Belajar adalah sarana memperbarui diri, tanpa belajar kita akan terperangkap pada masa lalu
Tuesday, October 14, 2025
Wednesday, October 8, 2025
Life Lessons
Penulis: Elisabeth Kübler-Ross & David Kessler
Penerbit : Haru, 2023
Tebal : 307
Buku Life Lessons adalah karya reflektif dan menyentuh hati dari dua tokoh yang dikenal luas dalam bidang psikologi kematian dan kehilangan. Elisabeth Kübler-Ross, penulis On Death and Dying, bersama David Kessler, menghadirkan buku ini bukan sebagai pembicaraan tentang kematian semata, melainkan tentang bagaimana memahami kehidupan dengan lebih mendalam melalui pelajaran dari mereka yang hampir meninggal.
Buku ini terdiri dari berbagai kisah nyata dan renungan spiritual yang disusun dalam 14 “pelajaran kehidupan” (life lessons). Setiap bab menggali satu nilai penting seperti cinta, rasa bersyukur, kesabaran, pengampunan, kebahagiaan, dan keberanian. Melalui pengalaman pasien-pasien yang berada di ambang kematian, kedua penulis menunjukkan bahwa momen mendekati akhir hidup justru sering membuka mata tentang apa yang benar-benar berarti dalam hidup.
Elisabeth dan David mengajak pembaca melihat bahwa kehidupan tidak harus menunggu akhir untuk menemukan makna. Mereka menekankan bahwa setiap hari adalah kesempatan untuk belajar mencintai lebih dalam, memaafkan lebih cepat, dan hidup lebih sadar. Pelajaran terbesarnya adalah bahwa hidup yang penuh makna bukanlah tentang pencapaian luar, tetapi tentang kedalaman hati dan hubungan antarmanusia.
Salah satu bagian paling menyentuh dari buku ini adalah bagaimana mereka menggambarkan proses “melepaskan” — baik itu rasa bersalah, dendam, maupun ketakutan akan kehilangan. Dengan gaya penulisan yang lembut, keduanya mengajak pembaca berdamai dengan kehidupan sebagaimana berdamai dengan kematian.
Wednesday, October 1, 2025
Easy Peasey - People Skills for Life
Oleh : Allan & Barbara Pease
Penerbit : Network TwentyOne, 2006
Tebal : 97 halaman
Allan dan Barbara Pease, pasangan penulis asal Australia yang dikenal sebagai “ahli bahasa tubuh dan komunikasi antarpribadi”, kembali dengan karya terbaru berjudul Easy Peasey: People Skills for Life. Buku ini dirancang sebagai panduan praktis untuk membantu pembaca berkomunikasi lebih efektif, memahami orang lain dengan lebih baik, dan membangun hubungan yang sehat di berbagai aspek kehidupan — pribadi, sosial, maupun profesional.
Setelah kesuksesan buku-buku seperti The Definitive Book of Body Language dan Why Men Don’t Listen and Women Can’t Read Maps, kali ini mereka menghadirkan pendekatan yang lebih ringan, ringkas, dan aplikatif — cocok untuk siapa pun yang ingin meningkatkan kemampuan sosial tanpa teori yang rumit.
Easy Peasey: People Skills for Life mengajarkan bahwa kemampuan bergaul dan memahami orang lain bukanlah bakat bawaan, melainkan keterampilan yang bisa dipelajari. Allan dan Barbara menjelaskan cara-cara sederhana namun efektif untuk:
- Membaca bahasa tubuh dan sinyal nonverbal.
- Menghadapi berbagai tipe kepribadian dalam pergaulan dan pekerjaan.
- Mengatasi konflik dengan empati dan komunikasi yang cerdas.
- Meningkatkan kepercayaan diri dalam berbicara, terutama di situasi sosial yang sulit.
- Menjalin hubungan yang lebih hangat dan penuh pengertian.
Melalui contoh-contoh kehidupan sehari-hari, humor khas pasangan Pease, serta ilustrasi ringan, buku ini membantu pembaca memahami bahwa setiap interaksi sosial adalah kesempatan untuk membangun koneksi manusiawi yang bermakna.
Selain membahas teknik komunikasi, buku ini juga menekankan pentingnya emotional intelligence — kemampuan mengenali dan mengelola emosi diri serta orang lain. Allan dan Barbara percaya bahwa kesuksesan dalam hidup bukan hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh kecakapan sosial yang membuat seseorang disukai, dipercaya, dan dihormati.
Wednesday, September 24, 2025
Find Your Why
Jika Start With Why memperkenalkan konsep penting tentang “memulai dengan alasan mengapa”, maka Find Your Why hadir sebagai kelanjutan yang lebih praktis. Buku ini ditulis untuk membantu individu maupun tim menemukan dan merumuskan “Why” mereka sendiri.
Simon Sinek bersama David Mead dan Peter Docker memberikan panduan langkah demi langkah, bukan hanya teori. Buku ini menunjukkan bagaimana setiap orang memiliki “Why” — sebuah pola berulang dari kontribusi dan dampak yang kita ciptakan terhadap orang lain. Dengan menemukan Why, seseorang dapat membuat keputusan yang lebih selaras dengan nilai, visi, dan tujuan hidupnya.
Buku ini menjelaskan metode konkret, seperti:
-
Menggali pengalaman hidup → menemukan momen-momen penting yang membentuk jati diri.
-
Bercerita dan mendengarkan → karena Why lebih mudah terlihat melalui narasi, bukan logika semata.
-
Menyusun pernyataan Why → kalimat sederhana yang berisi kontribusi dan dampak yang ingin ditinggalkan.
-
Menemukan Why dalam tim/organisasi → bukan sekadar menggabungkan individu, tetapi mencari tujuan kolektif yang memberi arah dan motivasi bersama.
Contoh nyata juga diberikan dalam buku ini, baik dari pengalaman individu maupun perusahaan, sehingga pembaca bisa langsung mempraktikkan proses pencarian Why.
Wednesday, September 17, 2025
Start With Why
Oleh : Simon Sinek
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2019
Tebal : 358 halaman
Start With Why karya Simon Sinek adalah buku inspiratif yang membahas bagaimana pemimpin besar dan organisasi sukses mampu menggerakkan orang lain bukan hanya dengan apa yang mereka lakukan atau bagaimana cara mereka melakukannya, melainkan karena mereka memiliki alasan mendasar: Why — tujuan, keyakinan, atau visi yang menjadi inti dari semua tindakan.
Simon Sinek memperkenalkan konsep terkenal yang disebut Golden Circle, terdiri dari tiga lapisan:
-
Why (mengapa) → alasan mendasar yang menjadi motivasi inti.
-
How (bagaimana) → proses atau nilai yang membedakan cara kerja kita.
-
What (apa) → produk atau layanan yang dihasilkan.
Menurut Sinek, sebagian besar organisasi hanya berfokus pada what dan how, tetapi pemimpin visioner selalu memulai dari why. Ia mencontohkan tokoh seperti Martin Luther King Jr., Steve Jobs, dan organisasi seperti Apple yang mampu menginspirasi jutaan orang karena mereka memiliki visi jelas yang menyentuh emosi dan keyakinan masyarakat.
Buku ini menekankan bahwa konsumen tidak membeli apa yang kita jual, tetapi mereka membeli alasan mengapa kita menjualnya. Prinsip ini juga berlaku dalam kepemimpinan: orang tidak sekadar mengikuti instruksi pemimpin, mereka mengikuti keyakinan dan visi yang diyakini pemimpin itu sendiri.
Wednesday, September 10, 2025
Scrum
Oleh : Jeff Sutherland
Penerbit : Bentang Pustaka, 2017
Tebal : 296 halaman
Buku Scrum karya Jeff Sutherland memperkenalkan metodologi kerja yang kini banyak dipakai dalam manajemen proyek modern, terutama di bidang teknologi dan pengembangan perangkat lunak. Jeff Sutherland, yang juga salah satu pencetus metode Scrum, menjelaskan bagaimana sistem kerja ini mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan kolaborasi tim.
Konsep utama dari Scrum adalah membagi proyek besar menjadi bagian-bagian kecil yang disebut sprint. Setiap sprint biasanya berlangsung 1–4 minggu, dengan tujuan menghasilkan produk yang bisa diuji atau ditinjau langsung oleh pengguna. Dengan cara ini, tim bisa lebih cepat melihat hasil kerja, beradaptasi dengan perubahan, dan mengurangi risiko kegagalan proyek.
Dalam Scrum, peran anggota tim dibagi secara jelas:
-
Product Owner yang bertanggung jawab menentukan prioritas dan kebutuhan pelanggan.
-
Scrum Master yang berperan sebagai fasilitator dan penghilang hambatan.
-
Development Team yang mengerjakan langsung tugas sesuai backlog.
Buku ini juga menekankan prinsip-prinsip penting seperti transparansi, inspeksi, adaptasi, dan kerja sama tim yang mandiri. Alih-alih terjebak pada birokrasi panjang, Scrum mengajarkan agar setiap tim bisa bergerak cepat, bereksperimen, dan memperbaiki diri dari setiap iterasi.
Jeff Sutherland memperkuat gagasannya dengan berbagai contoh nyata, mulai dari pengembangan perangkat lunak, dunia bisnis, hingga lembaga pemerintahan yang berhasil menerapkan Scrum untuk meningkatkan produktivitas.
Wednesday, September 3, 2025
The Lean Startup
Oleh : Eric Ries
Penerbit : Bentang Pustaka, 2015
Tebal : 292 halaman
Buku The Lean Startup karya Eric Ries menjadi salah satu referensi penting bagi para pelaku bisnis, khususnya dunia startup. Eric Ries menawarkan sebuah pendekatan baru dalam membangun perusahaan, yang lebih menekankan pada efisiensi, eksperimen cepat, dan pembelajaran berkelanjutan, daripada menghabiskan waktu dan sumber daya untuk rencana bisnis yang kaku.
Konsep inti yang diperkenalkan adalah Build–Measure–Learn. Sebuah ide harus segera diwujudkan dalam bentuk produk awal (Minimum Viable Product / MVP), kemudian diuji ke pasar untuk melihat respons nyata. Dari hasil pengukuran, pengusaha dapat belajar apakah produk tersebut layak dikembangkan, diubah, atau bahkan ditinggalkan. Dengan demikian, risiko kegagalan bisnis dapat ditekan sejak dini.
Eric Ries juga menekankan pentingnya pivot (berputar arah). Banyak startup gagal karena terlalu keras kepala mempertahankan ide awal. Dengan metode Lean Startup, perubahan arah bukanlah tanda kegagalan, tetapi strategi adaptasi berdasarkan data dan kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.
Selain itu, buku ini membongkar mitos bahwa startup hanya soal ide besar. Yang lebih penting adalah bagaimana tim bisa beradaptasi cepat, memanfaatkan sumber daya terbatas, serta fokus menciptakan nilai yang benar-benar diinginkan pelanggan.
Wednesday, August 27, 2025
Wow Marketing
Oleh : Hermawan Kartajaya
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2015
Tebal : 239 halaman
Buku Wow Marketing karya Hermawan Kartajaya menghadirkan sebuah konsep pemasaran yang menekankan pentingnya menciptakan pengalaman luar biasa bagi konsumen di era globalisasi dan digital. Hermawan, yang dikenal sebagai salah satu pakar pemasaran kelas dunia, menjelaskan bahwa praktik pemasaran tidak lagi cukup hanya sekadar menawarkan produk atau layanan dengan harga kompetitif. Dalam dunia yang semakin kompetitif, pelanggan ingin sesuatu yang lebih, yaitu pengalaman yang berkesan, emosional, dan relevan dengan kehidupan mereka.
Hermawan menekankan bahwa Wow Marketing adalah strategi untuk membuat pelanggan berkata “Wow!” saat berinteraksi dengan merek atau perusahaan. Hal ini hanya bisa dicapai dengan menggabungkan nilai fungsional, emosional, dan spiritual dalam setiap aspek pemasaran. Produk atau jasa yang hanya mengandalkan kualitas tanpa menghadirkan sentuhan emosional akan kalah oleh kompetitor yang mampu membangun keterhubungan lebih dalam dengan konsumen.
Buku ini juga menyoroti bagaimana teknologi digital, media sosial, dan globalisasi mengubah wajah pemasaran. Perusahaan harus mampu menciptakan komunikasi yang personal, cepat, dan interaktif. Konsumen saat ini tidak hanya ingin membeli produk, tetapi juga ingin merasakan bagian dari sebuah cerita atau komunitas. Oleh karena itu, Wow Marketing menekankan pentingnya storytelling, kreativitas, dan inovasi dalam membangun brand yang kuat.
Hermawan memberi banyak contoh kasus nyata, baik dari perusahaan global maupun lokal, yang berhasil menerapkan prinsip Wow Marketing. Misalnya, merek-merek yang mengutamakan layanan pelanggan yang luar biasa, inovasi produk yang menyentuh gaya hidup, hingga kampanye pemasaran yang menggugah emosi masyarakat. Semua ini menunjukkan bahwa “wow” bukan sekadar efek sesaat, melainkan strategi jangka panjang untuk membangun loyalitas konsumen.
Selain itu, buku ini menekankan bahwa pemasaran modern harus memiliki dimensi human spirit. Artinya, strategi bisnis yang baik tidak hanya berorientasi pada keuntungan, tetapi juga memberi dampak positif pada masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, Wow Marketing menjadi panduan bagi perusahaan yang ingin meraih sukses secara berkelanjutan dengan tetap mengedepankan nilai kemanusiaan.
Marketing 1.0 : Product centric marketing, dimana objektif perusahaan adalah menjual produk
Marketing 2.0 : Customer oriented marketing, dimana objektif perusahaan adalah memuaskan dan membuat customer loyal
Marketing 3.0 : Value driven marketing, dimana objektif perusahaan adalah membuat dunia yang lebih baik
Boo, adalah ekspresi customer yang mengalami kejadian menyebalkan. Proses recovery dari customer yang kecewa adalah sangat mahal. Mereka bisa dengan mudah mempengaruhi customer dan calon customer yang lain.
Argh, adalah ekspresi customer yang kecewa, diam dan langsung pergi. Mereka tidak akan datang lagi dan meninggalkan tanpa diketahui.
OK, adalah ekspresi customer yang tidak merasa tidak puas, tapi tidak merasa puas juga. Jika mereka bercerita, tidak akan ada yang merasa spesial juga.
Aha, adalah ekspresi customer yang tidak hanya terpapar dengan produk, tapi juga eksperience dari layanan. Mereka terkesan karena mendapatkan yang melebihi need & want.
Wow, adalah ekspresi customer uang tidak hanya terkesan namun juga terkejut sehingga akan muncul ekspresi untuk melakukan positive advocacy karena customer mendapatkan sesuatu yang melebihi ekspektasi.
Tuesday, August 19, 2025
How To Sell Your Art Online
Oleh : Cory Huff
Wednesday, August 13, 2025
Wednesday, August 6, 2025
Tuesday With Morrie
Wednesday, July 30, 2025
Die With Zero
Oleh : Bill Perkins
Penerbit : Houghton Mifflin Harcourt Publishing, 2020
Tebal : 216 halaman
Hidup Sekarang, Nikmati Momen, dan Wariskan Pengalaman
Bill Perkins, seorang investor dan entrepreneur, menantang pandangan umum tentang keuangan dan warisan dalam bukunya Die With Zero. Ia memprovokasi kita dengan pertanyaan mendasar:
Untuk apa kita terus mengumpulkan uang, jika akhirnya mati dengan sisa kekayaan yang tak terpakai?
Alih-alih fokus menimbun kekayaan sepanjang hidup, Perkins menawarkan perspektif radikal: gunakan uang dan waktu kita secara bijak untuk membeli pengalaman, bukan akumulasi. Hidup bukan tentang menjadi “kaya” saat tua, tapi tentang menjadi kaya secara pengalaman di saat yang tepat.
Jangan Menunda Hidup
Perkins menyoroti bagaimana banyak orang menunda kesenangan dan pengalaman demi “masa pensiun” yang belum tentu datang. Mereka terus menabung, bekerja keras, dan hidup hemat, hanya untuk akhirnya terlalu tua, terlalu sakit, atau bahkan sudah meninggal sebelum bisa menikmati hasilnya.
Tujuan hidup bukanlah mati kaya, tetapi mati dengan nol – zero.
Artinya, pada akhir hayat, idealnya kita sudah menggunakan semua sumber daya yang kita miliki untuk hidup sepenuhnya, berbagi kepada orang lain, dan meninggalkan warisan berupa pengalaman, bukan sekadar harta.
Maknai hidup lewat pengalaman, bukan uang.
Uang hanyalah alat. Pengalamanlah yang menciptakan memori abadi. Uang yang tidak diubah menjadi pengalaman pada waktu yang tepat akan kehilangan nilainya.
Gunakan waktu dan energi sebaik mungkin.
Ada masa di mana kamu cukup sehat untuk naik gunung, jalan-jalan ke luar negeri, atau mulai bisnis impian. Waktu itu tidak datang dua kali. Jangan tunggu pensiun.
Waktu memiliki nilai lebih tinggi daripada uang.
Semakin tua, energi dan waktu kita menyusut. Gunakan masa muda untuk mengejar pengalaman yang lebih menantang secara fisik dan emosional.
Investasi pengalaman.
Alih-alih hanya investasi uang, fokuslah juga mengumpulkan “memory dividend” – kenangan dan kebijaksanaan dari pengalaman yang kamu jalani.
Distribusi warisan saat masih hidup.
Jangan menunggu mati untuk memberi. Anak-anak atau orang-orang yang kita cintai lebih membutuhkan bantuan saat mereka muda dan membangun kehidupan, bukan saat mereka sudah mapan.
Waktu terbaik untuk pengalaman berbeda-beda.
Ada momen terbaik untuk naik gunung, backpacker ke Eropa, belajar surfing, membangun bisnis, atau mengasuh cucu. Jika dilewatkan, momen itu tidak bisa diganti dengan uang.
Gunakan perencanaan hidup, bukan sekadar perencanaan keuangan.
Hidup harus dirancang seperti proyek besar, dengan prioritas yang berubah sesuai usia, bukan hanya akumulasi aset.
Tak ada kehormatan dalam menumpuk uang sampai mati.
Jika kamu mati dengan banyak uang di rekening, kemungkinan besar kamu menyia-nyiakan waktu dan kesempatan untuk hidup lebih dalam.
Gunakan pendekatan net worth curve
Grafik kekayaan bersih seharusnya naik saat kamu membangun hidup, lalu mulai menurun setelah titik tertentu karena kamu mulai “membelanjakan hidup”, bukan sekadar menyimpannya.
Kritik terhadap Pola Hidup Tradisional
Perkins mengkritik pandangan konservatif keuangan yang terlalu fokus pada akumulasi dan warisan. Menurutnya, hal itu sering menyebabkan orang tidak berani mengambil risiko, bahkan untuk pengalaman sederhana yang bisa memperkaya jiwa. Ia menyarankan untuk membebaskan diri dari rasa bersalah ketika "membelanjakan" uang demi hidup yang lebih bermakna.
Hidup Sekarang, Bukan Nanti
Buku Die With Zero bukan mengajak kita untuk boros, tetapi menyeimbangkan hidup dengan pengalaman, makna, dan kebijaksanaan penggunaan uang. Ini bukan tentang kemewahan, tapi tentang keberanian memilih hidup yang penuh warna.
Bill Perkins tidak menyuruh semua orang menghabiskan uang secara impulsif. Ia justru mendorong kita untuk hidup dengan niat dan rencana, agar pada akhirnya kita tidak menyesal karena terlalu banyak menahan diri.
“The goal is not to die with everything, but to die having given everything you can—to yourself, your loved ones, and the world.”
Wednesday, July 23, 2025
Kelola Gaji Bisa Investasi Bisnis Properti
Oleh : Nasta Trilakshmi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2021
Tebal : 169 halaman
Saat pandemi covid-19 lalu, banyak manusia yang terjangkiti kecemasan dan kepanikan (anxiety) terutama saat terjadi lockdown sehingga sampai terjadi panic buying terhadap alat kesehatan dan kebutuhan pokok.
Namun yang sangat mengkhawatirkan saat pandemi adalah banyaknya terjadi PHK, bahkan banyak juga perusahaan yang mengalami kebangkrutan.
Lebih baik bersusah-susah menyimpan daripada harus bersusah-susah cari utangan.
Ilmu financial planning jika diterapkan dengan konsisten dan disiplin akan membuat pengelolaan dana keluarga menjadi terarah.
Jangan menabung apa yang tersisa, tapi habiskan apa yang tersisa setelah menabungnya.
Dalam buku ini diberikan prinsip 10/20/30/40 untuk mengelola penghasilan yaitu 10% untuk kebaikan, 20% untuk masa depan, 30% untuk cicilan utang dan 40% untuk kebutuhan.
Wednesday, July 16, 2025
What I Talk About When I Talk About Running
Oleh : Haruki Murakami
Penerbit : Bentang Pustaka, 2025
Tebal : 183 halaman
Tidak masalah sekecil apapun yang kita lakukan, namun jika itu konsisten kita lakukan maka hal tersebut akan mempunyai makna kontemplatif bahkan meditatif. Dalam berlari kita tidak hanya akan merasakan capek, namun juga bisa cedera, dan dalam berlari rasa sakit itu pasti namun penderitaan itu adalah pilihan.
Menulis tidak hanya merekam pikiran, namun juga dapat meredam perasaan.
Terkadang kita berlari untuk mendapatkan ruang hampa, dan dalam ruang hampa tersebut seringkali muncul pemikiran-pemikiran yang menjadi ilham dan inspirasi.
Tubuh adalah sebuah sistem yang praktis, kita harus membuat tubuh menjadi sakit dalam jangka waktu lama untuk mengerti, oleh karena itu agar menjadi kuat dalam berlari kita harus melakukan peningkatan latihan secara bertahap, sedikit demi sedikit.
Meski cukup latihan, namun saat melakukan event lari, rasa sakit tetap terasa. Tapi, setelah finish semua sakit yang didera saat lari akan hilang dan lupa. Kemudian langsung menyiapkan untuk menyongsong lari selanjutnya.
Itu lah hidup, suka duka akan mengalami pengulangan terus menerus.
Dalam menulis dan berlari, selain bakat ada 2 hal yang perlu diperhatikan yaitu fokus dan daya tahan. Menulis adalah pekerjaan mental, begitu pula dalam berlari, ini lebih pada olahraga mental dibandingkan fisik.
Ada satu lagi hal yang aku sepakati dalam buku ini, yang juga diamini oleh Dave Scott, atlet triatlon, bahwasanya dari 3 olahraga yaitu berenang, bersepeda dan berlari, adalah olahraga bersepeda yang merupakan olahraga paling tidak menyenangkan.
Berlari sudah menjadi bagian dari kebahagian kecil dalam hidupnya, tanpa kebahagian kecil tersebut, maka tidak akan ada motivasi untuk bangun pagi dan berlari.
Buku What I Talk About When I Talk About Running karya Haruki Murakami bukan hanya sekadar catatan seorang novelis tentang hobinya berlari, melainkan sebuah memoar reflektif yang menyatukan kehidupan fisik, mental, dan kreatif seorang penulis dalam satu garis panjang maraton kehidupan.
Melalui gaya menulis yang jujur, sederhana, dan kontemplatif, Murakami mengajak pembaca menyelami pikirannya selama bertahun-tahun menjalani kehidupan sebagai pelari jarak jauh dan novelis. Ia mengisahkan bagaimana ia mulai berlari pada usia 33 tahun, hampir bersamaan dengan ketika ia mulai menulis novel secara serius. Dalam pandangannya, menulis dan berlari memiliki irisan yang sama: keduanya menuntut kesabaran, konsistensi, kesendirian, dan ketahanan mental.
Buku ini mengandung banyak renungan tentang tubuh yang menua, tantangan batin dalam mempertahankan disiplin, serta bagaimana aktivitas fisik mampu memberi ruang untuk berpikir dan menciptakan. Murakami membagikan pengalamannya mengikuti berbagai lomba lari—termasuk triathlon dan ultramaraton 62 mil—sebagai bentuk metafora atas perjuangan menulis dan kehidupan itu sendiri.
Di sela-sela narasi berlari, Murakami juga menyinggung banyak aspek tentang kesunyian, kelelahan, dan pertanyaan mendalam tentang motivasi pribadi: mengapa ia terus menulis, mengapa ia tetap berlari, dan bagaimana semua itu membentuk siapa dirinya.
Dengan sentuhan khasnya yang melankolis namun penuh kejujuran, What I Talk About When I Talk About Running bukan hanya untuk para pelari atau penulis, melainkan untuk siapa saja yang mencari makna dalam rutinitas, perjuangan, dan keterbatasan diri. Ini adalah buku tentang menerima diri sendiri, tentang terus bergerak meskipun lambat, dan tentang bagaimana dalam sunyi langkah kaki, seseorang bisa mendengar isi hatinya sendiri dengan lebih jernih.
Wednesday, July 9, 2025
Mind Body Spirit
Wednesday, July 2, 2025
Planet Omni
Oleh : Hermawan Kartajaya
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2018
Tebal : 198 halaman
Dalam buku berjudul Planet OMNI: The New Yin Yang of Business (Gramedia Pustaka Utama, 2018), Hermawan Kartajaya bersama Jacky Mussry dan Edwin Hardi mengajak pembaca memahami konsep OMNI sebagai paradigma baru dalam dunia bisnis di era VUCA (Volatile, Uncertain, Complex, Ambiguous).
Di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian—dari teknologi disruptif, ketegangan geopolitik, hingga dinamika sosial yang cepat berubah—ulasan konvensional kini tidak lagi cukup.
OMNI menawarkan pendekatan holistik yang mengombinasikan berbagai elemen yang tampak bertolak belakang: pendekatan digital dan humanistik, lokal dan global, inovasi dan profesionalisme, serta kreatifitas dan produktivitas. Pendekatan yang seimbang inilah yang dianggap sebagai “yin-yang” bisnis modern.
Model OMNI yang diperkenalkan dalam buku ini membagi pendekatan ke dalam dua klaster utama: klaster Entrepreneurial yang mencakup kreativitas, inovasi, jiwa kewirausahaan, dan kepemimpinan; serta klaster Professionalism yang meliputi produktivitas, peningkatan kualitas, profesionalisme, dan manajemen.
Keduanya bekerja dalam harmoni untuk menciptakan nilai yang tidak hanya keuangan, tetapi juga humanis dan berkelanjutan—diterjemahkan dalam Omnihouse Model yang memberi panduan menyeluruh bagi organisasi melalui integrasi strategi dan menjalankan operasi sebagai pusat nilai bisnis.
Selain menawarkan kerangka berpikir baru, buku ini juga memberikan tips praktis untuk membangun pola pikir yang tangguh dalam menghadapi turbulensi zaman.
Penulis menyarankan agar perusahaan tidak terjebak pada satu metode, melainkan fleksibel dan adaptif dalam mencampurkan berbagai pendekatan dengan proporsi yang tepat—apakah itu mengambil templat bisnis lokal-global, memanfaatkan teknologi digital tanpa mengabaikan nilai manusia, serta membangun kemitraan yang berorientasi pada kolaborasi global tanpa kehilangan akar lokal.
Secara keseluruhan, Planet OMNI membekali pembaca—baik pemimpin bisnis maupun pemasar masa kini—dengan wawasan strategis dan praktis untuk membangun organisasi yang adaptif, seimbang, kreatif, sekaligus profesional. Ini adalah panduan penting bagi siapa saja yang ingin unggul di era yang tidak pasti dengan pendekatan integratif dan visioner.
Wednesday, June 25, 2025
Marketing Cappuccino
Oleh : Danis Puntoadi
Penerbit : Elex Media Komputindo, 2013
Tebal : 319 halaman
Marketing Cappuccino : Campur dan Racik Marketing Anda Sesuai Seleraadalah buku yang dirilis oleh Danis Puntoadi, seorang pengusaha kuliner sukses dan pendiri CRP Group bersama brand-brand seperti Warunk Upnormal, Bakso Boedjangan, dan Nasi Goreng Mafia.
Buku ini diterbitkan oleh Elex Media Komputindo pada tahun 2013 dan mengemas pendekatan marketing kuliner yang memadukan teori dan praktik di lapangan untuk pengusaha dan pelaku bisnis F&B.
Dalam buku ini, Danis menekankan pentingnya research pasar yang serius sebagai langkah awal membangun bisnis. Ia menjelaskan bahwa kesalahan umum pebisnis kuliner adalah terburu-buru launching tanpa menyesuaikan produk dengan preferensi konsumen.
Proses riset yang Ia jalankan memakan waktu hingga delapan bulan, memastikan produk yang diluncurkan benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selanjutnya, Danis menggambarkan strategi membangun brand sebagai pondasi keberlanjutan usaha. Baginya brand bukan hanya produk; melainkan juga pelayanan, kebersihan, dan keterlibatan pelanggan. Konsistensi kualitas, pelayanan, dan kebersamaan dengan pelanggan adalah modal utama agar brand bisa bertahan dan berkembang.
Selain itu, buku ini membahas pentingnya membangun sistem operasional dan investasi yang mantap saat bisnis berkembang. Danis berbagi pengalaman bahwa mengelola puluhan outlet memerlukan sistem yang bisa menjamin konsistensi produk dan layanan.
Ia menekankan bahwa sistem yang baik menjadi kunci agar ekspansi bisnis bisa berjalan sesuai standar tanpa tergantung pada kehadiran pemilik.
Tak kalah penting, kreativitas menjadi elemen kunci dalam inovasi bisnis kuliner. Narasi Danis mencerminkan bahwa kreatifitas tidak bermunculan begitu saja, melainkan lahir dari konsistensi melihat tren, memahami pasar, dan mencoba percobaan baru. Hal ini memungkinkan bisnis untuk terus relevan dan menarik minat pelanggan.
Buku Marketing Cappuccino memberikan rangkuman praktis dan realistis tentang bagaimana meramu strategi marketing yang efektif di dunia kuliner modern.
Dengan pendekatan “campur dan racik sesuai selera pasar,” Danis Puntoadi menyajikan resep bisnis yang aplikatif dan bisa langsung diimplementasikan oleh pengusaha skala kecil hingga besar. Cocok bagi siapa saja yang ingin membangun brand yang kuat, sistematis, dan tahan lama.
Wednesday, June 18, 2025
Jejak Jokowi di Gayo
Oleh : Khalisuddin & Murizal Hamzah
Penerbit : Bandar Publishing, 2019
Tebal : 200 halaman
Buku Jejak Jokowi di Gayo, ditulis oleh Khalisuddin dan Murizal Hamzah (Bandar Publishing, 2015), mengangkat kisah masa muda Presiden Joko Widodo—sebelum terkenal sebagai kepala negara. Berdasarkan wawancara dengan rekan-rekan semasa bekerja di PT Kertas Kraft Aceh (KKA) pada 1986–1988, mereka menggambarkan sosok Jokowi saat itu sebagai “Joko” yang sederhana, jujur, disiplin, dan memiliki jiwa kepemimpinan sejak muda.
Jokowi, lulusan Kehutanan UGM tahun 1985, dipercaya menjadi Kepala Divisi Konstruksi Perumahan di Aceh Tengah serta menetap di kampung Bale Atu dan Karang Rejo—yang ia sebut sebagai "kampung kedua".
Ia hidup sederhana, berbaur dengan masyarakat, memimpin tim, sekaligus dikenal bijak dan penuh perhatian. Rekan-rekannya mengenang akhlak baiknya: kerap tak terlibat tawar-menawar, selalu menghitung bahan dengan teliti, dan berinteraksi dengan ramah.
Selain kiprahnya sebagai pegawai, buku ini juga menyinggung perannya dalam kegiatan sosial—seperti menjadi manajer tim sepak bola PT KKA dan berqurban massal saat Idul Adha, menunjukkan kepedulian dan semangat gotong royongnya.
Gaji pertama Jokowi di PT KKA pada tahun 1986 adalah Rp 225.000, hal ini terungkap dalam buku ini pada Bab 2 halaman 13.
Pada tanggal 24 Desember 1986, Jokowi menikah, dan setelah seminggu kemudian istrinya diboyong ke Gayo.
Saat Gibran Rakabuming Raka lahir pada tanggal 1 Oktober 1987, tidak lama kemudian akhir tahun 1987, Jokowi resign dari PT KKA.
Pada bab 12, halaman 97, terpampang foto Jokowi muda yang sedang menghadiri pesta pernikahan Mahmuddin dengan Ruswadani
Wednesday, June 11, 2025
Stand Up Selling
Oleh : Dedy Budiman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2015
Tebal : 132 halaman
Stand Up Selling adalah buku praktis dan aplikatif yang mengadopsi semangat stand-up comedy dalam dunia penjualan. Ditulis oleh Dedy Budiman dan diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2015, buku ini menekankan pentingnya kemampuan presentasi yang cepat, tepat, dan memikat bagi tenaga penjual. Tujuannya bukan hanya menghibur calon pembeli, tetapi juga membangun kepercayaan, memberi edukasi, menggugah motivasi, dan mengubah pola pikir mereka menuju keputusan pembelian.
Buku ini menjelaskan empat hal utama:
Berpresentasi secara efektif – memanfaatkan framework “Crocodile”, yaitu struktur presentasi yang terbagi ke dalam opening, kebutuhan, solusi, dan call-to-action yang kuat.
Memahami tipe pendengar – mengenali karakter audiens agar bahasa, nada, dan gaya bicara yang digunakan mampu membangun empati dan koneksi emosional.
Menyiapkan bahan presentasi – mencakup pemilihan konten yang relevan, storytelling yang kuat, dan penggunaan contoh serta testimoni agar materi terasa lebih hidup.
Cara presentasi menarik – memperkaya penyampaian dengan humor, ritme, intonasi, dan teknis panggung agar audiens tetap tertarik dan mudah diingat.
Dedy Budiman menekankan prinsip “hadiah sebelum meminta”—sebelum menegosiasikan penjualan, tenaga penjual harus menyuguhkan presentasi yang bernilai bagi calon pembeli. Pendekatan stand-up comedy dipakai untuk mengemas materi agar informasi, hiburan, dan persuasi dapat terpadu dalam sebuah presentasi berdampak tinggi.
Selain teori, buku ini juga menyertakan latihan dan studi kasus nyata yang mendorong pembaca untuk langsung mempraktikkan teknik storytelling, pengelolaan struktur presentasi, dan penutup yang menguatkan aksi. Semua rangkaian ini bertujuan untuk membentuk salesman yang mampu "berdiri dan berbicara dengan percaya diri, serta menjual dengan kejelasan dan ketegasan".
Dengan gaya yang ringan namun penuh strategi, Stand Up Selling cocok bagi para sales, pengusaha, dan profesional yang ingin meningkatkan kualitas presentasi penjualan mereka—dengan pendekatan yang fun, edukatif, dan persuasif.
Wednesday, June 4, 2025
Marketing Hebat ala Rasulullah
Oleh : Faidatur Robiah
Penerbit : Tinta Medina, 2017
Tebal : 196 halaman
Dalam buku Marketing Hebat ala Rasulullah, Faidatur Robiah mengajak pembaca menyelami teladan Rasulullah SAW sebagai pedagang, manajer, dan pemilik usaha yang sukses karena menerapkan etika tinggi serta strategi bisnis yang berpihak pada keberkahan.
Sebelum menjadi rasul, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai pedagang ulung yang dipercaya, bijak membaca pasar, dan punya reputasi "al‑Amin" (yang dapat dipercaya). Muhammad adalah pedagang dan pebisnis handal.
Integritas menjadi fondasi utama dalam bisnis ala Nabi. Beliau tidak pernah mengambil keuntungan dari amanah atau menyalahgunakan kepercayaan mitra—bahkan memilih tidak menjatuhkan harga untuk mempertahankan keadilan dan kepercayaan pelanggan . Sikap ini menunjukkan bahwa orang tanpa integritas tidak mampu menjaga amanah, sehingga tidak layak dipercaya dalam bisnis. Selain amanah, dalam integritas beliau juga tidak pernah meminta-minta.
Di masa awal berdagang dan setelah menikah, Nabi SAW selalu menunjukkan fokus tinggi dalam setiap urusannya. Beliau tidak pernah tergesa-gesa menjual tanpa pengetahuan tentang produk atau pelanggan, melainkan bersikap cermat memberi informasi jujur tentang kelebihan dan kekurangan produk.
Hal ini menunjukkan bahwa beliau sangat berkonsentrasi dan sangat menjunjung tinggi profesionalisme.
Sebagai pedagang Khadijah, Nabi tidak menggunakan modal sendiri, melainkan modal mitra dalam sistem bagi hasil. Ia lebih mengandalkan value – kepercayaan, kejujuran, dan pelayanan—sebuah bukti bahwa uang bukan syarat utama dalam membangun bisnis, melainkan nilai, reputasi, dan integritas .
Hal ini sebagai bukti bahwa uang bukanlah modal utama.
Melalui Marketing Hebat ala Rasulullah, Faidatur Robiah tidak hanya menghadirkan kisah sukses hijrah Nabi sebagai pedagang, tapi juga menyajikan prinsip-prinsip universal dalam bisnis: jujur, amanah, fokus, profesional, berintegritas, dan berorientasi pada keberkahan serta hubungan baik dengan pelanggan dan mitra. Prinsip mudah diaplikasikan dan relevan di era kekinian, menjadikan buku ini panduan praktis dan inspiratif untuk pengusaha muslim maupun mereka yang ingin mendalami etika bisnis islami.
Wednesday, May 28, 2025
Hot Branding
Oleh : Ippho Santosa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2006
Tahun : 118 halaman
Buku Hot Branding: Cara Paling Panas Mengorbitkan Merek karya Ippho Santosa adalah panduan praktis yang menyajikan 17 strategi untuk membangun dan memperkuat merek secara efektif. Ditujukan bagi para pelaku usaha, pemasar, dan profesional branding, buku ini menekankan pentingnya kreativitas, inovasi, dan pemahaman mendalam terhadap konsumen dalam menciptakan merek yang kuat dan berdaya saing tinggi.
Dalam Hot Branding, Ippho Santosa memperkenalkan berbagai pendekatan yang dapat diterapkan untuk mengorbitkan merek, di antaranya:
- Menekankan pentingnya konsistensi dalam kualitas dan pelayanan, serta menjaga keunikan merek agar tetap relevan di mata konsumen.
- Mendorong pembentukan identitas merek yang kuat dan autentik, sehingga mudah dikenali dan diingat oleh konsumen.
- Menggunakan storytelling untuk membangun koneksi emosional dengan konsumen, menjadikan merek lebih manusiawi dan inspiratif.
- Maknai Benak Konsumen: Memahami persepsi dan kebutuhan konsumen untuk menciptakan strategi pemasaran yang tepat sasaran.
- Memberikan berbagai alasan yang meyakinkan konsumen untuk memilih produk atau layanan yang ditawarkan.
- Menyadari bahwa strategi yang efektif bagi satu merek belum tentu cocok untuk merek lain; penting untuk menyesuaikan pendekatan dengan konteks dan karakteristik merek.
Buku ini tidak hanya menyajikan teori, tetapi juga dilengkapi dengan contoh-contoh nyata dan studi kasus yang memudahkan pembaca dalam memahami dan menerapkan strategi yang dibahas. Dengan gaya penulisan yang ringan dan komunikatif, Ippho Santosa berhasil menyampaikan konsep-konsep kompleks dalam dunia branding menjadi lebih mudah dipahami dan diaplikasikan.
Sewaktu bisnis berdiri pertama kali, bisnis itu hampa, maka oleh karena itu tugas si Founder untuk mengisi roh, sehingga tidak mungkin karyawan bahkan manager untuk mengemban amanah tersebut, karena impian dan kepentingan Founder tidaklah sama dan tidak mungkin sama.
Sekali lagi, dalam tahap awal "roh" ini tidak dapat didelegasikan.
Roh identik dengan brand.
Selain "roh", adalah cukup penting nama sebuah perusahaan, karena nama bisa mengubah hidup. Jeneng dulu, baru jenang atau nama dulu baru uang belakangan. Oleh karena itu nama atau merk atau brand sangat penting, brand is a necessity.
Sebuah nama merk, harus speakable (mudah diucap) dan writeable (mudah ditulis).
Sebuah brand juga harus mempunya personality, yang unik dan menyemai emotional bond.
Konsumen hanya peduli pada kesan kualitas atau kualitas yang dipersepsikan. Mindplace lalu market place.
Wednesday, May 21, 2025
Limitless
Oleh : Nick Vujicic
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2014
Tebal : 208 halaman
Buku Limitless karya Nick Vujicic adalah karya inspiratif yang membahas bagaimana menjalani hidup tanpa batas, meski penuh keterbatasan fisik dan tantangan mental.
Nick, yang lahir tanpa tangan dan kaki karena sindrom Tetra-amelia, membagikan kisah hidupnya untuk menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk menyerah. Ia percaya bahwa setiap orang memiliki potensi luar biasa yang bisa dicapai jika mampu mengatasi rasa takut, keraguan, dan keputusasaan.
Melalui buku ini, Nick menawarkan prinsip-prinsip kehidupan seperti menerima diri sendiri, menemukan tujuan hidup, memiliki harapan, serta membangun keyakinan pada rencana Tuhan. Ia juga menyisipkan kisah-kisah nyata dari orang-orang yang berhasil mengatasi rintangan hidup mereka.
Buku ini bukan hanya motivasional, tetapi juga praktis, memberikan panduan tentang bagaimana memupuk pola pikir positif dan keberanian dalam menghadapi tantangan hidup.
Limitless adalah ajakan terbuka bagi pembaca untuk bangkit, tak peduli seberapa berat masa lalu atau kondisi saat ini. Dengan semangat dan iman, kata Nick, kita semua dapat menjalani hidup yang bermakna dan penuh harapan.
Wednesday, May 14, 2025
Educated a Memoir
Oleh : Tara Westover
Penerbit : Random House, 2018
Tebal : 316 halaman
Buku Educated: A Memoir karya Tara Westover adalah kisah nyata tentang perjuangan seorang perempuan muda yang tumbuh dalam keluarga fundamentalis Mormon di pegunungan Idaho dan kemudian berhasil meraih pendidikan hingga jenjang tertinggi.
Tara lahir dari keluarga yang menolak pendidikan formal, layanan kesehatan modern, dan institusi pemerintahan. Ia tidak pernah menginjak bangku sekolah hingga usia 17 tahun, dan dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kekerasan, kerja kasar, serta doktrin-doktrin ekstrem ayahnya.
Meskipun terisolasi, Tara perlahan mulai mempertanyakan dunia di sekitarnya. Dorongan untuk belajar tumbuh dalam dirinya. Ia kemudian belajar secara otodidak dan berhasil masuk ke Brigham Young University, lalu melanjutkan studinya hingga ke Cambridge dan Harvard.
Dalam prosesnya, Tara harus menghadapi kenyataan pahit tentang keluarganya dan mengambil keputusan sulit untuk menemukan jati diri serta kebebasannya.
Educated bukan hanya cerita tentang pendidikan akademik, tetapi juga tentang transformasi diri, kekuatan kehendak, dan pencarian identitas dalam menghadapi latar belakang yang keras dan membatasi.
Buku ini menginspirasi pembaca untuk memahami bahwa pendidikan bukan hanya soal gelar, tapi juga kemampuan untuk melihat dunia dengan cara yang lebih luas dan sadar.
Wednesday, May 7, 2025
Storyworthy
Oleh : Matthew Dicks
Penerbit : New World Library, 2018
Tebal : 266 halaman
A little heavy for a foreword maybe, but when you tell stories, you do yourself a kind favor by taking a moment to write your name in the wet cement of life before you head to whatever is next.
Telling stories about your life lets people know they're not alone, and it lets some of the people closest to you - like family and loved one - see your life apart from the context of family and without kind of revisionist hindsight we can sometimes fall into concerning the ones we love most.
In fact the simplest stories about the smallest moments in our lives are often the most compelling.
Why do you share so much of yourself?
As benign and boring and inconsequential as it might seem, what was the most storyworthy moment from my day?
The storytellers are the protagonists, so they are able to bring their own vulnerability, authenticity and grit to the tales.
We start at the end.
Begin story at the start of our journey.
Do you feel as if you're on the train with me?
In its best form, storytelling is time travel.
I believe that every story has a perfect entry point.
-
Buku Storyworthy karya Matthew Dicks adalah panduan praktis dan inspiratif tentang seni bercerita, ditujukan bagi siapa saja yang ingin menjadi komunikator yang lebih efektif—baik dalam kehidupan pribadi, profesional, maupun di atas panggung. Dicks, seorang pencerita ulung dan pemenang berbagai kompetisi storytelling, membagikan teknik-teknik yang telah ia gunakan untuk mengubah pengalaman sehari-hari menjadi kisah yang menyentuh dan berkesan.
Inti Buku: Menemukan dan Menyampaikan Kisah yang Bermakna
Dicks menekankan bahwa setiap orang memiliki kisah yang layak untuk diceritakan. Kisah-kisah terbaik sering kali berasal dari momen-momen kecil dalam kehidupan sehari-hari yang membawa perubahan atau pencerahan pribadi. Ia menyebut momen-momen ini sebagai "five-second moments"—detik-detik singkat yang mengubah cara kita memandang dunia atau diri sendiri. Dengan menggali dan memahami momen-momen ini, kita dapat menciptakan cerita yang autentik dan menggugah.
Teknik "Homework for Life"
Salah satu metode utama yang diperkenalkan dalam buku ini adalah "Homework for Life". Dicks menganjurkan untuk meluangkan waktu setiap hari guna merefleksikan dan mencatat satu momen yang paling berarti atau menonjol. Praktik ini tidak hanya membantu dalam mengumpulkan bahan cerita, tetapi juga meningkatkan kesadaran diri dan apresiasi terhadap kehidupan sehari-hari.
Struktur dan Penyampaian Cerita
Dalam menyusun cerita, Dicks menyarankan untuk memulai dari titik perubahan emosional, kemudian membangun narasi yang mengarah ke momen tersebut. Ia juga menekankan pentingnya kejutan dalam cerita untuk memicu respons emosional dari pendengar, serta menjaga cerita tetap fokus dan relevan. Dengan pendekatan ini, cerita menjadi lebih menarik dan mudah diingat.
Aplikasi Luas dalam Kehidupan
Meskipun ditulis oleh seorang pencerita profesional, Storyworthy menawarkan wawasan yang berguna bagi siapa saja. Baik untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dalam presentasi bisnis, mempererat hubungan pribadi, maupun sekadar menjadi pendengar yang lebih empatik, buku ini memberikan alat dan motivasi untuk menjadikan cerita sebagai sarana transformasi pribadi dan sosial.
Secara keseluruhan, Storyworthy adalah buku yang mengajarkan bahwa setiap orang memiliki cerita yang berharga untuk dibagikan. Dengan teknik dan latihan yang tepat, kita dapat mengubah pengalaman sehari-hari menjadi kisah yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menginspirasi dan menghubungkan kita dengan orang lain.
Wednesday, April 30, 2025
Giant Steps
Perubahan Kecil yang Membuat Perbedaan Besar
Oleh : Anthony Robbins
Penerbit : Phoenix Publishing House
Tebal : 386 halaman
Beberapa hal yang amat sederhana dapat membuat perbedaan besar. Misalnya dengan cara berkomitmen dalam 7 hari ke depan untuk menghabiskan 1 menit, sebanyak 5x satu hari.
Keberanian yang tidak digunakan akan menghilang, komitmen yang tidak dilatih akan memudar, hasrat yang tidak diungkapkan akan lenyap.
Bangkitkan keingintahuan, kehidupan menjadi kesenangan belajar tiada akhir.
Nyalakan hasrat anda, bangkitkan perasaan gairah dan hasrat.
Yang menarik adalah banyak orang yang memiliki pengalaman yang sama, tapi menerjemahkan dengan cara yang sangat berbeda.
Tubuh manusia adalah gambaran terbaik dari jiwa manusia.
Rahasia hidup adalah memberi.
Tingkat kesehatan fisik menciptakan rasa emosional kebugaran yang diperlukan untuk mengubah tantangan menjadi kesempatan.
Wednesday, April 23, 2025
Turning Loss Into Profit
Terobosan untuk Mendongkrak Kinerja
Oleh : Wawang Sukmoro
Penerbit : Gramedia Pustaka
Tebal : 268 halaman
Sebelum melakukan sesuatu, mempersiapkan diri adalah rahasia keberhasilan.
Pahami dulu siapa anda, kepalanya semut atau ekornya gajah.
Untuk menghasilkan produk bermutu, produktivitas tinggi dan biaya yang bersaing, seorang individu harus dapat menguasai alat atau tool produktivitas yang disebut dengan Best Practice Manufacturing & Excellence, yaitu diantaranya:
- Sistem Manajemen Mutu Standar Internasional : ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001
- Statistic Process Control
- 5S, Lean Manufacturing & Total Productive Maintenance
- Six Sigma
- Computer Management System : SAP, MRP dan ERP
Beberapa keterampilan supervisory adalah sebagai berikut:
- Planning
- Organizing
- Directing
- Coordinating
- Controlling
Seorang manager harus mampu menjadi pemimpin, dimana seorang pemimpin itu harus memperhatikan hal-hal kecil tapi tidak mengerjakan hal-hal kecil. Beberapa sikap seorang manajer yaitu :
- Selalu bersikap baik
- Memberikan arahan yang jelas
- Berkomunikasi efektif
- Selalu memberi semangat
- Selalu mengasah kemampuan dan ketrampilannya
Namun patut diingat bahwa baik saja tidak cukup, bila perlu dilakukan dengan cara yang hebat.
Dalam Six Sigma, satu sigma artinya terdapat 697.672 kerusakan produk dalam setiap satu juta produk. Atau setara dengan tingkat produktivitas 31% saja.
Sebagian besar perusahaan beroperasi antara 3 sampai 4 sigma, yaitu setara dengan tingkat produktivitas 93% hingga 99%.
Untuk itu perlu dilakukan corrective action (Kaizen), waste removal (Lean), variation reduction (Six Sigma Improvement) dan robust design (Design for Six Sigma).
Untuk melakukan perbaikan (Kaizen) perlu ada pengakuan (Hansei).
Rumus umum perbaikan adalah Value Add + Non Value Add + Waste = 100%.
3 hal penting dalam transfromasi adalah purpose (maksud dan tujuan), process dan people (orang).
Dalam briefing sebelum bekerja, ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan sebagai pembukaan untuk membangkitkan semangat akan pentingnya mutu dan keselamatan kerja.
Wednesday, April 16, 2025
Batavia
Kisah Jakarta Tempo Dulu
Oleh : Intisari
Penerbit : Intisari, 1988
Buku Batavia: Kisah Jakarta Tempo Doeloe merupakan kumpulan artikel yang diterbitkan oleh majalah Intisari pada tahun 1988, dalam rangka memperingati ulang tahun Jakarta ke-461. Disunting oleh Threes Susilastuti, buku ini menghimpun tulisan-tulisan dari berbagai penulis seperti Irawati, Junus Nur Arif, Mary Jane, Mulyawan Karim, Siswadhi, Anu Trh, dan Tota Tobing. Dengan total 192 halaman, buku ini menyajikan kisah-kisah menarik tentang sejarah dan kehidupan masyarakat Batavia, yang kini dikenal sebagai Jakarta.
Melalui narasi yang ringan dan informatif, buku ini mengajak pembaca untuk menelusuri jejak sejarah kota Batavia. Dari kisah Oey Tambahsia, seorang pemuda kaya keturunan Tionghoa yang terkenal karena gaya hidup mewahnya hingga akhirnya dihukum mati, hingga legenda Si Pitung, tokoh Betawi yang dikenal sebagai "Robin Hood" lokal dengan kemampuan menghilang secara gaib. Buku ini juga menggambarkan perkembangan kota Batavia dari sebuah benteng di daerah Pasar Ikan yang kemudian berkembang ke selatan, melahirkan kawasan-kawasan seperti Pasar Senen, Tanah Abang, dan Weltevreden.
Selain itu, buku ini menyoroti kehidupan sosial masyarakat Batavia, termasuk gaya hidup mewah kalangan atas, penggunaan air dari Kali Ciliwung oleh orang Belanda, serta keberadaan gedung-gedung megah seperti hotel, gedung kesenian, dan pertemuan yang menjadi simbol kemakmuran saat itu. Beberapa bangunan tersebut masih berdiri hingga kini, seperti Museum Fatahillah yang dulunya merupakan Balai Kota Batavia.
Buku ini juga membahas berbagai aspek budaya dan kehidupan sehari-hari masyarakat Batavia, seperti transportasi dengan trem dan perahu, hiburan seperti bioskop bisu dan musik tanjidor, serta pengaruh budaya Portugis dan Prancis. Dengan ilustrasi dan foto-foto menarik, Batavia: Kisah Jakarta Tempo Doeloe menjadi sumber informasi yang berharga bagi siapa saja yang ingin memahami sejarah dan perkembangan Jakarta dari masa ke masa.
Wednesday, April 9, 2025
Smart Trader Rich Investor
Oleh : Ellen May
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama, 2021
Tebal : 278 halaman
Langkah pertama adalah menyisihkan uang (saving), namun menabung tidak cocok disebut sebagai investasi.
Beberapa instrumen investasi agar kita bisa mendapatkan passive income diantaranya membuka bisnis, menyewakan rumah, royalti, obligasi dan saham.
Untuk mendapatkan passive income dari saham makan kita harus menjadi seorang investor saham jangka panjang.
Kesabaran adalah sahabat investor jangka panjang.
Jika kita orang bertipe cenderung tenang dalam menghadapi masalah, maka kita layak mencoba investasi saham.
Strategi yang berhasil pada orang satu belum tentu berhasil pada berhasil pada orang lain.
Bill Williams sang trader legendaris mengaku punya banyak waktu luang, bahkan sering bersantai dekat pantai dan melakukan relaksasi.
Strategi investasi jangka panjang yaitu diantaranya value investing, growth investing, GARP investing dan income investing.
Dollar cost averaging adalah strategi yang diperuntukkan bagi investor jangka panjang dengan rentang waktu jangka tahunan dan bukan untuk trader jangka pendek.
Menurut Warren Buffett target pertumbuhan aset adalah setidaknya 24.7% selama setahun.
Jika kita konsisten menghasilkan 20% saja dalam setahun, maka dalam 10 tahun uang kita akan menjadi 6000% atau 6x lipat dan dalam 20 tahun menjadi 38.330% atau 38.3x lipat.
Sistem perdagangan saham dilakukan secara komputerisasi dengan Mekanisme Lelang Terbuka yang mempertemukan order beli dan jual berdasarkan prioritas harga dan prioritas waktu.
Bagi investor jangka panjang, fluktuasi harga saham tidak berpengaruh selama fundamental perusahaan bagus dan perusahaan terus menghasilkan laba.
Resiko terbesar saham adalah jika perusahaan dinyatakan bangkrut dan perusahaan dibubarkan, maka hak klaim pemegang saham mendapatkan prioritas terakhir.
Likuiditas sebuah saham sangat penting, semakin likuid sebuah saham, berarti pembeli dan penjual yang bertraksasi semakin banyak yang artinya saham semakin laku.
Wednesday, April 2, 2025
Strategi Investasi Warren Buffet & Lo Kheng Hong
Wednesday, March 26, 2025
Jelajah Jawadwipa
Oleh : National Geograhic
Penerbit : Kompas Gramedia, Desember 2013
Tebal : 13 halaman
Candi Kalasan dan Candi Ratu Baka.
Jejak Sejarah Agama dan Kekuasaan di Tanah Jawa.
Sejarah peradaban Nusantara menyimpan banyak jejak kebesaran kerajaan-kerajaan masa lampau, terutama yang berkaitan dengan agama dan kekuasaan. Dua situs penting yang menjadi bukti perkembangan agama Buddha dan Hindu di Jawa adalah Candi Kalasan dan Candi Ratu Baka. Keberadaan kedua candi ini dikaitkan dengan dua prasasti penting, yaitu Prasasti Kalasan (778 Masehi) dan Prasasti Abhayagiri Wihara (792 Masehi), yang mencatat peran raja-raja Mataram Kuno dalam pembangunan tempat ibadah serta penyebaran agama Buddha dan Hindu.
Candi Kalasan dan Prasasti Kalasan (778 Masehi).
Titah Rakai Panangkaran untuk Dewi Tara.
Candi Kalasan terletak di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, dan merupakan salah satu candi Buddha tertua di Jawa. Candi ini didirikan pada masa pemerintahan Maharaja Tejapurnapana Panangkaran, atau yang lebih dikenal sebagai Rakai Panangkaran dari Wangsa Sailendra. Keberadaan candi ini dikonfirmasi oleh Prasasti Kalasan, yang bertarikh 778 Masehi, ditulis dalam aksara Pranagari dan berbahasa Sanskerta.
Dalam prasasti ini disebutkan bahwa Rakai Panangkaran membangun sebuah wihara yang didedikasikan untuk Dewi Tara, salah satu bodhisattva penting dalam ajaran Buddha Mahayana. Titah ini muncul setelah penganut Buddha Mahayana, yang kemungkinan besar berasal dari Wangsa Sailendra, mengajukan permohonan kepada raja untuk membangun tempat pemujaan. Sebagai bentuk penghormatan, raja pun merestui pembangunan candi yang megah serta wihara bagi para biksu.
Candi Kalasan memiliki arsitektur khas Buddha dengan ornamen yang kaya akan seni ukir. Salah satu ciri khasnya adalah keberadaan vajralepa, semacam lapisan pelindung yang digunakan untuk melapisi bagian luar candi. Hal ini menunjukkan kemajuan teknologi bangunan pada masa itu. Selain sebagai tempat ibadah, Candi Kalasan juga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha di kawasan Mataram Kuno.
Candi Ratu Baka dan Prasasti Abhayagiri Wihara (792 Masehi).
Warisan Rakai Pikatan.
Candi Ratu Baka, atau yang lebih sering disebut Kraton Ratu Baka, merupakan kompleks reruntuhan yang terletak di perbukitan sebelah selatan Prambanan, Yogyakarta. Berbeda dengan candi lainnya, kompleks ini lebih menyerupai sisa-sisa sebuah istana atau pusat pemerintahan daripada tempat ibadah.
Keberadaan Candi Ratu Baka dikaitkan dengan Prasasti Abhayagiri Wihara yang berangka tahun 792 Masehi. Prasasti ini menyebutkan bahwa raja yang memerintah saat itu adalah Rakai Pikatan, seorang penguasa dari Wangsa Sanjaya yang kelak berperan besar dalam kebangkitan agama Hindu di Jawa. Dalam prasasti ini, disebutkan bahwa di atas perbukitan didirikan sebuah wihara bernama Abhayagiri, yang berarti “biara di bukit tanpa ketakutan.” Tempat ini kemungkinan besar berfungsi sebagai pusat meditasi dan pembelajaran bagi para biksu Buddha Mahayana.
Candi Ratu Baka memiliki beberapa bangunan penting, seperti gapura besar, pendopo, candi kecil, dan sumur suci, yang menunjukkan fungsinya sebagai kompleks kerajaan. Meskipun banyak yang percaya bahwa tempat ini adalah istana raja, ada juga teori yang menyatakan bahwa ini adalah tempat pertapaan bagi raja atau kaum bangsawan yang ingin menjalani kehidupan spiritual.
Peran Rakai Panangkaran dan Rakai Pikatan dalam Sejarah Mataram Kuno.
Keberadaan Prasasti Kalasan dan Prasasti Abhayagiri Wihara mencerminkan persaingan serta kerja sama antara dua dinasti besar di Jawa kala itu: Wangsa Sailendra yang beragama Buddha Mahayana dan Wangsa Sanjaya yang beragama Hindu Siwa. Rakai Panangkaran, meskipun berasal dari Wangsa Sanjaya, dikenal sebagai raja yang bersikap toleran terhadap penganut Buddha. Ia bahkan memberikan izin pembangunan Candi Kalasan sebagai penghormatan terhadap ajaran Buddha.
Sementara itu, Rakai Pikatan, yang berasal dari Wangsa Sanjaya, kemudian menikahi Pramodhawardhani dari Wangsa Sailendra. Perkawinan politik ini berperan dalam menyatukan kedua wangsa dan mengubah dominasi agama di Jawa, dari yang semula dikuasai Buddha Mahayana menjadi Hindu Siwa. Di bawah pemerintahannya, terjadi kebangkitan Hindu, yang ditandai dengan pembangunan Candi Prambanan.
Candi Kalasan dan Candi Ratu Baka merupakan bukti penting dari sejarah agama dan politik di Jawa pada abad ke-8 Masehi. Prasasti Kalasan menegaskan peran Rakai Panangkaran dalam mendukung perkembangan Buddha Mahayana, sementara Prasasti Abhayagiri Wihara mencatat pengaruh Rakai Pikatan dalam membangun pusat spiritual di Ratu Baka. Kedua situs ini mencerminkan toleransi serta interaksi antara agama Buddha dan Hindu di Jawa kuno, sekaligus menjadi jejak kejayaan peradaban Mataram Kuno.
Featured Post
Related Posts
-
Panduan Membuka & Menjalankan Distro yang Sukses Oleh : Budi Safa'at & Sirojul Muttaqien Penerbit : Gramedia Widiasarana Indones...
-
Buku tentang Time Management yang Membuat Anda Punya Waktu 100 Jam dalam Sehari Oleh : Monde Ariezta Penerbit : Trans Media, 2014 Te...
-
Oleh : Erna Susilowati Penerbit : PT Widya Duta Grafika, 2007 Tebal : 64 halaman Penduduk asli Bandiagara di pedalaman Afrika melakukan bart...
-
Oleh : Yudi Pramuko Penerbit : Taj Mahal, 2003 Tebal : 126 halaman Aa Gym sebagai seorang tokoh adalah seorang yang sukses dalam bi...
-
Panduan Lengkap Memilih Pekerjaan Oleh : Anwar & Tantrina Penerbit : Bukune, 2010 Tebal : 243 halaman Tidak ada hal lain dala...



























