Oleh : Rhenald Kasali, Ph.D
Penerbit : Mizan, 2014
Tebal : 270 halaman
Referensi yang kita dapat secara akedemisi yaitu sewaktu sekolah dan kuliah perlu kita hubungkan antara satu referensi dengan referensi yang lain (connecting the dots). Namun tidak serta merta di dunia kerja dan dunia nyata hanya membutuhkan referensi akademisi semata, ada hal lain yang perlu kita perhatikan.
Tiga hal yang perlu kita punya dalam diri kita secara seimbang, yaitu :
- Kompetensi (what you can do)
- Kecekatan (how agile you are)
- Perilaku (your attitude, your gesture)
Selain 3 hal diatas, ada 2 hal yang juga perlu kita imbangkan pula, yaitu :
- Logic (rasionalitas, analisi dan target)
- Hati (empati, kepedulian dan hubungan sosial)
Bagi kita yang mempunyai anak, hendaklah patut kita ingat dalam pengasuhan anak janganlah berlebihan dalam men-servis dan memanjakan anak sehingga timbul rasa ketergantungan. Maklum semakin kesini, generasi baru Indonesia adalah generasi servis. Karena anak tidak akan menjadi pribadi yang merdeka, sehingga akan menjadi anak pengeluh yang selalu kembali ke sangkar induknya.
Anak-anak yang sedari kecil mendapatkan kemudahan maka akan cenderung memiliki fixed mindset. Fixed mindset adalah cara berpikir yang terbentuk dari segala kemudahan yang dia dapatkan. Sehingga mereka akan merasa takut jika melakukan kesalahan akibatnya mereka tidak mau mencoba hal-hal baru.
Ibaratnya burung dalam sangkar yang tidak mempunyai kemampuan berkelana maka tidak akan bisa terbang tinggi sehingga mereka akan kehilangan jiwa yang seutuhnya.
Untuk itu kita jangan sampai menjadi ayam yang mengutamakan hidup enak karena senatiasa diberi makan oleh empunya, namun pada akhirnya akan disembelih menjadi ayam goreng. Kita hendaknya meneladani seekor elang yang terbang tinggi dalam mencari mangsa. Elang ini bekerja keras dengan terbang merantau melatih kaki yang kuat dan mata yang tajam.
Dalam mengasuh anak, orang tua umumnya dapat dibagi menjadi 2 hal, yaitu yang pertama mengekang habis anaknya dengan dogma, agama dan sekolah sehingga melahirkan anak yang konservatif, sehingga anak akan kesulitan dalam hal membedakan mana yang fakta dan mana yang fiksi. Disisi lain ada orang tua yang mengasuh anak terlalu bebas dalam materi dan servis, sehingga akan membuat sang anak terlalu liberal atau bebas.
Persoalan manusia dalam menghadapi perubahan bukanlah dalam hal mengadopsi hal-hal baru, namun sulitnya mereka meninggalkan kebiasaan lama.
Only 2 percent of people think, 3 percent of people think they think and 95 percent of the people would rather die than think (George Bernard Shaw).
Dalam tumbuh dan kembang kita sebagai pemilik tubuh sebagai kendaraan pribadi perlu melatih fisik dan mental. Fisik atau kesehatan perlu dijaga agar bugar dan senantiasa sehat. Begitu pula mental yang perlu dilatih agar tangkas.
Dalam buku ini juga disebutkan nama Ahmad Dahlan yang sewaktu umur 15 tahun pergi haji dan tinggal di Makkah selama 5 tahun. Dan umur 35 tahun kembali pergi ke Makkah untuk mendalami ilmu dan gagasannya. Ahmad Dahlan merupakan seorang pelopor social entrepeneur dengan Muhamadiyah sebagai social entreprise.
Memorizing is not a good thinking. Menghafal bukanlah cara berpikir baik. Sehingga sebaiknya murid dan siswa belajar seperti seorang saintis dengan cara berpikir bukan dengan menghafal.
Sebagai manusia sebaiknya kita bersikap assertiveness yaitu menjadi manusia yang lugas yang artinya tegas namun tanpa menyakiti orang lain. Assertiveness bukan sekedar bahasa, melainkan juga perasaan dan kedewasaan, kepercayaan diri dan gesture.
Survey yang dilakukan oleh majalah The Economist, disebutkan bahwa 90% CEO yang sukses mempunyai faktor utama yaitu agility. Agility merupakan kelicahan kita sehingga kita terhindar dari belenggu-belenggu yang mengikat kaki dan tangan kita.
Dalam film The Last Samurai, menggambarkan bahwasanya manusia disiplin mampu mengalahkan pasukan yang diperlengkapi dengan persenjataan modern. Karena disiplin bukanlah sekedar rutinitas atau hal yang rutin atau sekedar ritual, namun lebih sebagai sebuah komitmen. Untuk itu perlu dicamkan The Power of Now.
Dalam management diri dan management waktu, kita perlu menerapkan 3D, yaitu
- Do it
- Delegate it
- Dump it
WIN atau What's Important Now merupakan prinsip yang perlu dimiliki oleh great leader, yaitu bagaimana kita mempunyai mental siap menang dan siap kalah dan sebuah kompetisi, karena pada dasarnya dalam perlombaan bukan mengenai soal menang dan kalah, tapi lebih kepada kehormatan diri dengan jujur dan dengan mengakui kemenangan orang lain.
Terdapat fase yang dinamakan dengan The Cage Lifed, yaitu dimana manusia merasa terkurung. Biasanya pada umur 30 hingga 40 tahun, individu akan bertanya, apakah memang hidupku sudah bahagia dengan apa yang sekarang aku lakukan. Sehingga manusia membutuhkan The Charged Life atau pemantik lentera jiwa
Kita mengetahui bahwa pisau Swiss Army mempunyai banyak kegunaan namun pisau Swiss Army tidak akan berguna jika semua tool dibuka bersamaan. Cukup simple aja, kita tidak perlu complicated.
Karena sebagian orang masih mengganggap bahwa simple atau sederhana adalah bodoh dan mudah. Sebagai suatu yang datar dan kurang tajam. Karena terkesan tidak menantang. Orang masih beranggapan bahwa dengan memamerkan kesulitan dan kekomplesitas sebagai sebuah kehebatan dan genius.
Manusia yang paling jenius di dunia, Albert Eistein mengatakan bahwa menyederhanakan sebuah ilmu membutuhkan kerja keras. Segala sesuatu yang disederhanakan bukan berarti mudah.
#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku
No comments:
Post a Comment