Friday, September 17, 2021

How To Avoid A Climate Disaster

Solusi yang Kita Miliki dan Terobosan yang Kita Perlukan

Oleh : Bill Gates

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2021

Tebal : 251 halaman


Pada jaman pra-industri, sebelum sekitar abad ke-18, siklus karbon bumi kemungkinan seimbang, dalam artian tumbuhan menyerap karbon kira-kira sebanyak dengan apa yang dikeluarkan. Lalu kemudian kita menggunakan bahan bakar fosil yang terbuat dan yang tersimpan di bawah tanah yang berupa minyak, batu bara dan gas alam. Emisi gas rumah kaca naik drastis pada tahun 1850-an.

Sejumlah 51 milyar ton gas rumah kaca yang dibuang ke atmosfer setiap tahunnya. Gas rumah kaca ini akan menjebab panas sehingga menyebabkan suhu menjadi naik, lalu berujung pada perubahan iklim hingga bencana iklim yang berdampak negatif pada lingkungan dan manusia.

Untuk itu, tidak cukup jika kita hanya mengurangi emisi karbon, namun harus menghilangkannya. Karena dengan penurunan emisi menjadi 50% pun tidak akan menghentikan kenaikan suhu dan tidak akan dapat saja, hanya sekedar memperlambat saja.

Perlu diketahui, kenaikan suhu 2 derajat Celcius saja akan dapat banyak menyebabkan masalah. Saat ini, rata-rata global sudah naik kisaran 1 derajat Celcius dibandingkan jaman pra-industri. Diperkirakan akan naik hingga 3 derajat di pertengahan abad ke-21, dan 4-8 derajat Celcius di akhir abad ke-21.

Adalah Bill Gates, yang selama ini kita kenal sebagai expert di perangkat lunak, namun dimulai tahun 2000-an hingga saat ini aktif berbicara di depan umum, menulis buku dalam wadah Gates Foundation yang salah satu fokusnya pada bidang kesehatan global, yang juga berhubungan dengan kemiskinan energi.

Mengenai kesehatan global, apa yang terjadi di dunia sejak tahun 2020, yaitu Pandemi coronavirus, telah diingatkan oleh Bill Gates pada tahun 2015 saat beliau memberikan kuliah TEDx bahwa kita perlu membuat sistem untuk mendeteksi dan menanggapi wabah yang dapat menyebabkan pandemi secara global.

Karena pandemi tersebut menyebabkan kegiatan ekonomi melambat, gas rumah kaca juga berkurang 5% sehingga hanya menjadi 48-49 milyar ton karbon, namun untuk mencapai hal tersebut cukup mahal, dimana 1 juta orang meninggal dan puluhan juta orang kehilangan pekerjaan. Jumlah tambahan tingkat kematian global sekitar 14 per 100.000 orang per tahun.

Dalam perubahan iklim, sejatinya kelompok miskin yang dirugikan, misalnya mulai dari kondisi rentan, kekeringan hingga banjir. Perubahan iklim meliputi kejadian gelombang panas, kenaikan jumlah badai dan badai semakin parah. Diperkirakan perubahan iklim ini dapat menyebabkan jumlah tambahan tingkat kematian global sekitar 75 per 100.000 orang per tahun.

Sebanyak 27 persen dari semua emisi gas rumah kaca disebabkan oleh energi listrik yang berasal dari bahan bakar fosil, untuk itu kita disarankan menggunakan energi angin dan surya sebagai sumber energi terbarukan yang masih belum banyak digarap.

Namun, harus diingat masih tersisa 73%.

Bahan bakar fosil sangat akrab dan dekat dengan kita, dimulai dari plastik yang terkandung pada sikat gigi kita berasal dari minyak bumi. Beras dan roti yang kita makan saat sarapan pagi juga mempunyai kaitan dengan bahan bakar fosil, mulai dari pupuk, bensin dan sapi. Sebagian bahan baju yang kita kenakan dibuat dari turunan minyak bumi, kertas yang kita pakai dari pohon yang kita tebang juga menyebabkan emisi karbon. Dunia saat ini mengkonsumsi minyak sebanyak 4 miliar galon per hari.

Berkat inisiasi Bill Gates, akhirnya terbentuk kelompok Breakthrough Energy Coalition, yaitu berkumpulnya 26 investor yang kemudian menjadi organisasi Breakthrough Energy yang kemudian juga beserta 24 negara-negara meluncurkan Mission Innovation di konferensi iklim PBB di Paris pada tahun 2015. 

Breakthrough Energy, mempunyai website breakthroughenergy.org, akan mendanai teknologi yang mampu menghilangkan setidaknya 500 juta ton per tahun, yaitu sekitar 1 persen emisi global per tahun.

Persetujuan Paris tersebut menyepakati bahwa 190 lebih negara setuju akan membatasi emisi, diperkirakan pada tahun 2030, dapat mengurangi 12 persen emisi karbon, yaitu sekitar 3 - 6 milyar ton emisi.

Eropa mengurangi jejak karbon sektor penerbangan setara 17 juta ton per tahun, atau sekitar 0,03 persen dari emisi global per tahun.

4 persen emisi global dari sapi.

10 persen emisi global dari pembuatan semen dan baja.

16 persen emisi global dari transportasi.

27 persen emisi global dari listrik.

Sapi? ya benar. Di dunia terdapat 1 milyar sapi yang mengeluarkan gas metana dari sendawa dan kentut setara 2 milyar ton karbondioksida.

Lambat laun solusi iklim inovatif telah diminati, karena selain dampak positif yang bagi manusia dan lingkungan, juga perusahaan dan industri nol karbon akan menjadi pemimpin ekonomi global di masa mendatang.

Solusi sederhana adalah penanaman hutan mangrove, karena pohon ini dapat hidup di air bergaram yang mempunyai beberapa fungsi, mulai dari mengurangi luapan air, mencegah banjir rob, melindungi habitat ikan hingga dapat memperbaiki mutu air. Hutan mangrove secara global dunia dapat menghindari kerugian akibat banjir hingga $80 milyar per tahun. Hutan mangrove lebih murah daripada kita membangun pemecah ombak.

Hingga solusi yang lebih kompleks, geoengineering, untuk mengkompensasi pemanasan akibat gas rumah kaca dengan mengurangi jumlah cahaya matahari yang masuk ke bumi sekitar 1 persen, yaitu dengan mendistribusi zarah-zarah sangat halus di lapisan atas atmosfer bumi. Lainnya adalah membuat awan menjadi berwarna cerah dengan menyemprotkan garam sehingga dapat mendinginkan bumi.

Dalam mengatasi perubahan iklim ini, semua harus bekerja sama, harus saling membantu. Membantu pihak lain juga merupakan demi kepentingan kita sendiri, karena suhu tidak akan berhenti naik di Asia jika di emisi tidak berhenti naik di Afrika misalnya. Semua saling terkait.

Untuk itu Revolusi Hijau harus segera digalakkan.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts