.
Jerusalem dianggap sebagai salah satu tempat yang paling suci dalam tiga agama utama: Yudaisme, Kekristenan, dan Islam. Bagi umat Yahudi, Jerusalem adalah situs Bait Suci, tempat di mana Bait Allah pertama kali dibangun oleh Raja Salomo. Bagi umat Kristen, Jerusalem adalah tempat kelahiran, karya, dan kebangkitan Yesus Kristus. Sementara bagi umat Islam, kota ini adalah situs Al-Aqsa, tempat di mana Nabi Muhammad dinaikkan ke surga.

Kesucian Jerusalem tidak hanya menjadi aspek penting dalam kehidupan religius, tetapi juga menjadi titik fokus bagi orang-orang dari seluruh dunia yang melakukan perjalanan ke kota suci ini untuk beribadah, merenungkan, dan mencari kedamaian spiritual.

Konflik.
Namun, kesucian Jerusalem juga telah menjadi sumber ketegangan yang berkelanjutan. Sejak pembagian kota tersebut oleh Perser kuno, hingga penaklukan oleh berbagai imperium termasuk Romawi, Byzantium, Islam, dan Kekaisaran Ottoman, Jerusalem telah menjadi pusat konflik dan pertumpahan darah.

Konflik modern yang paling terkenal adalah antara Israel dan Palestina. Pertempuran atas klaim wilayah, akses ke situs suci, dan kepentingan politik telah menyebabkan kekerasan yang terus-menerus di kota ini. Jerusalem telah menjadi simbol konflik yang berkepanjangan antara dua bangsa yang saling bertentangan, yang bertujuan untuk mengklaim kota suci ini sebagai ibu kota mereka sendiri.

Pengadilan Akhir.
Dalam konteks agama, Jerusalem juga memiliki peran yang penting dalam keyakinan akan pengadilan akhir. Dalam berbagai keyakinan, Jerusalem dipandang sebagai tempat di mana peristiwa-peristiwa penting dalam akhir zaman akan terjadi. Keyakinan ini mencakup kedatangan Mesias dalam agama Yahudi, kedatangan Kristus kedua kali dalam agama Kristen, dan peristiwa-peristiwa penting lainnya dalam eskatologi Islam.

Oleh karena itu, Jerusalem bukan hanya menjadi tempat bersejarah dan pusat konflik, tetapi juga dianggap sebagai pusat dari ekspektasi akan hari penghakiman terakhir. Pandangan ini menambah dimensi spiritual yang mendalam kepada kompleksitas kota ini, membuatnya menjadi pusat perhatian tak hanya bagi manusia secara politis dan budaya, tetapi juga dalam pemikiran religius dan filosofis.

Dengan demikian, Jerusalem terus menjadi titik sentral dalam narasi global, menarik perhatian dan emosi dari orang-orang di seluruh dunia. Dalam upaya untuk meraih kedamaian dan keadilan, penting bagi pemimpin dunia dan pemuka agama untuk menghormati kesucian Jerusalem sambil berusaha untuk menyelesaikan konflik yang telah menghantui kota ini selama berabad-abad. Hanya dengan penghormatan, dialog, dan kerjasama, mungkin Jerusalem akan menjadi tempat harmoni dan persatuan, bukan sumber ketegangan dan pertumpahan darah.

---

Tanah Palestina terletak antara Laut Putih Tengah, sungai Yordan dan Laut Mati, di sebelah utara hingga Hama dan di sebelah selatan hingga Gaza dan Hebron. Jerusalem merupakan kota suci bagi 3 agama monoteistik, yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Silih berganti penguasa duniawi menguasai Jerusalem.

Orang Yahudi meyakini bahwa menyentuh Tembok Ratapan seperti menyentuh Tuhan.

Di puncak gunung diatas Tembok ratapan berdiri Dome of the Rock dan masjid Al Aqsha.

Di sana pula terdapat gereja Makam Kristus.

Tahun 3000 SM tanah Palestina dikenal sebagai tanah Kanaan yang berasal dari bahasa Phoenicia. Konon suku Kanaan merupakan keturunan Ham, putra kedua dari Nabi Nuh. Dan Israel adalah keturunan dari nabi Ibrahim yang bermoyang Sham, putra pertama Nabi Nuh.

Saat terjadi Perang Salib III, pasukan Kristen dibawah raja Inggris, Richard kalah lagi oleh pasukan Saladin. Meski menang perang, Saladin menjamin keamanan dan memberi akses bagi para peziarah ke tanah suci dari agama apa pun.

Khalifah Umar bin Khattab pun pernah melakukan hal serupa.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts