Sunday, December 1, 2019

Biografi A. R. Baswedan

Merajut Bangsa, Merajut Indonesia


Oleh : Suratmin & Didi Kwartanada

Penerbit : PT Kompas Media Nusantara, 2014
Tebal : 308 halaman


Abdul Rahman Baswedan lahir di Karang Ampel, Surabaya tanggal 9 September 1908. Beliau mempunyai kakek yang bernama Umar bin Abubakar bin Mohammad bin Abdullah dari Yaman Selatan atau Hadramaut. Umar lahir di Hadramaut pada tahun 1842.

Umar kemudian mempersunting wanita kelahiran Surabaya bernama Noor binti Salim Makhfud Baktir, yang melahirkan 10 anak, diantaranya Abdullah, Abubakar, Su’ud, Awad, Maryam, Aisah, Ali, Syeikha, dan Semaya.

Rute perdagangan tetap antara Arab Selatan dan kepulauan Asia Tenggara sudah berjalan sejak abad ke-7, dan gelombang pertama migrasi yang substansial ke Nusantara berlangsung pada sekitar akhir pertengahan abad ke-18, yang kemudian membentuk koloni di Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya dan lainnya.

Awad, ayah dari A. R. Baswedan adalah orang yang tenang, rajin, rapi dan tertib. Beliau mempunyai 7 anak, yaitu Ibrahim, Ahmad, Abdul Rahman Baswedan, Umar, Abdullah, Salim Baswedan dan Mariam

Di karesidenan Surabaya jumlah orang Arab mengalami kenaikan dimana pada tahun 1870 adalah 1.626 jiwa dan pada tahun 1885 menjadi 2.056 jiwa.

Penanaman ajaran dari ayahnya menjadikan A. R. Baswedan mampu berpikir kritis dan memiliki bibit berontak, yang sepadan dengan kemauan keras dan indepedensi diri. Beberapa yang ditanamkan adalah cinta keteraturan, kerapian dan disiplin. Serta cinta akan kebenaran dan keadilan.

Menurut Platon dalam Politeia, bahwa sifat dan bakat filsuf alamiah adalah hasrat yang besar akan kebenaran, insting kepuasan hidup tidak ditemukan pada hal indriawi dan material. Mudah belajar, tangkas dan tanggap, serta memiliki daya ingat yang baik.

Tahun 1925, beliau menikah pada umur 17 tahun dengan Syeikhun yang berumur 12 tahun. Upacara pernikahan mereka berjalan dengan sederhana untuk menghindari yang berlebihan karena mubazir yang dilarang oleh agama Islam.

Dari pernikahan tersebut lahirlah 9 anak yaitu, Anisah, Aliyah, Fuad, Drs Awad Rasid Baswedan, Hamid, Atikah, Nur, Imlati, Lukiyana.

A. R. Baswedan aktif di Majelis Tablig Muhammadiyah, dan terlibat di Jong Islamieten Bond. Dan juga aktif di PAI sebagai perkumpulan beragama, yaitu perkumpulan yang berpegang pada agama sekaligus menjadi asasnya.

Politik pakaian juga diterapkan oleh Baswedan, yaitu dengan memakai blangkon dan busana tradisional Jawa lainnya, ketimbang tarbus.

Pada tanggal 14 Agustus 1946, Presiden Sukarno menunjuk Sutan Syahrir agar membentuk kabinet baru, dan berdasarkan Maklumat Presiden no 3 tahun 1946 yang berisi susunan Kabinet Syahrir dimana A. R. Baswedan menjadi Menteri Muda Penerangan.

A. R. Baswedan adalah seorang idealis yang optimis dan penuh harapan.

Pada tanggal 13 Agustus 2013, beliau mendapatkan bintang tanda jasa oleh Pemerintah RI melalui Keppres No 57/TK/2013 yaitu Bintang Mahaputera Adipradana.

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

No comments:

Post a Comment

Featured Post

Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi

Judul : Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi Oleh : Gerald Corey Penerbit : Refika, 2003 Tebal : 434 halaman Psikoanalisis adalah ali...

Related Posts