Saturday, August 26, 2017

Manufacturing Hope: Bisa!

Impian dan Gagasan Segar Dahlan dalam Mengelola BUMN




Oleh : Dahlan Iskan

Penerbit : PT Elex Media Komputindo, 2012
Tebal : 262 halaman


Buku ini aku beli saat menunggu acara Kopdar dari komunitas yang aku ikuti. Sambil membunuh waktu ada baiknya menambah wawasan dari tulisan Dahlan Iskan saat menjadi menteri BUMN. Banyak ide dan gagasan segar yang menarik.

Dari bab yang berjudul Kursi Feodal Bertabur Puntung Rokok, dijelaskan dalam me-manufacturing hope, Dahlan Iskan ingin menyelami kultur yang berkembang di unit usaha BUMN, kultur yang berkembang di kantor, dan kultur manajemennya atau corporate culture.

Untuk itu Dahlan Iskan sering melakukan kunjungan tanpa memberitahukan sebelumnya.

Di bab dengan judul Bisakah Merpati Hidup Lagi, lebih menarik lagi dimana saat ada rencana Pemerintah dan DPR akan membantu Merpati sebanyak Rp 561 milyar, Dahlan Iskan melakukan dialog tanpa batas dengan jajaran yang lebih bawah, karena tak jarang ide bagus justru datang dari orang bawah yang langsung bekerja di lapangan.

Karena jika tidak ada jaminan dari suntikan dana tersebut maka dapat mengakibatkan uang tersebut hanya terhambur di udara begitu saja dan pada akhirnya karyawan dapat kehilangan pekerjaan. Jika demikian maka lebih baik Merpati ditutup sekarang juga lalu kemudian uang tersebut dipakai sebagai pesangon untuk membeli kebun sawit.

Pada bab lain, Jangan Paksa Langsung Terampil, menceritakan tentang apresiasi Dahlan Iskan terhadap Muhammad Nuh selaku Mendikbud dan Jokowi selaku walikota Solo dalam usaha mempromosikan kegiatan perakitan mobil Esmeka dimana spare part mesin dari perusahaan Wuling dari Tiongkok.

Yang tak kalah menarik adalah kutipan dari Surya Wirawan dan Fajar Lazuardi dalam bab Fajar Lazuardi di Bahtsul Masail Gula Legi, yaitu "Kalau Bapak mengatakan ruang tunggu bandara harus lebih nyaman daripada ruang kerja direksi bandara, saya akan bikin doktrin instalasi pengolahan di pabrik gula saya harus lebih bersih daripada piring yang saya pakai makan"

Kutipan ini sangat menginspirasi untuk lantai produksi yang gencar mengaplikasikan 5S atau 5R di lapangan.

Salah satu tips yang aku ikuti adalah yang tercantum dalam bab Kalau Rapat tidak Perlu Lagi Makanan Kecil. Dimana visi seorang Dahlan Iskan adalah Kerja, Kerja dan Kerja untuk itu perlu dilakukan penurunan jumlah rapat namun dengan tetap tanpa mengurangi komunikasi dan koordinasi.

Untuk itu rapat digantikan dengan terbentuknya grup Blackberry Messenger. Sehingga dengan rapat model demikian, peserta bisa dimana saja dan sedang melakukan apa saja, sehingga muncul istilah tidak ada hidangan makanan kecil dalam rapat tersebut.

Yang menjadi favoritku adalah pada bab Hamil Tua untuk Lahirnya Putra Petir, dimana diceritakan success story program konversi minyak tanah ke elpiji. Pada awalnya bukan main sulit dan berat meyakinkan masyarakat untuk pindah dari minyak tanah ke elpiji. Saat itu sering demo untuk penentangan program konversi tersebut, seperti muncul kecaman bahwa program tersebut menyengsarakan rakyat kecil. Jika saja program konversi minyak tanah ke elpiji tidak terjadi maka saat ada kenaikan harga BBM, tidak hanya berdampak pada kendaraan bermotor namun juga pada ibu-ibu rumah tangga.

Dan kutipan terakhir yang menarik adalah data yang dijabarkan pada bab Inisiatif Sendiri untuk mencari Solusi, mengenai kelas pada penerbangan di dunia. Yaitu mulai dari kelas tertinggi yaitu bintang lima yang dari Asia diisi oleh maskapai sebagai berikut : Singapore Airlines, Qatar Airways, Cathay Pasific Hong Kong, Asiana Korea Selatan dan Hainan Airlines.

Bintang empat, selain Garuda Indonesia Airways juga diisi oleh 32 maskapai lainnya, diantaranya adalah Air France, JAL Jepang, Dragonair Hong Kong, Qantas Australia dan Korean Air. Sedangkan bintang tiga diisi oleh 116 maskapai diantaranya seperti Canadian Air, Royal Brunei, Saudian Airlines.

Data lainnya dari bab yang sama bahwa penggunaan bahan bakar pesawat sangatlah mahal, misalnya jenis 737, setiap jam menghabiskan 3.500 liter BBM, atau sekitar Rp 33 juta per jam.

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts