Topographia Sacra
Oleh : Zainollah Ahmad, S.Pd
Penerbit : Araska
Tebal : 284 halaman
Meski aku lahir dari Jember, tapi aku baru sadar bahwasanya pengetahuanku mengenai sejarah kota kampung halamanku sangatlah minim. Setelah melihat di satu satu pojok rak toko buku, mataku langsung terpana oleh buku ini, Menelusuri Jejak Sejarah Jember Kuno.
Saat aku baca ternyata banyak sejarah kota Jember yang masih perlu digali. Diawali dengan adanya buku ini semoga kedepannya akan ada penelurusan sejarah kota Jember yang lebih dalam lagi sehingga tidak akan lekang oleh jaman.
10.000 SM
Terjadi penyebaran kelompok suku bangsa Melayu Astronesia dimana koloninya melewati sepanjang sungai Kalibaru dan bermigrasi di sepanjang pantai selatan Jawa termasuk di pesisir pantai Puger.
2500 - 1500 SM
Masa Megalitik Tua di Jember dengan diketemukan batu kenong di daerah Kamal, Klanceng Kecamatan Arjasa dan di desa Plalangan Kecamatan Kalisat.
1000 SM
Masa Megalitik Muda di Jember dengan diketemukan pembuatan batu besar seperti menhir, dolmen, undak batu dan limas, salah satu area ditemukannya adalah di dusun Kreongan Desa Jember Lor. Total ada 20 situs prasejarah yang dapat dilihat di halaman 63.
400 - 600 M
Ditemukan patung Budha Amarawati yang bergaya India Selatan di Blater kecamatan Tempurejo.
650 - 750 M
Ditemukan prasasti Batu Gong di dusun Kaliputih Rambipuji dengan torehan 5 huruf Pallawa yang berbunyi Parvateswara (Dewa Gunung).
1088 M
Ditemukan prasasti Congapan di Karang Bayat, Sumberbaru yaitu di kawasan lereng Gunung Argopuro dengan terdapat tulisan Sarwa Hana (serba bisa).
1124
Terdapat pemisahan secara khusus antara Lamajang dan Tigang Juru (Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi) berdasarkan prasasti Ranu Kumbolo pada era Kerajaan Kadiri di masa Nararya Kirana.
1294
Wilayah Tigang Juru yaitu Jember, Bondowoso, Situbondo dan Banyuwangi termasuk ditetapkan wilayah otonomi bersama Lumajang yang dipimpin oleh arya Wiraraja berdasarkan prasari Gunung Buutak tepatnya pada tanggal 11 September 1294.
1825 - 1830
Akibat perang dan konflik di daerah kekuasaan Mataram, puncaknya pada Perang Jawa (Java's Oorlog) atau Perang Diponegoro terjadi eksodus dari daerah Mataraman (Tulungagung, Ponorogo, Trenggalek, Blitar, Kediri dan sebahian Jawa Tengah) pindah ke Jember bagian selatan.
1845
Penduduk Jember berjumlah 9.237 orang.
1859
George Birnie pada tanggal 21 Oktober 1859 merintis usaha perkebunan tembakau yang kemudian merambah ke tanaman kopi, kakao dan karet berdasarkan brosur NV.LMOD 1909) dengan nama perkebunan swasta yaitu Besoeki Tabac Maatschappij dan Djelboek Tabac Maatschappij.
1860
Dibuka lahan perkebunan yang membutuhkan sumber tenaga kerja murah sehingga didatangkan dari pulau Madura yang gersang namun penduduknya mempunyai etos kerja yang tinggi yang kemudian mendiami Jember bagian utara.
1867
Terjadi lonjakan jumlah penduduk Jember yaitu menjadi 75.780 orang.
1880
Jumlah penduduk Jember meningkat lagi menjadi 129.798 orang.
1929
Lahir Staatblad nomor 322 yang dikeluarkan tanggal 1 Januari 1929 lalu kemudian dijadikan sebagai hari lahir kota Jember.
1945 - 1949
Perlawanan rakyat
#sinopsisbuku
#resensibuku
#potretbuku
Belajar adalah sarana memperbarui diri, tanpa belajar kita akan terperangkap pada masa lalu
Saturday, January 9, 2016
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Featured Post
Related Posts
-
Oleh : Uken Junaedi, SE. Ak Penerbit : Dimensi Publisher, 2005 Tebal : 164 halaman Sering kita mengeluh tidak sejahtera, sering kit...
-
So Good They Can't Ignore You Oleh : Cal Newport Penerbit : PT Mizan Publika, 2016 Tebal : 261 halaman Teori umum yang berkem...
-
Oleh : Harun Iskandar Penerbit : ST Book, 2010 Tebal : 102 halaman Buku "Tumbuhkan Minat Kembangkan Bakat" adalah panduan ...
-
Penulis : Masyamul Huda Penerbit : PT Serambi Ilmu Semesta, 2006 Tebal : 311 halaman Biasanya aku beli buku, aku pilih yang kondisin...
-
Misteri Angka-Angka Dalam Berbagai Peradaban Kuno dan Tradisi Agama Islam, Yahudi dan Kristen Oleh : Annemarie Schimel Penerbit : Pu...
No comments:
Post a Comment