Oleh : Raden Ridwan Hasan Saputra
Penerbit : Republika, 2019
Tebal : 170 halaman
Setidaknya manusia terbagi menjadi 4 cara berpikir, yaitu :
- Natural : cara berpikir alamiah dengan mengikuti pola yang bersifat rutin
- Supranatural : cara berpikir dengan melibatkan makhluk gaib saat terkena masalah
- Rasional : cara berpikir dengan menggunakan inovasi dan nalar
- Suprarasional : cara berpikir orang rasional dengan memilih bantuan dari Allah swt.
Berpikir suprarasional merupakan jembatan dunia gaib dengan dunia nyata. Konsep ini diterapkan sebagai SMS (Sistem Metode Seikhlasnya) yang dipraktekkan di KPM (Klinik Pendidikan MIPA), dimana siswa tidak dipatok biaya tertentu, namun siswa terserah meletakkan uang ke dalam keropak.
Cara ini mencerminkan kita menjadikan Allah sebagai majikan. Hal ini sejalan dengan surat Al-Ikhlas (112) : 2, yang berbunyi “Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu”.
Dengan menjadikan Allah sebagai majikan, maka sebagai karyawan-Nya maka kita harus menjalankan perintah-Nya mulai dari sholat, puasa, zakat dan ibadah ritual lainnya, yaitu sholat tahajud, membaca al-quran, shalat berjamah di masjid, sholat dhuha, sedekah, jaga wudhu dan istighfar.
Sehingga sebagai karyawan-Nya maka jangan khawatir hidup di dunia maupun di akhirat, karena Allah akan mencukupkan rezeki kita, baik di dunia terlebih di akhirat sebagai tabungan kita nantinya.
Saat ini KPM mempunyai banyak cabang, diantaranya adalah Jabodetabek, Surabaya, Solo, Serang, Semarang, Sidoarjo, Gresik, Jombang, Lumajang dan Makasar dengan seabrek prestasi juara Olimpiade Matematika IPA mulai dari tingkat Nasional hingga Internasional.
Jadi bisa disimpulkan bahwa cara berpikir suprarasional adalah dengan pendekatan matematika sederhana dan dengan pendekatan keimanan.
Salah satu catatan sejarah tindakan dan strategis suprarasional adalah saat Konstantinopel berhasil direbut oleh tentara Islam yaitu kekhalifahan Turki Usmani dengan pemimpin Khalifah Muhammad Al-Fatih pada tahun 1453 M dari penguasa Romawi. Hal ini didasarkan pada hadist nabi Muhammad saw yang mengatakan bahwa Romawi Timur akan kembali ke tangan umat Islam.
Layaknya hitam putih, siang malam, Tuhan pun menciptakan susah senang. Seperti yang disebutkan dalam surat Ash-Sharh (94) : 5-6 "Karena sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan".
Jadi setelah kita mengalami kesulitan (kesusahan), maka akan datang kemudahan atau kesenangan. Untuk itu, jika kita ingin meraih kemudahan dan kesenangan maka seyogyanya kita merencanakan kesulitan.
Dan berdasarkan prinsip tersebut pula, jangan kita sebagai orang tua memanjakan anak. Pada umumnya orang tua yang saat kecilnya mengalami kesulitan, mereka memanjakan anak dengan cara memenuhi segala sesuatu untuk anaknya. Dengan tujuan agar si anak tidak mengalami kesusahan seperti dia waktu kecil.
Namun hal tersebut sebenarnya malah menimbulkan kerugian sendiri pada sang anak. Hal ini sejalan dengan hukum berpasangan, yaitu hitam putih, siang malam dan susah senang.
#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku
#resensibuku
#potretbuku
No comments:
Post a Comment