Wednesday, April 19, 2023

Sains Perubahan Iklim

Oleh : Putri Setiani ST, M.E.S, Ph.D

Penerbit : Bumi Aksara, 2020

Tebal : 228 halaman


Aliran energi planet Bumi dalam kondisi seimbang yaitu saat energi matahari yang diserap oleh planet Bumi lalu dipancarkan kembali ke angkasa dalam bentuk radiasi gelombang panjang. 

Namun kondisi saat ini tidak semua energi yang datang dikembalikan ke angkasa. Ada beberapa faktor yang menahan energi di atmosfer sehingga menyebabkan temperatur di permukaan Bumi menjadi lebih panas yang kita sebut dengan gas rumah kaca atau greenhouse gas.

Aliran energi planet Bumi sedang tidak seimbang namun terjadi perubahan pada total input dan output energi di permukaan planet Bumi. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca jangka panjang dalam skala global yang disebut dengan perubahan iklim atau climate change.

Gas rumah kaca ini memerangkap panas sehingga tertahan di permukaan Bumi yang disebabkan oleh gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), nitrogenoksida (N2O) dan perfluorokarbon (PFC). Dimana 75% diantaranya adalah gas CO2 yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil.

Hal ini sudah terjadi secara significan sejak era revolusi industri yaitu pada periode tahun 1750 hingga tahun 2011.

Gas CO2 tersebut dihasilkan akibat kegiatan manusia yang dimana 60% ditampung di atmosfer. Lalu sisanya 40% missing carbon atau karbon yang hilang.

Setelah dilakukan penelitian, para ahli mempunyai dugaan kuat bahwa lautan merupakan penyimpan karbon terbesar dan juga pada lapisan permukaan tanah atau yang disebut area terestrial terutama hutan secara aktif menyerap CO2 di atmosfer.

Bedanya di lautan terjadi penyerapan namun tidak disertai dengan pembentukan gas oksigen.

Planet Bumi mengalami 2 siklus, yaitu siklus kondisi glasial (periode dingin) dan interglasial (periode hangat). Saat periode interglasial tinggi rata-rata permukaan laut global bisa naik hingga mencapai 5 meter lebih tinggi yang disertai temperatur yang juga naik lebih tinggi 2 derajat Celcius.

Terdapat relasi kuat antara perubahan iklim terhadap peningkatan frekuensi terjadinya badai. Juga terjadi peningkatan kecepatan angin sebesar 2 hingga 11%.

Hingga tahun 2017, global warming atau pemanasan global telah mencapai 1 derajat Celcius dengan lajut peningkatan 0.2 derajat Celcius per dekade.

Oleh karena itu pada tahun 2015 disepakati Paris Agreement untuk mengurangi resiko dampak perubahan iklim dengan target dibawah 2 derajat Celcius sebelum tahun 2100, dan sambil mengejar upaya untuk membatasi kenaikan temperatur pada 1.5 derajat Celcius.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts