Saturday, April 2, 2022

Purple Cow

‘P’ Terbaru dalam Pemasaran

Oleh : Seth Godin

Penerbit : Bhuana Ilmu Populer, 2002

Tebal : 200 halaman

Bayangkan kita saat dalam perjalanan menyusuri sawah dan pemandangan hijau, betapa menakjubkan, tapi kemudian bosan dan lupa. Lalu kita melihat sapi berwarna cokelat yang memikat hati, namun kemudian juga bosan dan lupa.

Tapi bayangkan jika kita melihat sapi berwarna ungu, pengalaman ini akan tetap menempel di ingatan kita.

Contoh produk yang berhasil menerapkan metode Purple Cow adalah Starbucks, Linux, Jetblue, MP3.

Namun perlu diingat bahwa metode Purple Cow bukan merupakan jalan pintas yang murah, tapi merupakan strategi terbaik untuk pertumbuhan perusahaan.

Karena jika produk kita “hanya” sekedar sedikit lebih murah, atau sedikit lebih baik atau juga sedikit lebih mudah, maka produk kita tidak akan terlihat. Meskipun luar biasa.

Disebutkan dalam buku ini bahwa dalam marketing hukum jumlah besar bekerja, yaitu sebesar 0,000001%, yaitu jika seorang pemasang iklan kelompok minoritas memasang 1000 banner, maka tidak akan mendapatkan apa-apa.

Contoh perusahaan yang menerapkan metode Purple Cow adalah Logitech. Mereka paham bahwa sebenarnya mereka bukan murni perusahaan teknologi, namun fashion, sehingga mereka bekerja cepat untuk membuat lebih banyak produk luar biasa, misalnya mouse yang kita beli.

Contoh lain adalah Howard Schultz, sang CEO dari starbucks yang membuat kopi sangat nikmat dengan mengacu pada orang yang belum pernah minum, atau yang disebut dengan prakafein.

Contoh berikutmya adalah Yahoo, yang pada tahun 2000-an memenangkan persaingan dengan search engine lain seperti AltaVista, Lycos dan Infoseek. Sayangnya Yahoo melupakan pelajaran tersebut sehingga kalah juga dari Google yang mempunyai interface sederhana, dengan hanya ada 2 tombol


No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts