Wednesday, February 23, 2011

The Definitive Drucker

Tantangan Para Eksekutif Masa Depan
Nasihat Terakhir dari Bapak Manajemen Modern


Penulis : Elizabeth Haas Edersheim

Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer, 2008
Tebal : 334 halaman


Dunia manajemen itu datar hanya jika Anda memiliki sudut pandang secara industrial. Jika Anda hanya menginginkan biaya yang paling rendah, kemampuan akan muncul di setiap di dunia ini untuk mendapatkan biaya yang paling rendah.

Namun biaya bukanlah satu-satunya pertimbangan di dunia industri.

Pada abad ke-21, bisnis berada di dunia Lego. Perusahaan dibangun dari balok-balok Lego, yaitu Lego manusia, Lego produk dan Lego gagasan.

Dell adalah contoh klasik dari pabrikan Lego. Perusahaan itu telah mengatur penawarannya sedemikian rupa sehingga customer dapat memesan komputer sesuai dengan keinginannya masing-masing.

Amazon memberi contoh tentang pendekatan Lego dalam bidang ritel, perusahaan itu berhubungan dengan vendor-vendor lain yang memiliki keahlian dalam mebuat segala berbagai hal dari buku pelajaran hingga mainan.

Bisnis yang kita kenal dulu telah lenyap. Perusahaan tidak lagi menjual produk, mereka menjual pengalaman. Tidak ada lagi kompetitor, yang ada hanya solusi yang lebih baik dan lebih banyak pilihan yang dapat disatukan dengan lebih banyak cara.

-

"The Definitive Drucker" adalah sebuah penghormatan kepada pemikir manajemen legendaris Peter F. Drucker, yang ditulis oleh Elizabeth Haas Edersheim. Buku ini berusaha untuk merangkum dan memperluas wawasan Drucker mengenai manajemen, bisnis, dan kepemimpinan. Edersheim, seorang penulis dan konsultan bisnis yang telah bekerja dengan Drucker, menggabungkan wawancara, tulisan, dan ajaran Drucker dalam sebuah narasi yang kaya dan informatif.

Pendahuluan

Edersheim memulai dengan menggambarkan pengaruh besar Drucker dalam dunia manajemen. Drucker, yang dikenal sebagai "bapak manajemen modern," telah menulis lebih dari tiga lusin buku dan memberikan wawasan yang mendalam mengenai berbagai aspek manajemen dan organisasi. Pendahuluan ini menetapkan panggung bagi pembaca untuk memahami mengapa ajaran Drucker tetap relevan hingga saat ini.

Isi Buku

Buku ini dibagi menjadi beberapa bagian, masing-masing menyoroti aspek-aspek kunci dari filosofi manajemen Drucker.

  1. Prinsip-Prinsip Dasar Drucker: Bagian ini menguraikan prinsip-prinsip dasar yang diajarkan oleh Drucker, termasuk pentingnya tujuan dalam bisnis, manajemen berdasarkan tujuan (MBO), dan peran manajer sebagai pemimpin yang efektif. Edersheim menekankan bagaimana Drucker melihat manajemen sebagai disiplin yang harus dipelajari dan diterapkan dengan hati-hati.

  2. Inovasi dan Kewirausahaan: Drucker selalu menekankan pentingnya inovasi dan kewirausahaan dalam mendorong pertumbuhan bisnis. Bagian ini menjelaskan pandangan Drucker mengenai bagaimana organisasi harus terus-menerus mencari peluang baru dan beradaptasi dengan perubahan pasar.

  3. Tantangan Manajemen Modern: Dalam bagian ini, Edersheim menyoroti tantangan-tantangan yang dihadapi oleh manajer modern, seperti globalisasi, teknologi, dan perubahan demografis. Drucker percaya bahwa manajer harus siap menghadapi tantangan ini dengan fleksibilitas dan visi yang jelas.

  4. Manajemen Sumber Daya Manusia: Drucker selalu menekankan pentingnya sumber daya manusia dalam organisasi. Bagian ini membahas cara-cara untuk memotivasi karyawan, mengembangkan bakat, dan menciptakan budaya kerja yang positif.

  5. Etika dan Tanggung Jawab Sosial: Drucker percaya bahwa bisnis memiliki tanggung jawab sosial yang besar. Edersheim menggali pandangan Drucker mengenai etika bisnis dan bagaimana organisasi harus bertindak dengan integritas dan tanggung jawab terhadap masyarakat.

Kesimpulan

Buku ini diakhiri dengan refleksi tentang warisan Drucker dan relevansinya di masa depan. Edersheim menekankan bahwa meskipun dunia bisnis terus berubah, prinsip-prinsip dasar Drucker tentang manajemen, inovasi, dan etika tetap relevan dan penting.

Kritik dan Apresiasi

Kritik:

  1. Kedalaman Analisis: Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa buku ini tidak menawarkan banyak analisis kritis terhadap pandangan Drucker, melainkan lebih sebagai penghormatan yang mengagumi ajaran-ajarannya.
  2. Keterbatasan Perspektif: Fokus yang kuat pada ajaran Drucker mungkin membuat pembaca yang mencari perspektif manajemen yang lebih beragam merasa kurang terpenuhi.

Apresiasi:

  1. Komprehensif dan Informatif: Buku ini berhasil merangkum ajaran-ajaran penting Drucker dengan cara yang mudah dipahami dan diterapkan.
  2. Inspiratif: Bagi para manajer dan pemimpin bisnis, buku ini menawarkan inspirasi dan panduan praktis untuk menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang efektif.
  3. Penghormatan yang Layak: Edersheim berhasil menulis sebuah penghormatan yang tulus dan layak untuk seorang pemikir besar seperti Drucker, mengingatkan pembaca akan pentingnya warisan intelektualnya.

Kesimpulan

"The Definitive Drucker" adalah buku yang menginspirasi dan mendidik, memberikan wawasan yang mendalam tentang prinsip-prinsip manajemen yang diajarkan oleh Peter F. Drucker. Elizabeth Haas Edersheim berhasil menyajikan ajaran Drucker dengan cara yang relevan dan dapat diterapkan oleh manajer dan pemimpin bisnis di era modern. Buku ini adalah bacaan wajib bagi siapa pun yang ingin memahami dasar-dasar manajemen dan kepemimpinan yang efektif.


#sinopsisbuku #resensibuku

Thursday, February 3, 2011

Makrifat Cinta Ahmad Dhani


Penulis : Agus Wahyudi

Penerbit : Narasi, 2010
Tebal : 92 halaman

Ahmad Dhani merupakan sosok yang kontroversial. Ditengah ketenarannya sebagai seorang musisi, banyak yang menilai bahwa sosoknya angkuh, arogan, mau menang sendiri.

Tak hanya itu, beberapa pemikirannya kerap dianggap sebagian masyarakat membawa ajaran yang sesat. Ini mungkin disebabkan lirik-lirik lagu Ahmad Dhani mengangkat ajaran sufisme.

Ahmad Dhani memang banyak terpengaruhi ajaran-ajaran sufisme sepertiRabi'ah al-Adawiyyah, Husain Manshur al-Hallaj, Abu Hamid al-Ghazali, Abdul Qadir al-Jilani, Ibn 'Arabi, Jalaluddin Rumi dan Syekh Siti Jenar.

Dimana pengaruh sufisme itu mengandung konsep manunggaling kawula-Gusti. Sebuah konsep satu kesatuan antara hamba (makhluk) dengan Tuhannya.


#sinopsisbuku #resensibuku

The Paradox of Choice

Why more is less
(Mengapa lebih itu justru kurang)


Oleh : Barry Schwartz

Penerbit : PT Bhuana Ilmu Populer, 2004
Tebal : 330 halaman


Tentu kita pernah bingung memilih saat akan membeli suatu produk. Bukan dikarenakan produk yang akan dibeli itu tidak ada stock atau tidak ada pilihan. Tapi lebih dikarenakan produk yang ada sangat amat banyak sekali.

Sehingga dikarenakan produk sejenis sangat banyak dan beragam, maka seorang konsumen akan kebingungan untuk menentukan pilihan.

Berbeda jika segala sesuatu itu simple dan sederhana. Sehingga pembeli tidak akan mengalami kebingungan. Memang benar bahwa mengapa lebih itu justru kurang.

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts