Wednesday, July 31, 2024

Pribadi Muhammad

Riwayat Hidup sang Nabi dalam Bingkai Sejarah, Politik, Agama dan Psikologi

Oleh : Lesley Hazleton


Salah satu buku biografi Nabi Muhammad SAW adalah karya dari Lesley Hazleton yang berjudul Pribadi Muhammad, yang diterjemahkan dari judul aslinya yaitu The First Muslim : The Story of Muhammad.

Buku Pribadi Muhammad karya Lesley Hazleton adalah salah satu biografi Nabi Muhammad SAW yang menyajikan pandangan unik tentang kehidupan Rasulullah. Lesley Hazleton, seorang penulis dan jurnalis, berhasil menggambarkan Nabi Muhammad sebagai sosok manusia yang penuh dengan kebijaksanaan, namun tetap menghadapi berbagai tantangan emosional dan sosial dalam kehidupannya.

Lesley Hazleton adalah seorang penulis, jurnalis, dan psikolog yang terkenal karena karyanya yang mendalam dalam menjelajahi isu-isu agama dan sejarah, terutama tentang Islam dan Timur Tengah. Lahir di Inggris, Hazleton memiliki latar belakang akademis dalam psikologi, tetapi perjalanan kariernya membawanya menjadi jurnalis dan penulis yang sering meneliti topik-topik kontroversial dengan pendekatan yang mendalam dan penuh empati.

Dalam buku ini, Lesley Hazleton mengupas kehidupan Nabi Muhammad dengan pendekatan yang unik dan mendalam. Hazleton berfokus pada sisi kemanusiaan Nabi Muhammad, menggambarkan sosoknya sebagai seorang pemimpin spiritual, politikus, dan manusia biasa yang menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya.

Buku ini tidak hanya menceritakan fakta-fakta sejarah, tetapi juga menyelami kehidupan sehari-hari Muhammad, mulai dari masa kecilnya sebagai yatim piatu, perjalanan kenabiannya, hingga bagaimana ia membangun komunitas Muslim pertama di Mekkah dan Madinah. 

Yang patut kita teladani adalah bagaimana kisah kebangkitan Nabi Muhammad, dari lelaki tak berdaya menjadi pemimpin penuh kuasa, dari seorang tak dikenal menjadi pribadi yang namanya terus dikenang, dari sosok tak penting menjadi figur yang pengaruhnya sangat kuat bagi umat manusia.

Yang menarik adalah saat Lesley Hazleton saat ditanya mengapa memutuskan untuk menulis tentang Muhammad, padahal dia sendiri diketahui adalah seorang non muslim, yang konon merupakan seorang agnostik.

Jawaban dia cukup sederhana namun mengena, "Bagaimana tidak?”

Dia menambahkan, bahwa kita berbicara tentang salah satu tokoh paling berpengaruh sepanjang masa. Seorang pria yang secara radikal mengubah dunianya, dan masih mengubah dunia kita hingga saat ini.

Bagi Hazleton untuk dapat melihat Nabi Muhammad secara utuh, dia melakukan ratusan penelitian. 

Pada cerita paling awal yaitu saat Nabi Muhammad mendapatkan wahyu pertama, Hazleton meneliti bukan apa yang terjadi dimana pada malam itu, melainkan apa yang tidak terjadi. 

Dimana Nabi Muhammad tidak datang melayang dari gunung, atau seperti berjalan di udara. Beliau juga tidak lari ke bawah sambil berteriak-teriak karena kegembiraan. 

Justru sebaliknya. 

Layaknya manusia normal, naluri pertamanya adalah melompat dari tebing tertinggi, berlari ke rumah untuk mengakhiri semua pengalaman.

Ini adalah satu-satunya tanggapan yang masuk akal, dan merupakan tanggapan yang bersifat manusiawi. Dan inilah yang membuat kita melihat Nabi Muhammad sebagai seorang manusia, seorang manusia yang kompleks.

Perjalanan hidup luar biasa dalam hidup Nabi Muhammad, dari anak yatim piatu yang terlantar hingga menjadi pemimpin yang terkenal. 

Dari orang luar yang terpinggirkan menjadi orang dalam yang paling dalam. Dari ketidakberdayaan menjadi kekuasaan. 

Mumpung hari ini adalah Maulid Nabi, menjadikan hari ini merupakan momen yang tepat untuk melihat Nabi Muhammad secara utuh, untuk kemudian meneladani beliau.

Wednesday, July 24, 2024

The Latte Factor

Oleh : David Bach & John David Mann

Jumlah uang kecil yang kita habiskan secara teratur bisa menelan biaya jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Meskipun konsep ini sederhana, Faktor Latte telah menimbulkan kontroversi. 

Buku "The Latte Factor" yang ditulis oleh David Bach dan John David Mann adalah buku tentang bagaimana mengelola keuangan secara cerdas dan efektif dalam kehidupan sehari-hari. Buku ini bercerita tentang seorang wanita bernama Zoey Daniels yang merasa hidupnya tidak seimbang karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya dan merasa tidak punya uang untuk mengejar impian dan kebahagiaannya.

Dalam buku ini, Zoey bertemu dengan seorang penasihat keuangan bernama Henry yang membantunya menyadari bahwa kebiasaan kecil yang sering diabaikan seperti membeli kopi atau makan siang di luar bisa berdampak besar pada keuangan jangka panjang. Konsep "The Latte Factor" sendiri adalah bahwa pengeluaran kecil yang sering dilakukan sehari-hari, seperti membeli kopi di kedai kopi, bisa menjadi pengeluaran besar yang memakan sebagian besar dari anggaran bulanan kita jika tidak dikelola dengan bijak.

Buku ini mengajarkan konsep dasar keuangan pribadi dan memberikan tips praktis tentang cara mengatur anggaran, mengurangi hutang, menabung, dan investasi dengan cerdas. Dalam buku ini juga diuraikan bagaimana mengambil langkah-langkah kecil dan konsisten dalam mengelola keuangan kita setiap hari dapat membawa perubahan besar dalam hidup kita.

"The Latte Factor" sangat cocok untuk dibaca bagi mereka yang ingin belajar tentang keuangan pribadi dan mencari inspirasi untuk mengelola uang mereka dengan lebih bijak. Buku ini ditulis dengan bahasa yang mudah dipahami dan dilengkapi dengan contoh nyata dan ilustrasi untuk memudahkan pembaca memahami konsep yang dijelaskan.

Faktor Latte bukan hanya tentang latte. Ini tentang pengeluaran kecil lain yang kita keluarkan. Kedua, berdebat tentang tingkat pengembalian investasi hanya mengubah angka, tetapi tidak mengubah pelajaran penting yang bisa kita ambil.

Konsep sederhana ini bisa mengajarkan segala hal yang perlu kita ketahui untuk mencapai kebebasan finansial. 

Jumlah uang kecil yang diinvestasikan secara konsisten akan tumbuh menjadi jumlah yang besar. Kita tidak perlu berasumsi $5 sehari dengan pengembalian 11%. Mari kita asumsikan $3,50 sehari dengan pengembalian 6%. Seperti yang ditunjukkan oleh Vanguard dalam sebuah artikel, hasilnya dalam 30 tahun adalah $106,000. Kalkulator ini akan menunjukkan hasilnya berdasarkan asumsi jumlah dan pengembalian yang Anda masukkan sendiri.

Fokus hanya pada secangkir kopi adalah pemahaman yang salah. Faktor Latte berlaku untuk segala hal, mulai dari biaya kabel hingga kepemilikan mobil. Banyak keluarga bisa menghemat ratusan dolar setiap bulan dengan meninjau tagihan bulanan mereka. 

Beberapa orang mengabaikan Faktor Latte karena mereka ingin "menikmati" hidup. Saya sering mendengar bahwa "hidup itu singkat" dan kita harus "hidup untuk hari ini." Cliché ini memang memiliki kebenarannya. Namun jarang saya mendengar orang berkata, "Hidup itu singkat, saya akan membaca buku bagus" atau "Hidup itu singkat, saya akan menghabiskan waktu bersama keluarga." Untuk beberapa alasan, cliché ini selalu digunakan untuk membenarkan pengeluaran uang. Poinnya adalah kita menghabiskan uang untuk hal-hal yang tidak membuat kita bahagia. Jika kita menjalankan eksperimen dan tidak minum "latte" kita selama 21 hari, saya pikir kita akan menemukan bahwa kita tidak merindukannya sama sekali. Ini berlaku baik untuk secangkir kopi, 500 saluran kabel, atau mobil ketiga.

Akhirnya, Faktor Latte menunjukkan kekuatan dari jumlah uang kecil. Setiap dolar yang kita dapatkan mewakili peluang. Tentu saja, kita menghabiskan uang untuk kebutuhan dan keinginan. Tetapi setiap dolar yang bisa kita tabung dan investasikan akan tumbuh jika diberikan cukup waktu. Ini memungkinkan kita membangun kekayaan dengan hampir semua tingkat pendapatan.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dari Faktor Latte, kita dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijak dan membangun masa depan finansial yang lebih kuat.

Wednesday, July 17, 2024

Bukan Pasar Malam

"Bukan Pasar Malam" adalah sebuah novel pendek karya Pramoedya Ananta Toer yang menghadirkan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, dan kekecewaan yang dialami seorang anak terhadap kondisi keluarganya. 

Novel ini bersifat semi-otobiografis dan menggambarkan pengalaman pribadi penulis dalam menghadapi situasi kematian, kehilangan, dan kompleksitas kehidupan di Indonesia pasca-perang. Judul novel ini sendiri mengisyaratkan bahwa kehidupan bukanlah sebuah hiburan sementara yang meriah seperti pasar malam, tetapi penuh dengan perjuangan dan kesulitan.

Novel ini merupakan salah satu karya awal Pramoedya yang menyoroti pengalaman pribadi dan sosial dalam konteks kehidupan masyarakat Indonesia pada masa itu.

"Bukan Pasar Malam" adalah sebuah karya sastra yang dalam dan penuh makna, yang menggambarkan sisi-sisi kehidupan yang sering kali suram dan mengecewakan. Pramoedya Ananta Toer, dengan gaya penulisannya yang kuat dan penuh empati, berhasil menyampaikan pesan-pesan tentang kehidupan, kematian, dan pentingnya menerima kenyataan yang ada. 

Novel ini merupakan cerminan dari perjuangan batin manusia dalam menghadapi kerasnya hidup, dan tetap relevan bagi pembaca hingga saat ini.

Novel ini mengikuti perjalanan tokoh utama, yang tanpa nama, yang merupakan representasi dari penulis sendiri. Ia kembali ke kampung halamannya setelah menerima kabar bahwa ayahnya sakit keras. Kepulangan ini menjadi titik awal refleksi tokoh utama terhadap berbagai aspek kehidupan, seperti hubungan keluarga, kemiskinan, dan dampak revolusi terhadap masyarakat.

Dalam perjalanan pulangnya, tokoh utama dihadapkan pada berbagai kenangan tentang ayahnya dan keluarganya, serta perubahan yang terjadi selama ia pergi. Ayahnya, seorang tokoh yang dulu kuat dan idealis, kini terbaring sakit dan tak berdaya, mencerminkan kemunduran dan ketidakberdayaan hidup.

Novel ini berfokus pada konflik batin yang dialami oleh tokoh utama saat ia melihat ayahnya dalam kondisi sekarat. Di satu sisi, ia dihantui oleh rasa bersalah karena tidak bisa berbuat banyak untuk keluarganya. Di sisi lain, ia juga merenungkan makna kehidupan dan kematian, serta apa yang telah ia perjuangkan selama ini. Perjalanan ini memaksa sang tokoh utama untuk menghadapi realitas bahwa hidup tidak selalu sesuai dengan harapan, dan pengorbanan sering kali tidak mendapat imbalan yang setimpal.

Ketika akhirnya ayahnya meninggal, tokoh utama merasakan kehampaan yang mendalam. Namun, melalui pengalaman tersebut, ia belajar tentang ketidakpastian hidup dan keharusan untuk menerima kenyataan yang pahit. Perjuangan revolusi yang telah ia lalui bersama teman-temannya juga tidak memberikan hasil yang diinginkan, meninggalkan luka yang sulit diobati.

Pramoedya Ananta Toer dikenal dengan gaya penulisan yang sederhana namun penuh makna. Dalam Bukan Pasar Malam, Pramoedya menggunakan narasi orang pertama yang introspektif dan penuh perenungan, memungkinkan pembaca untuk masuk ke dalam pikiran dan perasaan tokoh utama. Deskripsi yang realistis dan penggunaan bahasa yang lugas menciptakan suasana yang sangat dekat dengan kehidupan nyata.

Selain itu, novel ini mencerminkan gaya realisme sosial yang menjadi ciri khas karya-karya Pramoedya. Melalui kehidupan tokoh-tokohnya, Pramoedya menghadirkan potret kehidupan masyarakat Indonesia pada masa-masa awal kemerdekaan, di mana kemiskinan, ketidakadilan, dan ketidakpastian masih menjadi tantangan utama.

Melalui Bukan Pasar Malam, Pramoedya menyampaikan pesan tentang pentingnya menerima kenyataan hidup yang tidak selalu adil dan penuh perjuangan. Hidup, seperti yang digambarkan dalam judulnya, bukanlah seperti pasar malam yang penuh keriangan dan sementara. Hidup lebih kompleks, penuh dengan kehilangan, pengorbanan, dan kesedihan. Namun, meskipun demikian, kehidupan harus dijalani dan dihadapi, apa pun yang terjadi.

Bukan Pasar Malam adalah karya yang menggambarkan refleksi mendalam tentang kehidupan, kematian, dan ketidakpastian hidup. Novel ini tidak hanya memberikan wawasan tentang hubungan keluarga dan pengorbanan, tetapi juga merupakan kritik sosial terhadap kondisi masyarakat Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Dengan gaya penulisan yang penuh perenungan dan realisme yang tajam, Pramoedya Ananta Toer berhasil menyampaikan pesan universal tentang bagaimana manusia menghadapi tantangan hidup yang tidak terduga.

Wednesday, July 10, 2024

Convenience Store Woman

"Convenience Store Woman" adalah sebuah novel karya penulis Jepang Sayaka Murata yang mengisahkan kehidupan seorang perempuan yang bekerja di sebuah toko serba ada (konbini) di Tokyo. Novel ini mengeksplorasi tema-tema seperti konformitas sosial, pencarian identitas, dan bagaimana seseorang menemukan tempatnya dalam masyarakat yang memiliki harapan tertentu terhadap individu.

"Convenience Store Woman" adalah sebuah karya yang sederhana namun penuh makna, yang mengajak pembaca untuk merenungkan tentang bagaimana mereka menilai diri sendiri dan orang lain. Melalui karakter Keiko Furukura, Sayaka Murata memberikan pandangan yang segar tentang arti kebahagiaan dan identitas dalam dunia yang penuh tekanan sosial. 

Novel ini adalah bacaan yang menginspirasi dan membuka mata, terutama bagi mereka yang merasa berbeda atau terasing dalam masyarakat.

Wednesday, July 3, 2024

Orang-orang Proyek

"Orang-orang Proyek" adalah sebuah novel karya Ahmad Tohari yang menggambarkan kehidupan para pekerja dalam dunia proyek pembangunan di Indonesia, khususnya pada era Orde Baru. Novel ini tidak hanya menyoroti sisi teknis pekerjaan proyek, tetapi juga mengupas tuntas praktik-praktik korupsi, manipulasi, dan dilema moral yang dihadapi oleh para tokohnya. 

Ahmad Tohari, yang dikenal dengan karyanya yang kuat dalam menyuarakan keprihatinan sosial, sekali lagi menghadirkan sebuah narasi yang mengkritisi realitas sosial dan politik di Indonesia.

"Orang-orang Proyek" adalah sebuah karya sastra yang kuat dan relevan, yang menghadirkan potret nyata dari tantangan moral yang dihadapi oleh mereka yang bekerja di dunia proyek di Indonesia. Ahmad Tohari dengan cemerlang menggambarkan bagaimana individu yang jujur dan idealis harus berjuang di tengah tekanan sistem yang korup. 

Novel ini tidak hanya menyajikan kritik terhadap praktik-praktik korupsi, tetapi juga menjadi refleksi mendalam tentang nilai-nilai integritas, moralitas, dan kemanusiaan.

Featured Post

Jelajah Jawadwipa

  Oleh : National Geograhic Penerbit : Kompas Gramedia, Desember 2013 Tebal : 13 halaman Candi Kalasan dan Candi Ratu Baka. Jejak Sejarah Ag...

Related Posts