Sunday, December 8, 2019

Quiet Impact

Memunculkan Potensi Tersembunyi Pribadi Introvert


Oleh : Sylvia Loehken

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama, 2016
Tebal : 305 halaman


Buku "Quiet Impact" oleh Sylvia Loehken membahas tentang bagaimana orang-orang yang cenderung pendiam atau introvert dapat memanfaatkan kekuatan dan keunikan mereka untuk mencapai kesuksesan dalam karir dan kehidupan mereka.

Loehken menjelaskan bahwa meskipun orang introvert sering kali dianggap sebagai orang yang kurang komunikatif atau kurang bersemangat, mereka memiliki kelebihan dan keahlian yang dapat mereka manfaatkan untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain dengan cara yang berbeda dari orang ekstrovert.

Buku ini memberikan saran dan strategi praktis tentang bagaimana para introvert dapat memperkuat keterampilan mereka dalam berkomunikasi, bernegosiasi, memimpin, dan berkolaborasi dengan orang lain. Loehken juga membahas bagaimana orang introvert dapat mengelola kelelahan sosial, meningkatkan kepercayaan diri, dan menemukan cara untuk memanfaatkan kekuatan mereka untuk memperbaiki dunia di sekitar mereka.

Dalam rangka membantu para pembaca untuk memahami bagaimana kekuatan introvert dapat digunakan untuk mencapai kesuksesan, Loehken juga memberikan banyak contoh dan kisah inspiratif dari orang-orang introvert yang sukses di berbagai bidang, termasuk bisnis, seni, politik, dan lainnya.

Secara keseluruhan, "Quiet Impact" adalah buku yang sangat berguna dan inspiratif bagi para introvert yang ingin memanfaatkan kekuatan mereka untuk mencapai kesuksesan dan meraih kebahagiaan dalam hidup mereka.

Kecenderungan bersifat introvert menjadi topik yang cocok untuk sebuah buku tentang komunikasi. Menjadi sebuah kesuksesan sendiri sebagai pribadi introvert yang berani menerima sifat introvert dan semua kualitas yang istimewa.

Bagi seorang introvert, memiliki teman ibarat investasi, karena hal tersebut membutuhkan energi yang besar. Dan seorang introvert perlu mengisi tenaga kembali dengan menyendiri sebagai periode istirahat.

Salah satu yang menjadi ciri khas introvert adalah lebih suka mendengarkan daripada berbicara, tapi bukan berarti diam, tapi sang introvert suka membicarakan hal yang penting saja. Hal ini dikarenakan sosok introvert memerlukan suasana yang hening dan tenang.

Sehingga tidak mengherankan orang pendiam lebih terampil dalam menulis daripada berbicara. Mereka lebih mampu menuangkan pikiran dan menuangkan kata-kata dalam bentuk tulisan. Dengan tulisan mereka dapat menyesuaikan tempo orang yang diajak komunikasi dengan irama mereka sendiri.

Banyak orang introvert yang bersuara dengan lirih, rendah, lambat, pelan dan tanpa penekanan.

Seorang introvert suka melihat sosok introvert, sehingga kedua sosok berbeda ini akan menjadi pasanugan yang serasi dalam perbedaan. Karena saling melengkapi, ibarat 2 dunia digabungkan menjadi lebih dari sebuah dunia.

Anak introvert memerlukan tempat untuk menyendiri dan memulihkan diri. Sehingga mereka memerlukan  kamar sendiri sehingga tidak memungkinkan untuk berbagi dengan saudaranya.

Bidang pekerjaan introvert tidak hanya terbatas sebagai analis, auditor, peneliti, atau IT. Mereka banyak yang sukses disemua sektor dan bidang.

Terakhir, temukan cara untuk menarik diri dan temukan kekuatan dalam sikap tenang.

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

Sunday, December 1, 2019

Biografi A. R. Baswedan

Merajut Bangsa, Merajut Indonesia


Oleh : Suratmin & Didi Kwartanada

Penerbit : PT Kompas Media Nusantara, 2014
Tebal : 308 halaman


Abdul Rahman Baswedan lahir di Karang Ampel, Surabaya tanggal 9 September 1908. Beliau mempunyai kakek yang bernama Umar bin Abubakar bin Mohammad bin Abdullah dari Yaman Selatan atau Hadramaut. Umar lahir di Hadramaut pada tahun 1842.

Umar kemudian mempersunting wanita kelahiran Surabaya bernama Noor binti Salim Makhfud Baktir, yang melahirkan 10 anak, diantaranya Abdullah, Abubakar, Su’ud, Awad, Maryam, Aisah, Ali, Syeikha, dan Semaya.

Rute perdagangan tetap antara Arab Selatan dan kepulauan Asia Tenggara sudah berjalan sejak abad ke-7, dan gelombang pertama migrasi yang substansial ke Nusantara berlangsung pada sekitar akhir pertengahan abad ke-18, yang kemudian membentuk koloni di Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya dan lainnya.

Awad, ayah dari A. R. Baswedan adalah orang yang tenang, rajin, rapi dan tertib. Beliau mempunyai 7 anak, yaitu Ibrahim, Ahmad, Abdul Rahman Baswedan, Umar, Abdullah, Salim Baswedan dan Mariam

Di karesidenan Surabaya jumlah orang Arab mengalami kenaikan dimana pada tahun 1870 adalah 1.626 jiwa dan pada tahun 1885 menjadi 2.056 jiwa.

Penanaman ajaran dari ayahnya menjadikan A. R. Baswedan mampu berpikir kritis dan memiliki bibit berontak, yang sepadan dengan kemauan keras dan indepedensi diri. Beberapa yang ditanamkan adalah cinta keteraturan, kerapian dan disiplin. Serta cinta akan kebenaran dan keadilan.

Menurut Platon dalam Politeia, bahwa sifat dan bakat filsuf alamiah adalah hasrat yang besar akan kebenaran, insting kepuasan hidup tidak ditemukan pada hal indriawi dan material. Mudah belajar, tangkas dan tanggap, serta memiliki daya ingat yang baik.

Tahun 1925, beliau menikah pada umur 17 tahun dengan Syeikhun yang berumur 12 tahun. Upacara pernikahan mereka berjalan dengan sederhana untuk menghindari yang berlebihan karena mubazir yang dilarang oleh agama Islam.

Dari pernikahan tersebut lahirlah 9 anak yaitu, Anisah, Aliyah, Fuad, Drs Awad Rasid Baswedan, Hamid, Atikah, Nur, Imlati, Lukiyana.

A. R. Baswedan aktif di Majelis Tablig Muhammadiyah, dan terlibat di Jong Islamieten Bond. Dan juga aktif di PAI sebagai perkumpulan beragama, yaitu perkumpulan yang berpegang pada agama sekaligus menjadi asasnya.

Politik pakaian juga diterapkan oleh Baswedan, yaitu dengan memakai blangkon dan busana tradisional Jawa lainnya, ketimbang tarbus.

Pada tanggal 14 Agustus 1946, Presiden Sukarno menunjuk Sutan Syahrir agar membentuk kabinet baru, dan berdasarkan Maklumat Presiden no 3 tahun 1946 yang berisi susunan Kabinet Syahrir dimana A. R. Baswedan menjadi Menteri Muda Penerangan.

A. R. Baswedan adalah seorang idealis yang optimis dan penuh harapan.

Pada tanggal 13 Agustus 2013, beliau mendapatkan bintang tanda jasa oleh Pemerintah RI melalui Keppres No 57/TK/2013 yaitu Bintang Mahaputera Adipradana.

#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku

Featured Post

Stories of Crime and Detection

Related Posts